Keluarga Tahanan Mencari Keluarganya di Rutan Siak
Kerusuhan dan kebakaran di Rumah Tahanan Siak, Kabupaten Siak, Riau, pada Sabtu (11/5/2019) dini hari, menyebabkan kerusakan parah di penjara tersebut. Semua penghuni rutan itu sudah dipindahkan ke sejumlah lokasi di Riau. Sejak Sabtu malam, tiada lagi penghuninya.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Kerusuhan dan kebakaran di Rumah Tahanan Siak, Kabupaten Siak, Riau, pada Sabtu (11/5/2019) dini hari, menyebabkan kerusakan parah di penjara itu. Semua penghuni rutan tersebut dipindahkan ke sejumlah lokasi di Riau. Sejak Sabtu malam, tiada lagi penghuninya.
Akan tetapi, kepindahan itu belum diinformasikan kepada keluarga penghuni rutan. Pada Minggu (12/5/2019), sejumlah keluarga narapidana (napi) dan tahanan mendatangi lokasi rutan untuk mempertanyakan kondisi dan keberadaan keluarganya yang selama ini menjadi warga binaan di rumah pesakitan hukum itu.
Ridwan (42), warga Kandis, Kecamatan Kandis, Siak, sengaja datang ke Rutan Siak pada Minggu pagi untuk mengetahui kondisi adik iparnya, Dedi Kuswanto. Dedi merupakan terdakwa dalam kasus penganiayaan yang ditahan di Rutan Siak.
”Saya datang untuk mengetahui di mana adik saya itu sekarang. Dari keterangan petugas, dia ditempatkan di Lapas Gobah, di Pekanbaru,” kata Ridwan.
Ismail (50), juga warga Kandis, datang untuk melihat anaknya, Irwandi, yang sebelumnya ditahan di Rutan Siak dalam kasus pencurian kendaraan bermotor. Menurut Ismail, anaknya ditempatkan di Rutan Sialang Bungkuk, Kota Pekanbaru.
”Saya mengetahui kerusuhan kemarin dari kawan, dan katanya semua tahanan dipindahkan. Saya senang sudah mendapat kabar dari petugas tentang keberadaan anak saya,” kata Ismail.
Saya mengetahui kerusuhan kemarin dari kawan, dan katanya semua tahanan dipindahkan. Saya senang sudah mendapat kabar dari petugas tentang keberadaan anak saya.
Kerusuhan di Rutan Siak menyisakan kisah lain. Dua penghuni rutan, yaitu Iswardi (36) dan Edi Saputra (41), mengalami patah kaki saat berupaya menyelamatkan diri dari kobaran api. Sampai Minggu (12/5/2019), keduanya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siak.
”Saya berupaya menyelamatkan diri ketika kebakaran sudah besar. Daripada terbakar, saya berlari keluar. Kaki saya masuk ke parit dan ternyata kaki saya patah,” kata Iswardi di RSUD Siak.
Iswardi yang merupakan tahanan rutan dalam kasus pencurian dengan pemberatan itu mengaku tidak menyangka mengalami musibah saat kerusuhan kemarin. Ia mengaku pasrah dan berharap kakinya segera pulih.
Penghuni lain yang dirawat dirumah sakit yaitu Edi Saputra, juga terperosok ke dalam lubang saat menghindari api. Edi adalah napi dalam kasus narkoba. Ia sudah menjalani kurungan selama 6 bulan dari total hukuman 5 tahun.
Kedua penghuni rutan itu sudah mendapat perawatan dari tim medis rumah sakit. Kaki yang patah sudah diberi gips. Keduanya ditempatkan di ruangan Shafa Bedah. Ruangan itu memiliki lima tempat tidur dan hanya diisi oleh dua orang itu. Meski dalam kondisi sakit, tangan mereka diborgol ke tangkai lengan tempat tidur rumah sakit. Ruangan itu dijaga oleh dua polisi.
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Riau Sunarto mengatakan, terdapat tiga orang yang cedera dalam kasus kerusuhan di Rutan Siak. Seorang di antaranya adalah petugas Kepolisian Resor Siak, Ajun Komisaris Zailani (Kepala Satuan Reserse Kriminal Narkoba) yang mengalami luka tembak di lengan kiri. Adapun dua orang lainnya adalah penghuni rutan, yaitu Iswardi dan Edi Saputra.
Menurut Sunarto, tim polisi telah menangkap beberapa pelarian rutan. Sampai Minggu pagi, tahanan/napi yang kabur tinggal 14 orang lagi. Sebelumnya, pada Sabtu siang, pelarian yang masih dikejar polisi masih 31 orang.
”Rutan Siak sudah kosong. Sebanyak 615 penghuni sudah dievakuasi ke sejumlah lokasi di Riau, kecuali 33 orang. Mereka di antaranya orang terakhir yang ditangkap saat melarikan diri. Tujuh orang masih ditahan di Polres Siak untuk pemeriksaan terkait kerusuhan. Dua orang dirawat di rumah sakit dan satu lagi ditahan di Polsek Siak. Sisanya, 14 orang, yang masih melarikan diri,” tutur Sunarto.
Menurut Sunarto, sebanyak 615 penghuni rutan disebar ke delapan lokasi rutan/lapas di empat kota. Sebanyak 265 orang ditempatkan di Rutan Sialang Bungkuk (Kota Pekanbaru), 108 orang ke Lembaga Pemasyarakatan Pekanbaru, 81 orang ke Rutan Bangkinang, dan sisanya ke Rutan Bengkalis, Rutan Dumai, dan Lapas Perempuan Pekanbaru.