Waskita Bidik Rp 8 Triliun dari Penjualan Jalan Tol
Oleh
Maria Clara Wresti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Waskita Karya (Persero) Tbk menargetkan Rp 8 triliun dari penjualan enam ruas jalan tol. Kepemilikan saham Waskita di enam jalan tol ini merupakan saham minoritas, sekitar 40 persen.
”Ada tiga ruas jalan tol yang sekarang sedang dibicarakan dengan investor Hong Kong. Mungkin setelah 22 Mei, seusai pemenang pemilu diumumkan, proses divestasi jalan tol akan lebih cepat,” kata Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Putra setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2018, di Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Tahun lalu, Waskita telah menjual tiga ruas tol. Pada tiga ruas itu, Waskita menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham hampir 100 persen. Ketiga ruas itu ialah Kanci-Pejagan, Pejagan-Palimanan, dan Pasuruan-Probolinggo. Dari penjualan 70 persen saham melalui reksa dana penyertaan terbatas, Waskita memperoleh Rp 5 triliun.
”Kami mempunyai 18 tol dan kami ingin menjual tol-tol kami karena kami memosisikan diri sebagai developer, bukan operator,” kata Putra.
Sementara itu, dalam rapat umum pemegang saham diputuskan, Waskita akan membagikan 25 persen dari laba yang diraih pada 2018 atau sekitar Rp 990 miliar sebagai dividen.
”Dengan demikian, setiap sahamnya akan mendapatkan dividen Rp 72,9 per lembar saham. Dividen ini akan dibagikan pada 12 Juni,” kata Direktur Keuangan Waskita Haris Gunawan.
Menurut Haris, hingga kini, perseroan belum memutuskan perihal penggunaan 75 persen dari laba itu.
Pada 2018, Waskita berhasil membukukan laba bersih (audited) sebesar Rp 4,6 triliun, meningkat 9,9 persen daripada tahun 2017 yang sebesar Rp 4,2 triliun.
Selain itu, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 7,9 persen dari Rp 45,2 triliun pada 2017 menjadi Rp 48,7 triliun tahun 2018.
Pada 2018, perseroan menerima pembayaran atas proyek dan dana talangan tanah sebesar Rp 36,75 triliun. Pembayaran proyek itu diterima atas pembayaran proyek Jalan Tol Batang-Semarang sebesar Rp 5,75 triliun, proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp 3,9 triliun, proyek Tol Pasuruan- Probolinggo sebesar Rp 2,1 triliun, proyek Tol Salatiga-Kartasura sebesar Rp 2 triliun, proyek ruas Tol Terbanggi Besar Kayu Agung (porsi VGF Tol
Semarang-Batang) senilai Rp 1,96 triliun, penerimaan proyek lainnya sebesar Rp 18,23 triliun, serta pengembalian dana talangan tanah Rp 2,8 triliun.