Cegah Pergerakan Massa, Kendaraan yang Lewat Pantura Diperiksa
Upaya pengerahan massa menjelang pengumuman hasil rekapitulasi pemilu pada 22 Mei mendatang terus diantisipasi. Hal itu dilakukan dengan adanya operasi cipta kondisi terhadap semua kendaraan yang melintas di jalur pantura Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Upaya pengerahan massa menjelang pengumuman hasil rekapitulasi pemilu pada 22 Mei mendatang terus diantisipasi. Hal itu dilakukan dengan adanya operasi cipta kondisi terhadap semua kendaraan yang melintas di jalur pantai utara atau pantura Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Seruan pengerahan massa atau people power untuk memboikot hasil rekapitulasi pemilu yang akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Mei mendatang itu sampai kepada masyarakat Kabupaten Tegal.
Untuk mengantisipasi pergerakan massa dari Kabupaten Tegal atau yang melintas di Kabupaten Tegal, Kepolisian Resor Tegal, TNI, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Tegal, Minggu (19/5/2019) malam, mengadakan operasi cipta kondisi.
Operasi tersebut dilakukan terhadap semua kendaraan yang melintas di jalur pantura yang mengarah ke Jakarta, tepatnya di Rest Area Maribaya, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal.
Nanti operasinya akan kami gelar hingga 22 Mei. Tidak hanya di satu lokasi, tetapi juga di sejumlah lokasi, terutama di jalur-jalur yang mengarah ke Jakarta. (Ajun Komisaris Aris Heriyanto, Kepala Bagian Operasional Polres Tegal)
Berdasarkan pemantauan Kompas, sejak pukul 22.00, ratusan kendaraan dari berbagai jenis diberhentikan oleh petugas dan dilakukan pemeriksaan terhadap pengemudi serta penumpang dan barang bawaan mereka.
Kabin-kabin dan bagasi kendaraan diperiksa satu per satu untuk memastikan barang yang dibawa bukan barang-barang yang dilarang undang-undang.
Kepala Bagian Operasional Polres Tegal Ajun Komisaris Aris Heriyanto mengatakan, operasi cipta kondisi dilakukan dengan cara memberhentikan kendaraan-kendaraan yang melintas untuk diperiksa kendaraannya, pengemudi, penumpang, dan barang-barang yang dibawa. Operasi ini, menurut Aris, akan dilakukan setiap hari sampai 22 Mei mendatang.
”Nanti operasinya akan kami gelar hingga 22 Mei. Tidak hanya di satu lokasi, tetapi juga di sejumlah lokasi, terutama di jalur-jalur yang mengarah ke Jakarta,” ujar Aris, Senin (20/5/2019) dini hari.
Berdasarkan hasil operasi Minggu malam sampai Senin dini hari, Polres Tegal tidak menjumpai adanya rombongan masyarakat yang terindikasi akan melakukan aksi people power di Jakarta.
Jika selama operasi cipta kondisi ini ditemukan adanya pergerakan massa, Polres Tegal akan berusaha mencegah massa untuk berangkat.
”Kami mengimbau masyarakat Kabupaten Tegal untuk tetap beraktivitas di wilayah masing-masing pada saat pengumuman hasil rekapitulasi pemilu nanti. Mari kita terima apa pun hasil rekapitulasinya nanti,” ujar Aris.
Penolakan
Penolakan terhadap seruan people power juga dilakukan oleh sejumlah tokoh masyarakat dan pemuka agama di Kabupaten Tegal. Mereka berharap masayarakat bisa saling menjaga ketertiban dan keamanan negara.
Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Adiwerna Sami’un menolak gerakan people power karena hal tersebut bertentangan dengan kepribadian bangsa dan berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Kami mengimbau masyarakat Kabupaten Tegal untuk tetap beraktivitas di wilayah masing-masing pada saat pengumuman hasil rekapitulasi pemilu nanti. Mari kita terima apa pun hasil rekapitulasinya nanti. (Ajun Komisaris Aris Heriyanto, Kepala Bagian Operasional Polres Tegal)
”Gerakan tersebut tidak sesuai dengan kepribadian bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi,” kata Sami’un.
Sementara itu, Imam Subechi, warga Desa Weringin Jenggot, Kecamatan Balapulang, juga mengajak masyarakat untuk menolak ajakan people power.
Jika memang ada indikasi kecurangan, masyarakat memiliki pilihan lain, seperti, melaporkan kecurangan kepada Badan Pengawas Pemilu atau melaporkan sengketa hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi. Imam berharap masyarakat bisa terus menjaga ketertiban dan keamanan negara.