Ruas Tol Lampung-Palembang Difungsikan H-7 Lebaran
Tol Lampung-Palembang ditargetkan bisa digunakan pada angkutan Lebaran 2019. Perbaikan jalan dan penyiapan fasilitas pendukung terus didorong agar bisa berfungsi H-7 Lebaran. Keberadaan tol ini diharapkan dapat memangkas waktu tempuh 5-7 jam lebih cepat ketimbang jalur lama.
Oleh
RHAMA PURNA JATI/SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
KAYU AGUNG, KOMPAS — Tol Lampung-Palembang ditargetkan bisa digunakan pada angkutan Lebaran tahun ini. Perbaikan jalan dan penyiapan fasilitas pendukungnya terus didorong agar bisa berfungsi H-7 Lebaran. Keberadaan tol fungsional ini diharapkan dapat memecah kepadatan lalu lintas dan memangkas waktu tempuh 5-7 jam lebih cepat ketimbang jalur lama.
Hal ini mengemuka saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengunjungi Gerbang Tol Kayu Agung, Sumatera Selatan, Sabtu (11/5/2019). Keduanya memantau kesiapan ruas tol antara Bakauheni-Terbanggi Besar (141 km), Terbanggi Besar-Pematang Panggang (112 km), Pematang Panggang-Kayu Agung (77 km), dan Kayu Agung-Palembang (33 km).
”Dari hasil pemantauan, diharapkan ruas tol ini dapat digunakan untuk arus mudik,” kata Budi.
Apabila tol Lampung sampai Palembang sepanjang 363 km dapat digunakan secara fungsional, diperkirakan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya tujuh jam. Apalagi jika sudah beroperasi penuh, kemungkinan hanya butuh waktu empat jam. Hal ini tentu lebih cepat daripada harus menggunakan jalur nontol yang membutuhkan waktu tempuh 12-15 jam.
Budi menyebutkan, kemungkinan jalur tol fungsional hanya akan dibuka pada waktu tertentu, yakni pukul 06.00-18.00 WIB. ”Kalau ada kebutuhan khusus, tentu akan ada pengawalan,” ucap Budi.
Pembatasan ini dilakukan karena kurangnya lampu penerangan yang dikhawatirkan akan berisiko bagi pemudik yang melewati jalur tersebut.
Selain itu, lanjut Budi, sudah ada setidaknya tujuh tempat istirahat (rest area) di sepanjang jalur tol fungsional. ”Fasilitasnya memang sudah ada. Hanya saja perlu dilengkapi,” katanya.
Tidak hanya itu, fasilitas untuk tempat bahan bakar minyak dan pos kesehatan juga harus tersedia.
Kendaraan yang melintas di ruas tol fungsional hanya kendaraan pribadi. Namun, dalam pelaksanaannya akan dikembalikan ke Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri yang akan mengatur arus lalu lintas sesuai kondisi pada saat itu. Apabila terjadi kepadatan, tentu akan diatur untuk menggunakan jalur bukan tol.
Basuki menyebutkan, saat ini pembangunan ruas tol terus berlangsung. Dari hasil pemantauan, ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang sudah bisa dilalui dengan cukup mulus. ”Ruas ini memang fungsional, tetapi rasa operasional,” ucap Basuki. Untuk ruas tol ini, menurut rencana, akan disediakan dua jalur dengan empat lajur.
Adapun ruas Pematang Panggang-Kayu Agung-Palembang, kemungkinan hanya menggunakan satu jalur. ”Sebelum Lebaran, kendaraan yang boleh melintas adalah Lampung ke Palembang. Setelah Lebaran, kendaraan yang bisa melintas adalah Palembang ke Lampung,” ucapnya.
Basuki menargetkan, semua perbaikan jalan dan penyediaan fasilitas pendukung selesai pada H-10 Lebaran. Karena itu, lanjutnya, jalan tol yang ada dapat difungsikan pada H-7 Lebaran atau bersamaan dengan pelaksanaan Operasi Ketupat.
Senior Vice Presiden Area Sumatera PT Waskita Karya Heri Supriyadi menuturkan, pada jalur Terbanggi Besar-Palembang menurut rencana semua jalan akan diaspal, hanya 4 km yang masih agregat tak berdebu, tepatnya di STA 13-STA 17 ruas tol Kayu Agung-Palembang. Semua pengerjaan diharapkan selesai pada 22 Mei 2019.
Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri menjelaskan, tol fungsional diperkirakan dibuka pada 29 Mei 2019 atau bersamaan dengan dimulainya Operasi Ketupat 2019. Namun, pihaknya masih akan memantau perkembangan pengerjaan di ruas tol yang akan difungsikan itu.
”Kalau bisa digunakan, akan kita gunakan. Tetapi kalau belum siap, ya, tidak kita gunakan,” ucapnya. Yang pasti, pada 10 hari sebelum hari raya, semua pengerjaan harus sudah selesai.
Setelah menyusuri jalur tol Lampung-Palembang, lanjut Refdi, jalur Bakauheni- Pematang Panggang sudah bisa dilalui dengan lancar. Hanya saja, pada jalur Pematang Panggang-Kayu Agung masih perlu ada yang dibenahi.
”Penyelenggara jalan tentu akan mempercepat pengerjaan agar jalur ini dapat difungsikan. Yang utama adalah keberadaan rest area yang harus sesuai dengan standar operasional minimum,” katanya.
Selain itu, perlu ada peningkatan jaringan sinyal karena di beberapa titik jaringan komunikasi masih sulit didapat. ”Kami akan berkoordinasi dengan pihak provider untuk menyediakan jaringan di titik tersebut,” lanjutnya.
Refdi menerangkan, berkaca pada arus angkutan Lebaran tahun sebelumnya, kemungkinan puncak arus mudik akan terjadi pada H-2 Lebaran dan H+1. Untuk itu, akan ada perlakuan khusus agar tidak terjadi kemacetan terutama saat pengalihan dari jalur tol ke bukan tol atau sebaliknya.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan sudah menyiapkan 2.000 personel dalam Operasi Ketupat. Salah satunya untuk mengamankan titik rawan.
”Tim sniper pun disiapkan. Hal ini untuk mengantisipasi sejumlah bentuk kejahatan, seperti begal dan bajing loncat,” katanya.