Polisi Temukan Titik Terang Pemicu Kerusuhan Rutan Siak
Kepolisian Resor Siak telah menemukan pangkal permasalahan kasus kerusuhan yang menyulut kebakaran Rutan Siak, Kabupaten Siak, Riau pada Sabtu (11/5/2019) dini hari. Terkait hal itu, polisi memeriksa 20 tahanan dan sejumlah petugas rutan.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·4 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS - Kepolisian Resor Siak telah menemukan pangkal permasalahan kasus kerusuhan yang menyulut kebakaran Rutan Siak, Kabupaten Siak, Riau pada Sabtu (11/5/2019) dini hari. Terkait hal itu, polisi memeriksa 20 tahanan dan sejumlah petugas rutan.
“Sudah ada titik terang pelaku penganiayaan yang menjadi pemicu kerusuhan rutan. Kami masih memeriksa intensif dan hasilnya akan kami sampaikan nanti. Pemeriksaan mencakup kasus perusakan, penganiayaan dan pembakaran. Untuk kasus kebakaran kami sudah mendapat bantuan tim labfor (laboratorium forensik). Tim sudah datang ke Siak,” kata Kepala Polres Siak, Ajun Komisaris Besar Ahmad David yang dihubungi hari Minggu (12/5/2019).
Sudah ada titik terang pelaku penganiayaan yang menjadi pemicu kerusuhan rutan. Kami masih memeriksa intensif dan hasilnya akan kami sampaikan nanti
Sebelumnya, menurut Mulyadi, Kepala Keamanan Rutan Siak, kasus kerusuhan bermula dari penganiayaan yang dilakukan tiga petugas jaga lapas terhadap tiga orang laki-laki terduga pemakai sabu. Tiga laki-laki pemakai sabu itu adalah Li, Lim, dan Len. Mereka mendapatkan sabu dari seorang narapidana perempuan YR yang dihukum selama 17 tahun dalam kasus narkoba. YR melarikan diri dan hingga kini belum tertangkap.
Menurut David, pihaknya masih fokus melakukan pengembangan kasus, pemeriksaan saksi dan berupaya menangkap tahanan yang kabur. Sejak Sabtu pagi sampai Minggu petang, dari 44 tahanan yang kabur sudah 34 orang ditangkap.
“Masih ada 10 orang lagi yang kami kejar. Kami meminta masyarakat memberi informasi apabila melihat orang mencurigakan di tempatnya. Kami mengimbau keluarga yang bersangkutan dan termasuk tahanan sendiri agar menyerahkan diri secara baik-baik,” kata David.
David menambahkan, tiga orang tahanan yaitu Alvie Duha (25), Irwandi Saputra (30) dan Budiman Sinaga (27), berhasil ditangkap pada Minggu siang. Ketiganya berhasil lari dari rutan dan bersembunyi di sebuah kebun karet warga. Namun setelah bertahan lebih lebih dari satu hari satu malam, tanpa makanan, ketiganya menyerah dan menampakkan diri di tepi jalan.
Alvie merupakan narapidana dalam kasus narkotika. Adapun Irwandi tersangkut kasus penggelapan uang perusahaan sebesar Rp 56 juta dan diganjar hukuman 2 tahun. Sedangkan Budiman dihukum dalam kasus pembunuhan.
Kepala Bidang Humas Polda Riau, Komisaris Besar Sunarto mengatakan, setelah kerusuhan kemarin, sebanyak 615 penghuni Rutan dipindahkan ke delapan lokasi Rutan/Lapas di empat kota di wilayah Riau. Sebanyak 265 orang ditempatkan di Rutan Sialang Bungkuk, Kota Pekanbaru. Rutan Jalan lembaga Pemasyarakatan Pekanbaru (108 orang), Rutan Bangkinang (81 orang), dan sisanya ke Rutan Bengkalis, Rutan Dumai dan Lapas Perempuan Pekanbaru.
“Ada kendala dalam penangkapan tahanan yang kabur, karena identitas mereka belum diketahui karena file tahanan ikut terbakar di kantor rutan,” kata Sunarto.
Kepala Rutan Sialang Bungkuk Riko Steven mengatakan, pihaknya menjadi penerima napi/tahanan terbesar yang berasal dari Rutan dari Siak. Awalnya ia terkesan ragu menerima kedatangan tahanan dalam jumlah sangat banyak itu.
Menurut Steven, semula Rutan Sialang Bungkuk direncanakan menerima tambahan 130 tahanan. Namun belakangan diubah menjadi 265 orang. Meski demikian, ia harus menerima kiriman tahanan, karena fasilitas rutannya merupakan salah satu yang terbaik di Riau.
“ (Sebelum mendapat tambahan dari Siak) Penghuni rutan kami mencapai 1.715 orang. Kami pun sudah melebihi kapasitas, namun masih harus menerima tahanan lagi. Daya tampung masih bisa, dan kami siap membantu,” kata Steven.
Steven menambahkan, pihaknya menempatkan seluruh tahanan kiriman dalam satu blok. Untuk sementara, seluruh penghuni baru tidak mendapat akses ke blok-blok yang lain.
“Kasus ini adalah pembelajaran untuk menjadikan kami lebih baik. Semoga seluruh petugas lapas tetap semangat. Kami sudah menyiapkan 79 petugas keamanan dalam beberapa sift untuk meningkatkan pengamanan. Semoga situasinya tetap kondusif,” kata Steven.
Kapasitas Rutan Sialang Bungkuk adalah sebesar 350 orang. Namun dengan tambahan napi/tahanan kiriman, jumlah penghuninya menjadi hampir 2.000 orang (1980 orang). Pada saat kerusuhan pada Mei 2015, jumlah penghuni rutan itu sebesar 1.870 orang.
Seluruh rutan dan Lapas di Riau mengalami over kapasitas. Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, M Diah, kapasitas rutan dan lapas di Riau yang berjumlah 20 unit memiliki kapasitas 4.000 orang, namun diisi sampai 12.200 orang atau mengalami kelebihan 300 persen. Setelah kerusakan Rutan Siak, bangunan penjara berkurang menjadi 19 belas, namun isinya tetap sama.
Tentang korban kerusuhan Rutan Siak, Sunarto mengatakan, tiga orang mendapat perawatan di RSUD Siak. Seorang diantaranya adalah polisi, Ajun Komisaris Zailani (Kepala Satuan Reserse Kriminal Narkoba Polres Siak) yang mengalami luka tembak di lengan sebelah kiri.
Adapun dua orang tahanan mengalami patah kaki bagian kanan, saat akan melarikan diri atau berlari ke arah luar rutan. Tahanan itu adalah Iswardi (36) dan Edi Saputra (41). Iswardi yang merupakan tahanan Rutan dalam kasus pencurian dengan pemberatan. Adapun . Edi adalah narapidana dalam kasus narkoba.
“Peluru dari tubuh Kasat Narkoba sudah diambil kemarin. Sekarang masih dirawat dan kondisinya baik,” kata Sunarto.