Pemutilasi di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur, diduga sudah menyusun rencana sebelum beraksi. Hal itu diketahui dari temuan kliping koran berisi artikel tentang pembunuhan yang dilekatkan bersama kertas bertuliskan pesan di sekitar potongan tubuh korban.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemutilasi di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur, diduga sudah menyusun rencana sebelum beraksi. Hal itu diketahui dari temuan kliping koran berisi artikel tentang pembunuhan yang dilekatkan bersama kertas bertuliskan pesan di sekitar potongan tubuh korban.
Dalam olah tempat kejadian perkara pada Selasa (14/5/2019) sekitar pukul 16.00, polisi menemukan berkas tulisan bertinta merah di atas kardus bekas kotak makanan. Bersama tulisan itu melekat sebuah potongan koran yang berisi tentang kasus pembunuhan.
Potongan koran ditemukan bersama tulisan yang diduga tulisan tangan pelaku. Tulisan bertinta merah itu berisi kalimat: ”... pusat ruwetanmu/di mana pun berada/yang kamu buat sarang ruwet2anmu/semua terbukti jadi ruwetnya/mayat ratusan juta mayat terbelah/sama keranda yang dipikul pendosa/inalila wainalilahi rojiun/ikannya ruwet2 Sujito dan Suyitno jadi seluruh semalang raya kota malang Jawa Timur”.
Pada tulisan lain ditemukan di dinding dekat potongan tubuh korban berisi kalimat: ”... orang ruwet nanti belakangnya akan mendapat kutukan dari Allah SWT/rupa kematian yg tak bisa dihindarinya dari siksaan penyakit yg merenggut nyawa/tak ada harapan selamat dari kematian/jadi inalilahi wa inalilahi rojiun/orang suka usil mulutnya nantinya matek/dengan penyakit ganas yg selalu pergi ke dukun....”
Bahkan, diduga pelaku sempat menuliskan tulisan lainnya di tembok. Tulisan itu berisi: ”... ilmu dukunmu yg kamu pelajari suatu saat akan memakan dirimu sendiri/mati atau meninggal dunia dengan mengenaskan sekali/sudah ada kejadian di muharto gang 5 jatim/ inalilahi/dan ilmu setrummu nantinya juga akan memakan tuannya sendiri yg akan mempergunakannya tiap hari apalagi nyetrumi aku….”
Melihat keping fakta tersebut, kriminolog Universitas Brawijaya, Malang, Prija Djatmika, mengatakan, pelaku sudah merencanakan aksi itu dan menyelesaikannya secara profesional.
”Dia mengobservasi terlebih dahulu di lokasi, di mana di sana memang sepi,” katanya.
Akan tetapi, melihat sistematika narasi tulisan dibuat, pelaku diduga bukan berasal dari kalangan terdidik. ”Dari tulisan-tulisan tersebut jelas terlihat kemarahan pelaku pada korban. Ini semakin menguatkan dugaan bahwa pelaku dan korban memiliki hubungan dekat,” kata Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Sebelumnya, potongan tubuh perempuan ditemukan di tempat parkir lantai atas Pasar Besar Kota Malang, Selasa (14/5/2019) sekitar pukul 13.30. Saat ditemukan Chilman (40), pedagang, kondisi tubuh sudah membusuk. Hingga kini, polisi masih menyelidiki kasus mutilasi tersebut.
Pasar Besar Malang terdiri atas empat lantai. Lantai dasar dan lantai satu saat ini masih digunakan untuk pedagang sayur, baju, dan aneka kebutuhan pokok. Adapun lantai 2 dan 3 kondisinya kosong. Di lantai tersebut sebelumnya juga ada pusat perbelanjaan.
Pasar tersebut mengalami beberapa kali kebakaran, yaitu tahun 2016 dan 2018. Sejak saat itu, lantai 2 dan 3 dikosongkan untuk pedagang. Setelah itu, pusat perbelanjaan juga menutup operasionalisasinya di sana.
Setelah menerima laporan terkait penemuan itu, polisi lantas mengevakuasi jasad korban. Hasilnya, kembali ditemukan potongan tubuh lain di lantai 3 bangunan pasar tersebut. Di lokasi itu juga ditemukan tulisan pada tembok dan selembar kertas di sekitar potongan tubuh korban. Tulisan berisi ucapan bela sungkawa dan sumpah serapah.
”Ditemukan bagian tubuh dengan mengenakan celana dalam di kamar mandi lantai 2 di pojok parkiran. Juga ada potongan dua kaki, kepala, dan dua tangan ditemukan di lantai 3 menuju arah bekas Matahari Department Store,” kata Agus Demit, saksi mata kejadian.
Saat itu, Agus yang juga sukarelawan SAR Kota Malang turut membantu polisi mengevakuasi jasad korban.
Agus menduga, korban dieksekusi di kamar mandi dan tubuhnya ditinggalkan di sana. Adapun bagian tubuh lain dibawa pelaku menggunakan kantong plastik ke lantai atas. ”Ujung lengan dan kaki terpotong, dibungkus kantong plastik. Tampaknya agar darah tidak berceceran. Sementara kepala ditemukan di dalam kantong plastik,” katanya.
Kepala Kepolisian Resor Malang Kota Ajun Komisaris Besar Asfuri mengatakan, hingga saat ini polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Korban diperkirakan berusia sekitar 34 tahun.
”Korban ditemukan dalam enam potongan tubuh. Hingga kini identitas dan motif pembunuhan masih didalami. Belum bisa menduga-duga karena setiap kasus tidak bisa disamakan dengan kasus lain,” kata Asfuri.
Saat ini polisi sudah meminta keterangan tiga saksi, yakni petugas satpam, pedagang, dan saksi mata lain.