Pemprov DKI Jakarta Segera Tentukan Permukiman Korban
Kebakaran di Kampung Bandan sudah terjadi berulang. Kebakaran pernah melanda wilayah itu pada pertengahan September 2017.
Oleh
Stefanus ato
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mendata kerugian akibat kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah di Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu kemarin. Pemprov DKI Jakarta akan segera memanggil PT Kereta Api Indonesia sebagai pemilik lahan terluas di lokasi kebakaran untuk menentukan nasib ribuan warga yang rumahnya terbakar.
”Hari Senin atau Selasa kami akan memanggil PT KAI yang secara resmi memiliki banyak lahan di tempat ini untuk melihat situasi dan rencana ke depan. Nanti baru kami tentukan langkah-langkah,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau lokasi kebakaran di Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (12/5/2019) sore.
Anies mengatakan, pemerintah masih fokus memenuhi kebutuhan warga terdampak dengan membangun posko pengungsian, pelayanan kesehatan, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Anak-anak yang bersekolah juga dipastikan pendidikannya tidak terganggu karena peralatan dan perlengkapan sekolah sudah disiapkan pemerintah.
”Bagi warga di sini, ini kerugian luar biasa. Mereka meninggalkan tempat tanpa membawa apa-apa. Jadi, mereka semua akan mulai lagi dari nol. Pemerintah akan membantu meringankan beban mereka,” ucap Anies.
Camat Pademangan Mumu Mujtahid saat dihubungi terpisah mengatakan, sebagian rumah warga yang terbakar itu berdiri di atas lahan milik PT KAI. Oleh karena itu, pihaknya menawarkan opsi relokasi kepada warga terdampak. Relokasi dilakukan dengan cara warga dipindahkan ke rusun-rusun terdekat atau membangun rusun baru yang tak jauh dari lokasi semula.
Adapun jumlah korban terdampak kebakaran sebanyak 3.500 jiwa atau 400 kepala keluarga. Dari jumlah itu, 1.500 jiwa merupakan warga yang tinggal dengan status menyewa rumah.
Diselidiki
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Pademangan Ajun Komisaris Made Gede Utama mengatakan, penyebab kebakaran yang menghanguskan 450 rumah semipermanen itu sedang diselidiki aparat kepolisian. ”Baru tadi pukul 10.00, Pusat Laboratorium Forensik Polri lakukan olah tempat kejadian perkara, jadi belum bisa disimpulkan,” ucapnya.
Rohman (30), salah satu korban kebakaran, mengatakan, pihaknya juga tidak mengetahui penyebab awal kebakaran karena warga sekitar baru sadar saat api sudah membesar. Mereka juga tidak sempat menyelamatkan harta bendanya karena api merambat sangat cepat.
Kebakaran muncul pertama dari salah satu rumah yang berada paling belakang dari kawasan permukiman padat penduduk itu. Letak rumah itu hanya berjarak sekitar 10 meter dari pagar Stasiun Kampung Bandan. Akses masuk ke kampung itu juga hanya bisa dilalui melalui satu jalur.
”Ada orang di rumah itu, tetapi saat kebakaran mereka tidak ada yang teriak. Makanya, kami tidak bisa buat apa-apa,” ucap Rohman.
Berulang
Kebakaran di Kampung Bandan sudah terjadi berulang. Kebakaran pernah melanda wilayah itu pada pertengahan September 2017. Nur (40), salah satu warga setempat, menambahkan, kebakaran juga melanda wilayah itu pada pertengahan 2018.
”Waktu itu pas malam hari. Ada warga yang teriak, makanya kami ramai-ramai cepat padamkan api, jadi tidak meluas,” kata Nur.
Lahan berdirinya sebagian rumah warga yang terbakar itu dulunya direncanakan untuk dibangun depo Moda Raya Terpadu (MRT) Fase II. Namun, karena persoalan lahan, rute MRT Fase II dari Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan diwacanakan untuk dialihkan menjadi Bundaran HI-Taman BMW (Kompas, 5/12/2018).