Perupa Luddy Astaghis ”Bakulan” di Bentara Budaya Yogyakarta
Perupa kelahiran Malang, Luddy Astaghis, menggelar pameran tunggal bertajuk Bakulan di Bentara Budaya Yogyakarta, Selasa (14/5/2019) pukul 15.30. Pameran yang berlangsung pada 14-22 Mei 2019 ini akan dibuka oleh seniman kawakan Heri Dono.
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perupa kelahiran Malang, Luddy Astaghis, menggelar pameran tunggal bertajuk Bakulan di Bentara Budaya Yogyakarta, Selasa (14/5/2019) pukul 15.30. Pameran yang berlangsung pada 14-22 Mei 2019 ini akan dibuka oleh seniman kawakan Heri Dono dan dimeriahkan oleh penampilan band Ikhlas Experience pimpinan pelukis Putu Sutawijaya.
Tema Bakulan berasal dari kata bakul yang berarti pedagang. Kata bakul ketika mendapat tambahan -an menjadi bakulan mempunyai arti berbeda, yaitu jualan.
Menurut Luddy, tema Bakulan diangkat karena dunia makna bakul sangatlah dekat dengan kehidupan sehari-harinya. Ini karena Luddy bersama istrinya adalah pelaku bakul itu sendiri. ”Ketika seseorang menjalani profesi sebagai seorang bakul, di situ ia dituntut banyak hal. Ia harus disiplin, sopan, bijaksana, berani, dan tegas,” ucapnya.
Tidak berhenti di situ saja, di dunia bakul(an) banyak sekali konflik yang ada, baik internal maupun eksternal. Setiap hari, konflik selalu datang dan setiap hari pula konflik yang datang selalu berbeda.
Luddy juga tertarik dengan semangat bakul yang bergerak dari sebelum subuh hingga petang, membutuhkan tenaga dan mesti berpeluh keringat, juga butuh kemandirian. Dari situlah dia tertarik untuk membawa dan mengangkat tema Bakulan dengan permasalahan yang ada ke dalam pameran seni rupa yang digelar di Bentara Budaya Yogyakarta.
Perupa kelahiran Malang, 17 Juni 1976, ini mulai ikut berpameran seni rupa sejak 1996. Luddy pernah menggelar pameran tunggal pada 2009 bertajuk Knock Out di City Work, Jakarta, kemudian pada 2004 bertajuk Sense of Life di Museum Seni Budaya Jawa Ullen Sentalu, Yogyakarta.
Dalam pameran di Bentara Budaya Yogyakarta nanti, Luddy menyuguhkan visual berupa boneka-boneka berkarakter kartun dari kain, kertas, dakron, dan lain-lain. Boneka-boneka tersebut menampilkan mimik riang gembira, bahagia, sedih, duka, lucu, hingga satir atau sindiran.