JAKARTA, KOMPAS
Produksi batubara yang meningkat pada 2018 berdampak positif terhadap bisnis pengangkutan batubara. Sebab, produksi yang meningkat mendorong permintaan angkutan batubara terus tumbuh.
"Pertumbuhan volume produksi batubara nasional yang meningkat 15 persen atau sebesar 528 juta ton telah membuat pendapatan kami meningkat sekitar 16 persen," kata Direktur Utama PT Trans Power Marine Tbk Ronny Kurniawan seusai rapat umum pemegang saham di Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Pendapatan usaha tumbuh 16 persen menjadi 43,9 juta dollar AS dengan laba yang tumbuh 63 persen menjadi 7,7 juta dollar AS.
"Perusahaan juga mendapat kepercayaan dari bank dengan diperolehnya pinjaman baru untuk modal kerja," kata Ronny.
Peningkatan usaha juga didapat dari efisiensi penggunaan solar demi efektivitas dan efisiensi biaya dan menerapkan penggunaan alat pengendali pemakaian bahan bakar. Perusahaan juga melakukan survei lapangan untuk memastikan terkendalinya pemakaian bahan bakar solar oleh setiap kapal.
"Dari segi operasional, sebagai bagian dari upaya efisiensi biaya dan optimalisasi armada, Perusahaan terus meningkatkan pengelolaan internal untuk memastikan penjadwalan penggunaan kapal yang tepat. Dalam hal ini
untuk mengetahui posisi kapal secara akurat, TPM menggunakan sistem vessel tracking system dan satelit," jelas dia.
Direktur Keuangan yang juga Sekretaris Perusahaan TPM Rudy Sutiono mengatakan, realisasi belanja modal TPM pada 2018 sebesar 4,1 juta dollar AS. Modal ini digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan armada kapal.
Adapun pada 2019, modal kerja direncanakan Rp 150 miliar. "Kami berencana membeli kapal sebanyak enam set kapal tunda dan tongkang. Pembelian kapal ini akan meningkatkan kapasitas perusahaan sebesar 20 persen," kata Rudy.
Dia mengatakan, selama ini perusahaan cenderung untuk membeli kapal bekas, karena siap pakai. Perusahaan tidak membangun kapal sendiri karena membutuhkan waktu yang lama. (ARN)