Perusahaan BUMN di bidang jasa kepelabuhanan, PT Pelindo II (Persero), menargetkan efisiensi atau pengurangan biaya jasa transportasi pelayaran internasional mencapai lebih dari 20 persen. Efisiensi dilakukan dengan menerapkan pelayaran langsung dari pelabuhan-pelabuhan strategis,.
Oleh
Ferry Santoso
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan BUMN di bidang jasa kepelabuhanan, PT Pelindo II (Persero), menargetkan efisiensi atau pengurangan biaya jasa transportasi pelayaran internasional mencapai lebih dari 20 persen. Efisiensi dilakukan dengan menerapkan pelayaran langsung dari pelabuhan-pelabuhan strategis, seperti Tanjung Priok ke pelabuhan di negara tujuan ekspor.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn Masassya dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Kamis (16/5/2019). ”Kami sudah menjalin kerja sama dengan operator Pelabuhan Ningbo di China untuk melakukan pelayaran langsung,” kata Elvyn.
Selama ini, banyak produk atau komoditas dari Indonesia diekspor ke China, selain ke Amerika Serikat (AS). Dengan AS, Indonesia sudah memiliki pelayaran langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Los Angeles, AS.
Menurut Elvyn, biaya pelayaran untuk pengiriman produk ekspor dari Indonesia ke negara tujuan secara langsung akan lebih murah dibandingkan harus melalui Singapura. Efisiensi itu juga dapat menghemat devisa dari biaya jasa transportasi pelayaran internasional.
Direktur Operasional PT Pelindo II Prasetyadi mengatakan, efisiensi biaya dari pengiriman barang secara langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok ke negara tujuan ekspor rata-rata bisa mencapai 40 persen. Sebagai gambaran, biaya pengiriman barang dengan kapal laut dari Surabaya ke AS melalui Singapura mencapai Rp 20,2 juta per peti kemas ukuran 20 kaki (TEUs) dan melalui Pelabuhan Tanjung Priok sebesar Rp 13,5 juta per TEUs.
Biaya-biaya pengiriman barang itu, antara lain, meliputi biaya penanganan peti kemas (container handling charge/CHC) dan biaya pelayaran dari pelabuhan asal ke Singapura ataupun biaya CHC dan biaya pelayaran dari Singapura ke AS.
Prasetyadi menambahkan, untuk efisiensi di pelabuhan, Pelindo II bersama Pelindo I, III, dan IV menerapkan portal layanan pelanggan secara terintegrasi (integrated customer portal). Selama ini, pelanggan harus membuka masing-masing portal Pelindo untuk layanan jasa. Ke depan, pelanggan cukup membuka satu portal untuk mendapatkan layanan, seperti pembayaran.
Ke depan, pelanggan cukup membuka satu portal untuk mendapatkan layanan.
Elvyn menambahkan, Pelindo II menawarkan konsep trilogi maritim kepada semua pemangku kepentingan sebagai perluasan dari program tol laut Presiden Joko Widodo. Trilogi maritim merupakan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri yang didukung oleh pelayaran dan pelabuhan yang terstandardisasi di Indonesia.
Dengan trilogi maritim itu, lanjut Elvyn, ada tiga pilar yang perlu diintegrasikan. Pertama, sinergi tujuh pelabuhan utama, baik sinergi operasional, infrastruktur, perlengkapan, maupun sistem. Kedua, aliansi jaringan pelayaran domestik untuk dapat bersaing secara global.
Ke depan dan secara bertahap, dengan aliansi itu, katanya, pelayaran domestik dapat mengusahakan atau memiliki kapal peti kemas yang besar untuk melayani pelayaran internasional. Pilar ketiga adalah pengembangan industri, terutama di luar Pulau Jawa.