Api Sulit Dipadamkan, Kerugian Ditaksir Miliaran Rupiah
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kebakaran di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, hingga Minggu (19/5/2019) petang belum sepenuhnya dipadamkan. Petugas masih membutuhkan waktu untuk memadamkan api di lantai dasar yang mulai menyulut sejak Sabtu malam. Kerugian ditaksir hingga miliaran rupiah.
Hingga pukul 20.30, petugas masih berupaya memadamkan titik api di pintu utama bagian selatan pasar. Kepulan asap putih tebal masih membubung tinggi menghalangi pandangan hingga radius lebih dari 50 meter dari pintu selatan pasar. Sepuluh mobil pemadam kebakaran disiagakan di depan pasar. Setiap 20 menit, satu mobil datang untuk mengisi tangki air.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kota Bandung Dadang Iriana, Minggu, mengatakan masih belum bisa memastikan api bisa dipadamkan dengan sempurna. Masih ada titik-titik api yang terjebak di kios-kios pedagang yang tertutup. Kondisi ini menyulitkan petugas memadamkan titik api secara menyeluruh. Selain itu, ventilasi yang kurang baik juga membuat asap terjebak sehingga membatasi pandangan petugas.
Masih ada titik-titik api yang terjebak di kios-kios pedagang yang tertutup. Kondisi ini menyulitkan petugas memadamkan titik api secara menyeluruh.
Dadang mengatakan, 21 mobil pemadam kebakaran diluncurkan untuk memadamkan api yang telah menghanguskan hampir seluruh kios di lantai dasar. Barang dagangan di lantai ini berupa kebutuhan pokok dan oleh-oleh khas Bandung yang mudah terbakar. Adapun di atasnya, di lantai satu dan dua, masyarakat berjualan seragam sekolah, pegawai negeri, dan petugas keamanan.
”Dipastikan hampir seluruh kios di lantai dasar terbakar. Kami berupaya api tidak menjalar ke lantai atas. Kalau api menjalar ke atas, akan tambah berbahaya karena di lantai atas yang dijual baju-baju seragam,” katanya.
Dadang menjelaskan, penyebab kebakaran di Pasar Kosambi, Sabtu (18/5), belum bisa dipastikan. Namun, ada indikasi kuat berasal dari korsleting di salah satu lapak. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan petugas, percikan api ini berasal dari kios kelapa di bagian utara lantai dasar.
Saat itu, sekitar pukul 20.30, Eep Saepuloh (43), petugas keamanan yang sedang berjaga di daerah selatan pasar, langsung mengambil alat pemadam api ringan (APAR) untuk memadamkan api. Namun, kapasitas APAR yang hanya 20 tabung berukuran 3,5 kilogram tidak cukup untuk memadamkan api yang semakin menjalar cepat. ”Akhirnya sekitar jam 21.00 kurang, kami menelepon pemadam kebakaran,” katanya.
Kerugian
Pejabat Sementara Direktur Utama PD Pasar Bermartabat Kota Bandung Andri Salman mengatakan, kerugian yang ditaksir mencapai miliaran rupiah. Menurut informasi terakhir yang didapat, dari 360 tempat dagang di lantai dasar, 178 lapak dan 40 kios habis dilalap api.
”Tidak menutup kemungkinan semuanya juga dilalap api karena kondisi yang berdekatan dan banyak bahan yang mudah terbakar. Semoga saja tidak menjalar ke lantai atas karena lebih berbahaya,” ujarnya.
Yulia (23), salah satu pedagang di Pasar Kosambi, mengatakan, lapak kebutuhan pokok yang dimiliki ibunya kemungkinan habis dilalap api karena terletak di selatan pasar. Dia mengaku, umumnya pedagang menumpuk stok untuk persediaan jelang Lebaran sehingga muatan toko kemungkinan 50 persen lebih banyak dibandingkan hari biasa.
”Kalau menjelang Lebaran seperti ini, stok toko bisa lebih dari Rp 100 juta nilainya. Bukan cuma ibu saya, semua tetangga kios juga biasanya menumpuk stok agar jelang Lebaran tidak kesulitan. Sekarang kami hanya bisa pasrah,” katanya.