Pengembangan gim dan industri digital di Tanah Air membutuhkan kolaborasi pemerintah, swasta, dan kalangan perguruan tinggi.
BANDUNG, KOMPAS Kolaborasi ide antara pemerintah, swasta, dan kampus bisa menjadi energi besar bagi perkembangan gim nasional. Dengan potensi yang dimiliki, industri gim bisa menjadi salah satu wajah baru perkembangan digital pada masa depan.
”Kolaborasi menjadi prioritas. Bersama Asosiasi Gim Indonesia, kolaborasi terus dilakukan guna mencari solusi dan mengenalkan gim anak negeri ke mancanegara. Kami sudah terlibat dalam event gim lokal dan internasional,” kata Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif Hari Santosa Sungkari, Rabu (15/5/2019).
Salah satu ajang yang digulirkan adalah ”Bekraf Game Prime” yang dimulai tahun 2017. Acara ini bertujuan memamerkan produk gim lokal kepada masyarakat dalam negeri. Tahun ini, Bekraf Game Prime yang bertajuk ”Game is the Future of Sport, Entertainment and Business” bakal digelar di Jakarta pada 12-15 Juli.
Untuk skala global, program Archipelageek jadi sasarannya. Lewat program ini, 10 pengembang gim Indonesia unjuk gigi dan berkolaborasi dalam Game Connection America 2019 di San Francisco, 18–22 Maret lalu. ”Selain menjual produk, pengembang diharapkan bisa membangun jaringan lebih luas dengan publisher (penerbit) global, mendapat investor,” kata Hari.
Hal serupa juga dikatakan CEO Agate Arief Widhiyasa. Dia mengatakan, pertemuan dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan pengembang gim lokal untuk menumbuhkan ekosistem industri. Tanpa kerja sama antarpihak, perusahaan gim sulit berkembang.
Saat ini, Agate bersama Universitas Maranatha menggelar program magang di perusahaan 3-6 bulan. Ketua Program Studi strata satu Teknik Informatika Universitas Kristen Maranatha Bandung Robby Tan mengatakan, program ini memberikan pengalaman dan meningkatkan wawasan mahasiswa sebelum terjun ke industri digital, khususnya gim.
Kepala Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Setiawan Hadi mengatakan, kolaborasi perguruan tinggi bisa menjadi kunci pengembangan industri gim. Hal itu, contohnya kerja sama Unpad dengan Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, berupa kuliah umum dari Prof Scot Osterweil, serta penyelenggaraan seminar informatika dan workshop.
Perda ekonomi kreatif
Pemerintah Provinsi Jabar juga mengapresiasi kinerja pengembang lokal dan kampus yang peduli gim. Untuk menjaga semangat itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil berencana merancang peraturan daerah ekonomi kreatif bersama DPRD Jabar. ”Ini dukungan pemerintah terhadap ekonomi kreatif khususnya gim yang pasarnya besar dan menjadi wajah kita pada masa depan,” kata Kamil.