JAKARTA, KOMPAS — Menjaga tubuh tetap sehat dan bugar saat menjalani puasa Ramadhan bukan hal yang sulit. Pada prinsipnya, seseorang hanya perlu menjalani pola hidup seimbang, mulai dari makanan, waktu istirahat, sampai olahraga. Aktivitas fisik dengan berolahraga tetap diperlukan untuk mendukung kebugaran tubuh.
”Jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk tidak olahraga. Prinsip olahraga minimal 30 menit tetap harus dilakukan meskipun intensitasnya dikurangi. Lakukan olahraga ringan yang memperhatikan ketentuan BBTT atau baik benar terukur dan teratur,” ujar Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi, Jumat (10/5/2019), di Jakarta.
Ia menyarankan seseorang yang berpuasa bisa melakukan jenis olahraga ringan seperti joging, berjalan kaki, dan bersepeda. Waktu yang dipilih bisa ketika sehabis sahur ataupun menjelang berbuka. Ketika olahraga, hormon endorfin yang ada di dalam tubuh pun bisa lebih banyak dihasilkan. Hormon itu membantu memberikan rasa senang dan menghilangkan stres yang dialami.
Selain olahraga, asupan air dalam tubuh juga perlu diperhatikan ketika berpuasa. Konsumsi air minimal delapan gelas per hari harus dipatuhi. Hal itu penting untuk memastikan hidrasi dalam tubuh tetap terjaga.
Ahli gizi dari Instalasi Gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI), Triyani Kresnawan, menuturkan, kebutuhan delapan gelas minum setiap hari selama puasa Ramadhan bisa dibagi dua gelas saat bangun pagi dan sahur, lima gelas setelah azan Maghrib sampai dengan setelah shalat Tarawih, dan satu gelas sebelum tidur.
”Dengan konsumsi delapan gelas air dari waktu berbuka sampai dengan sahur ini sudah bisa mencukupi kebutuhan air dalam sehari. Namun, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi teh, kopi, serta soda di saat sahur karena bisa berefek diuretik yang menyebabkan sering buang air kecil,” ujarnya.
Triyani juga menganjurkan agar seseorang yang berpuasa memperhatikan konsumsi gizi seimbang. Makan bertahap saat berbuka puasa perlu dilakukan. Saat waktu berbuka tiba, mulailah makan takjil yang mengandung gula. Cukup dengan tiga buah kurma atau segelas minuman buah yang manis.
Kurma mengandung karbohidrat dan gula yang tinggi sehingga bisa meningkatkan kadar gula darah yang hilang selama berpuasa. Namun, konsumsinya tidak boleh terlalu banyak karena per 100 gram kurma atau sekitar 10 buah kurma mengandung 220 kalori atau sekitar 15 persen dari total kebutuhan kalori per hari.
Pola makan seimbang dan teratur yang dilakukan selama puasa sebaiknya tetap berlanjut dalam kehidupan sehari-hari. Kartini mengatakan, pola makan yang baik ketika puasa justru bisa membantu penderita penyakit kronis seperti mag sembuh dari masalah pencernaannya.
”Pembatasan kalori dan pola makan yang baik untuk sistem pencernaan bisa berdampak baik bagi pasien mag. Selain itu, tekanan darah, kolesterol, dan diabetes lebih bisa terkontrol. Asal makanan yang dikonsumsi tetap seimbang, bukan malah berlebihan sehingga bisa menimbulkan penyakit,” kata Kartini.