Pesan Gubernur Anies Setelah Melayat Korban Bentrok
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO / HELENA F NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan kepada para orangtua agar memastikan anak-anak mereka di rumah saat jelang sahur dan malam hari. Ini untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan terjadi pada anak tanpa diketahui oleh orang tuanya. Pesan ini disampaikan Anies seusai melayat Adam Nooryan (19) korban bentrokan fisik saat demo hasil pemilu.
"Yang penting sekarang, bagi orang tua semuanya, mari kita pastikan anak-anak kita berada di rumah pada saat jelang sahur. Dan yang normalnya memang kalau malam di rumah, jangan di luar," ujar Anies di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019).
Anies mengucapkan hal itu seusai melayat Adam Nooryan (19), korban bentrokan fisik di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Adam merupakan salah satu dari enam korban meninggal setelah bentrok antara kepolisian dan pengunjuk rasa pada Rabu subuh.
Dalam lawatannya itu, Anies juga menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi atas isu-isu yang tidak jelas kebenarannya. "Mari jaga diri, jangan sampai ikuti pancingan-pancingan bila ada yang cenderung membangun konflik," katanya.
Tanpa pamit
Ibu dari Adam, Yuliana (40), mengatakan, dirinya tak pernah mengetahui anaknya ikut dalam aksi demonstrasi di kawasan Tanah Abang. Dia hanya mengungkapkan bahwa Adam pergi dari rumah setelah mendapat telepon dari seorang temannya.
"Enggak pamit, soalnya dia bangun tidur sekitar jam 01.00 pagi, dapat telepon, lalu langsung keluar sama temannya," kata Yuliana.
Komunikasi melalui pesan teks terakhir antara Yuliana dan Adam pada pukul 04.00 WIB. Saat itu, Yuliana bertanya keberadaan Adam karena sudah menjelang sahur. Anak sulungnya itu pun masih sempat menjawab kalau dia masih ada di luar rumah.
Namun, nahas, pada pukul 05.00 WIB, Yuliana mendapat telepon dari teman Adam yang menyebutkan anaknya itu terkena luka tembak dan telah dirawat di Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat. Yuliana pun bergegas ke rumah sakit bersama suaminya, Nurwasito (42).
Sesampai di RS Tarakan, Yuliana sudah mendapati Adam dalam kondisi meninggal dunia. "Ada luka di dekat ketiaknya, itu di bagian kanan. Sudah mendapat pertolongan pertama dulu di rumah sakit, tetapi tak tertolong," ujar Yuliana.
Sementara itu, Nurwasito menambahkan, menurut keterangan dokter, luka yang dialami anaknya adalah akibat tembakan peluru. Peluru itu menembus dari bagian bawah ketiak kanan ke bagian punggung.
"Kalau dokternya bilang, itu peluru, tembus ke sini (menunjuk ke arah dada). Peluru tajam ditembak dari jarak dekat," tutur Nurwasito.
Namun demikian, kini, Nurwasito bersama keluarga telah mengikhlaskan kepergian anaknya. Dia berharap, kerusuhan yang terjadi tak meluas dan cepat meredam agar tidak memakan korban jiwa lagi.
"Mudah-mudahan semua cepat selesai. Tak ada rusuh-rusuh gini lagi. Semua bisa damai dan saling menyatu. Tak ada pecah-pecah lagi karena cukuplah korbannya anak saya, jangan sampai meluas lagi," kata Nurwasito.