Antisipasi Lonjakan Kebutuhan Uang Tunai Menjelang Lebaran
Menjelang Lebaran, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Jawa Barat, mengantisipasi lonjakan kebutuhan uang tunai di Ciayumajakuning. Kebutuhan uang diprediksi mencapai Rp 8,3 triliun.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Menjelang Lebaran, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Jawa Barat, mengantisipasi lonjakan kebutuhan uang tunai di Ciayumajakuning. Kebutuhan uang diprediksi mencapai Rp 8,3 triliun.
Kepala Perwakilan BI Cirebon Abdul Majid Ikram, Kamis (16/5/2019), di Cirebon, mengatakan, pihaknya menyiapkan lebih dari Rp 8 triliun di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan atau Ciayumajakuning. Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan transaksi pembayaran, penarikan, dan penukaran uang tunai selama Ramadhan hingga Lebaran.
Jumlah uang tunai itu melonjak sekitar dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 4,2 triliun. Artinya, masyarakat di Ciayumajakuning membutuhkan uang lebih banyak selama Ramadhan hingga Lebaran. “Peningkatan kebutuhan uang tunai ini menunjukkan kondisi ekonomi nasional membaik, dengan pertumbuhan ekonomi 5,1 persen,” ujar Majid.
Majid memperkirakan, penarikan uang tunai dan penggunaannya meningkat karena hari libur cukup panjang, yakni 2 hingga 10 Juni. Untuk itu, pihaknya telah mengimbau perbankan agar anjungan tunai mandiri tidak kosong. “Jangan sampai aktivitas ekonomi meningkat tetapi uang kartal yang tersedia kurang,” ungkapnya.
Peningkatan kebutuhan uang tunai ini menunjukkan kondisi ekonomi nasional membaik, dengan pertumbuhan ekonomi 5,1 persen
Uang tunai juga kerap dibutuhkan masyarakat untuk membayar zakat hingga memberikan tunjangan hari raya kepada keluarga. Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan mobil kas keliling untuk penukaran uang dalam pecahan kecil. Hingga kini, mobil tersebut telah berkeliling di 19 titik dengan 2.734 penukaran.
Terkait lonjakan penggunaan uang tunai saat Ramadhan dan Lebaran, pihaknya mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap peredaran uang palsu. Transaksi yang meningkat dapat dimanfaatkan oleh oknum tertentu mengedarkan uang palsu. Masyarakat pun diminta untuk menerapkan 3 D saat menerima uang tunai, yakni diraba, dilihat, dan diterawang.
Hingga April tahun ini, pihaknya menemukan 1.624 lembar uang palsu dengan pecahan Rp 5.000 sampai Rp 100.000. “Selain mengedukasi pedagang pasar, kami juga terus mengantisipasi peredaran uang palsu di toko, stasiun, kantor imigrasi, hingga rumah sakit,” lanjutnya.
Irfan (27), warga Indramayu, mengatakan, ketersediaan uang tunai sangat dibutuhkan menjelang Lebaran. Salah satunya, untuk memberikan THR kepada keluarga. “Saya menukar Rp 20 juta dengan pecahan Rp 10.000 sampai Rp 50.000. Semoga penukaran uang juga tidak hanya dilakukan di Cirebon,” ujar pekerja swasta tersebut.