Sistem Kewaspadaan Importasi Cacar Monyet di Jatim Ditingkatkan
Sistem kewaspadaan terhadap importasi penyakit cacar monyet melalui bandar udara ataupun pelabuhan laut ditingkatkan. Caranya dengan mewaspadai faktor resiko, seperti para penumpang yang baru tiba, barang bawaan dan kargo, dan kondisi sanitasi pesawat atau kapal.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Sistem kewaspadaan terhadap importasi penyakit cacar monyet melalui bandar udara ataupun pelabuhan laut ditingkatkan. Caranya dengan mewaspadai faktor resiko, seperti para penumpang yang baru tiba, barang bawaan dan kargo, dan kondisi sanitasi pesawat atau kapal.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Muhammad Budi Hidayat mengatakan, ada lima pintu masuk yang ditingkatkan kewaspadaannya di Jawa Timur, yakni Bandar Udara Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Tuban, Pelabuhan Teluk Lamong di Gresik, dan Pelabuhan Kalianget di Madura.
”Upaya meningkatkan kewaspadaan itu dilakukan sebagai bagian dari langkah antisipasi masuknya cacar monyet (monkeypox). Adapun caranya dengan mengamati faktor-faktor risiko sesuai dengan prosedur standar,” ujar Budi Hidayat di Bandara Juanda, Jumat (17/5/2019).
Upaya meningkatkan kewaspadaan itu dilakukan sebagai bagian dari langkah antisipasi masuknya cacar monyet. Adapun caranya dengan mengamati faktor-faktor risiko sesuai dengan prosedur standar.
Upaya yang ditempuh antara lain deteksi dini dengan mengamati suhu tubuh penumpang yang baru turun dari pesawat penerbangan luar negeri, utamanya Singapura. Ada dua alat yang digunakan untuk mengamati suhu tubuh, yakni thermal scan dan thermal gun. Dengan thermal scan, petugas bisa mengamati suhu tubuh penumpang tanpa melakukan pemeriksaan badan.
Setiap penumpang yang melewati alat ini otomatis terdeteksi suhu tubuhnya. Bagi yang bersuhu tubuh tinggi, yakni 37,5-38 derajat celsius, akan diperiksa oleh petugas. Pemeriksaan awal dilakukan dengan mengecek ulang suhu tubuh penumpang menggunakan thermal gun untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Apabila suhu tubuhnya tetap tinggi, penumpang diminta menjalani pemeriksaan medis di klinik untuk mengetahui penyebabnya. Tidak semua demam karena cacar monyet, bisa jadi karena flu atau penyakit lainnya. Apabila diagnosis mengarah pada suspect, penumpang tersebut akan diobservasi lebih lanjut dan ditempatkan di ruang isolasi sementara. Kapasitas ruang ini hanya dua tempat tidur.
Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan sebab di Kantor KKP Kelas I Surabaya yang berlokasi di Jalan Raya Juanda juga terdapat fasilitas ruang isolasi. Kapasitas ruang isolasi ini mencapai tujuh tempat tidur pasien. Selanjutnya, pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan, yakni RSUD dr Soetomo Surabaya.
KKP Kelas I Surabaya juga telah menyiapkan satu ambulans yang bersiaga penuh. Bahkan, kendaraan ini memiliki jalur khusus langsung ke apron (tempat parkir pesawat) sehingga leluasa bergerak dalam keadaan darurat.
Budi menambahkan, upaya lain yang dilakukan adalah dengan membagikan alat pelindung diri kepada semua petugas kesehatan yang menangani pasien suspect cacar monyet. Tujuannya mencegah penularan terhadap petugas.
Peningkatan kewaspadaan importasi cacar monyet ini diterapkan menyusul adanya laporan dari Kementerian Singapura pada 9 Mei terkait adanya satu kasus konfirmasi monkeypox (MPX) pertama di Singapura. Kasus ini menimpa warga Nigeria yang merupakan salah satu negara endemis cacar monyet.
Budi mengatakan KKP sebagai garda terdepan pencegahan importasi cacar monyet juga telah melakukan upaya pencegahan melalui kerja sama yang baik dengan pihak maskapai. Salah satunya rutin memeriksa sanitasi pesawat dan meminta pihak maskapai menyerahkan dokumen kesehatan atau gendec (general declaration) secepatnya setelah mendarat.
Menurut dia, selama ini maskapai kooperatif menyampaikan data penumpang beserta kondisi kesehatannya. Sampai saat ini belum ditemukan penumpang yang suspect atau terinfeksi cacar monyet masuk melalui Bandara Juanda Surabaya ataupun empat pelabuhan laut di Jatim.
Sesuai undang-undang tentang karantina, semua kapal dari luar negeri dalam keadaan dikarantina. Artinya, petugas melakukan pengawasan tanpa mengganggu kegiatan operasional. Para petugas ini berjaga selama 24 jam.
General Manager Bandara Juanda Heru Prasetyo menambahkan alat pendeteksi suhu tubuh, yakni thermal scan maupun thermal gun, di terminal kedatangan internasional yang berlokasi di terminal satu dan terminal dua. Di terminal satu, alat diletakkan di ruang kedatangan jemaah umrah.
”Bandara Juanda melayani delapan destinasi penerbangan internasional, salah satunya Singapura. Total ada sebanyak 14 penerbangan dari dan menuju Singapura setiap harinya. Banyaknya frekuensi penerbangan inilah yang mendorong pengelola memberikan perhatian terhadap peningkatan kewaspadaan importasi virus monkeypox,” tutur Heru Prasetyo.