Dorong Investasi, Pemprov Jabar Terus Benahi Perizinan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap optimistik investasi di wilayah ini terus mengalir. Upaya yang dilakukan salah satunya dengan mereformasi perizinan di daerah agar ringkas dan cepat. Kemudahan dalam hal peizinan menjadi salah satu daya tarik bagi investor.
Oleh
SAMUEL OKTORA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap optimis investasi di wilayah ini terus mengalir. Upaya yang dilakukan salah satunya dengan mereformasi perizinan di daerah agar ringkas dan cepat. Kemudahan dalam hal perizinan menjadi salah satu daya tarik bagi investor.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Bandung, Jumat (17/5/2019), menuturkan, optimis itu melihat realisasi investasi tahun 2018 yang mencapai Rp 162 triliun. Ini merupakan nilai investasi tertinggi dari semua provinsi di Indonesia.
Sementara itu Pemprov Jabar juga telah menandatangani kerja sama dengan perusahaan pengolahan sampah plastik asal Inggris Plastic Energy Limited untuk mengubah plastik menjadi solar, tanggal 28 Maret 2019.
Pengolahan sampah plastik itu akan diterapkan di enam kota di Jabar dengan nilai investasi sekitar Rp 4 triliun. Enam kota itu adalah Kota Bandung, Bogor, Bekasi, Depok, Cirebon, dan Kota Tasikmalaya. Area untuk pengolahan tersebut membutuhkan luas satu hektar. Hal ini menunjukkan Jabar di mata dunia sebagai daerah yang menarik untuk bisnis.
“Tingginya realisasi investasi di Jabar, yang mana sekitar 50 persen merupakan penanaman modal asing ini juga tak lepas dari 16 paket kebijakan ekonomi yang digulirkan oleh pemerintah diterapkan dengan baik di daerah. Sampai saat ini reformasi di daerah juga terus dilakukan terutama terkait perizinan, sebab masih ada perizinan yang terlalu lama,” kata Ridwan Kamil.
Kamil juga menyinggung, terkait perang dagang antara China dan AS, Pemprov Jabar pun tetap optimistik dengan adanya peluang ekspor.
“Dalam perang dagang itu kebutuhan dari AS relatif tetap, sedangkan suplai China berkurang, ini tentu suatu peluang. Selain itu ada rencana China akan membuka pabrik di Indonesia, itu pun suatu peluang. Jabar akan membidik itu,” ujarnya.
Pembenahan perizinan
Sementara itu Sekretaris Daerah Jabar, Iwa Karniwa, terkait dengan pembenahan perizinan, salah satu yang menjadi perhatian adalah perbaikan masalah tata ruang dan wilayah.
“Untuk proses pembangunan yang lebih cepat dari regulasi perlu mengindahkan tata ruang, begitu pula dengan RDTR (rencana detail tata ruang) saat ini masih dibereskan,” kata Iwa.
Iwa menuturkan pula, Pemprov Jabar mendorong investasi di kawasan industri dengan pelayanan yang relatif cepat, yakni hanya tiga jam. “Sebab kalau pembangunan di beberapa titik harus melihat dulu tata ruangnya, sedangkan investasi di kawasan industri tentu sudah ada kepastian tata ruang,” ucapnya.
Sehubungan dengan tekanan ekonomi global, Pemprov Jabar juga mendorong industri untuk melakukan perluasan pasar dengan diversifikasi ekspor.
“Diversifikasi ekspor di antaranya ke kawasan Amerika Selatan. Daya saing juga harus ditingkatkan, sebab kelemahan kita dalam perang dagang AS-China adalah soal daya saing. Jika hai ini dapat kita manfaatkan dengan baik, kita dapat mengambil ceruk untuk peningkatan ekspor,” ujar Iwa,
Di sisi lain, dalam upaya menarik minat investor, Pemprov Jabar juga meningkatkan infrastruktur.
Iwa menjelaskan, sebanyak 16 jalan tol dibangun, akselerasi ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka, Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, serta pembangunan enam waduk baru yang masuk dalam proyek strategis nasional.
“Dengan pembangunan enam waduk yang kini sedang berjalan diharapkan indeks panen dapat mencapai 2 hingga 3 kali setahun. Ini juga akan memperkuat ketahanan pangan, penyediaan air baku yang juga dibutuhkan industri, serta peningkatan daya listrik,” kata Iwa.