Persembahan Juara Liga Jerman Terakhir dari ”Robbery”
Untuk ketujuh kalinya secara beruntun, Bayern Muenchen berhasil merebut gelar juara Liga Jerman. Gelar juara ini sekaligus yang terakhir yang dipersembahkan oleh Franck Ribery dan Arjen Robben untuk Muenchen.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·5 menit baca
MUENCHEN, MINGGU — Untuk ketujuh kalinya secara beruntun, Bayern Muenchen berhasil merebut gelar juara Liga Jerman. Gelar juara ini sekaligus yang terakhir yang dipersembahkan Franck Ribery dan Arjen Robben untuk Muenchen. Sebab, dua pilar Muenchen itu sudah memutuskan hengkang setelah musim ini berakhir.
Muenchen berhasil merebut gelar juara itu setelah pada pertandingan terakhir di Liga Jerman, tim tersebut berhasil menaklukkan Eintracht Frankfurt dengan skor 5-1 di Stadion Allianz Arena, Muenchen, Sabtu (18/5/2019) malam WIB. Dalam laga itu, Ribery dan Robben turut berkontribusi dengan masing-masing mencetak satu gol.
Ribery dan Robben atau yang akrab dipanggil ”Robbery” masuk sebagai pemain pengganti pada babak kedua. Ribery masuk menggantikan Kingsley Coman pada menit ke-61.
Melihat Ribery masuk lapangan, Robben meminta dirinya agar segera dimasukkan. Namun, dia tak kunjung memperoleh kesempatan tersebut dari Manajer Muenchen asal Kroasia, Niko Kovac. Ia lantas marah dengan menendang tiang gawang.
Melihat sikap Robben itu, Kovac memeluk Robben dan memasukkannya pada menit ke-67 untuk menggantikan Serge Gnabry. Pada pertandingan ini, Ribery dan Robben masing-masing mencetak satu gol. Tiga gol lainnya diciptakan Coman, Alaba, dan Renato Sanches.
Sementara gol Frankfurt diciptakan striker asal Perancis, Sebastien Haller.
Kemenangan tersebut sekaligus memupus harapan Borussia Dortmund. Sekalipun mampu mengalahkan Borussia Monchengladbach dengan skor 2-0, Dortmund tak bisa mengatasi ketertinggalan poin dari Muenchen di klasemen Liga Jerman. Dortmund berada di urutan kedua klasemen akhir, berselisih dua poin dari Muenchen.
Gelar juara Liga Jerman musim ini merupakan yang ketujuh kali secara beruntun.
”Itu adalah momen spesial, tetapi juga momen sulit. Ini adalah saat-saat terakhir saya di Allianz Arena dengan para penggemar dan tim saya setelah berada di sini selama 12 tahun. Ada waktu untuk semuanya dan harus menerimanya,” kata Ribery.
Ribery yang saat ini telah berumur 36 tahun mulai bergabung ke Muenchen dari Olympique Marseille pada 1 Juli 2007. Selama 12 tahun membela Muenchen, Ribery menyumbang 1 Piala Champions, 9 Liga Jerman, 5 Piala Jerman, 1 Piala Dunia Antarklub, 1 Piala Liga Jerman, 1 Piala Super Eropa, dan 5 Piala Super Jerman.
Sementara itu, Robben yang saat ini berusia 35 tahun datang ke Muenchen pada 28 Agustus 2009 dari Real Madrid. Selama 10 tahun di Muenchen, ia menyumbang 1 Piala Champions, 8 Liga Jerman, 4 Piala Jerman, 1 Piala Liga Jerman, 1 Piala Super Eropa, dan 5 Piala Super Jerman.
Robben telah mengumumkan kepergiannya dari Muenchen sejak Desember lalu. Sehari kemudian, keputusan Robben diikuti Ribery.
”Pada saat itu saya ragu. Sekarang saya tahu bahwa itu adalah keputusan terbaik dalam karier saya,” kata Robben.
Klop
Selama satu dekade, Robben dan Ribery menjadi salah satu kunci kesuksesan Muenchen. Dengan kecepatan dan kelincahan, mereka dapat menyisir di kedua sayap untuk menghancurkan pertahanan lawan. Robben pun mengaku, sejak pertama datang ke Muenchen, ia sudah merasa klop dengan Ribery. Lantas, kedua pemain ini dijuluki penggemarnya dengan nama ”Robbery”.
Meski demikian, mereka juga kerap bertengkar. Pada April 2012, Ribery memukul Robben di ruang ganti setelah bertengkar karena berebut mengenai siapa yang seharusnya melakukan tendangan bebas. Robben kesal, dan sempat berpikir untuk tidak pernah bermain bersama Ribery lagi.
Namun, setahun kemudian, mereka justru menjadi pemain kunci saat Muenchen memperoleh tiga gelar bersejarah. Ribery membantu Robben mencetak gol pada menit ke-89 saat bertanding melawan Borussia Dortmund pada Final Liga Champions di Wembley, London, 25 Mei 2013.
Selain Liga Champions, Muenchen mampu juara Liga Jerman dan Piala Jerman. Saat itu, Muenchen berada di bawah asuhan Jupp Heynckes.
Sejak saat itu, keduanya sering kali ditimpa cedera. Meski demikian, mereka tetap mampu bertahan di level tertinggi untuk waktu yang lama, dan baru musim ini memberikan jalan bagi penerusnya, seperti Coman dan Gnabry.
”Kingsley dan Serge sudah melakukannya dengan sangat baik dan saya berharap mereka dapat mencapai kesuksesan yang sama seperti saya dan Arjen,” kata Ribery.
Pengakuan
Kinerja ”Robbery” mendapatkan pengakuan dari publik Allianz Arena, termasuk CEO Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge.
”Franck dan Arjen adalah pemain hebat yang membuat dekade paling sukses dalam sejarah Bayern,” kata Rummenigge.
Rekan-rekan mereka pun mempersembahkan gelar Liga Jerman tahun ini kepada Robben dan Ribery. Keduanya diberikan kesempatan pertama mengangkat piala bersama dengan bek kanan asal Brasil, Marcio Rafael Ferreira de Souza, atau yang akrab dipanggil dengan nama Rafinha. Pemain yang bergabung bersama dengan Muenchen sejak 1 Juli 2011 itu juga memutuskan pergi karena merasa sudah tua dan kalah bersaing dengan yuniornya.
Para pemain Muenchen juga menyatakan bahwa mereka ingin mengakhiri pengabdian ”Robbery” di Muenchen dengan kenangan yang indah, salah satunya striker asal Polandia, Robert Lewandowski.
”Saya ingin menang untuk Franck dan Arjen. Saya melihat keluarga mereka sebelum pertandingan dan saya harus mengatakan bahwa saya hampir menangis,” ujar Lewandowski. Hal serupa juga dituturkan Wakil Kapten Muenchen Thomas Muller.
Gelar ini juga menjadi kenangan manis untuk Kovac. Ia menjadi orang kedua yang memenangi Liga Jerman bersama Muenchen sebagai pemain dan pelatih. Ia mengikuti jejak legenda Jerman, Franz Beckenbauer.
Muenchen masih memiliki kesempatan menambah gelar pada akhir musim ini, yakni dengan menjuarai Piala Jerman. Mereka akan bertanding di final melawan RB Leipzig pada 26 Mei 2019. (AFP)