Caracas, Jumat-Para politisi dari kubu oposisi Venezuela berlindung ke kedutaan-kedutaan asing di Caracas. Langkah itu menyusul kudeta gagal pekan lalu.
Pemerintah Italia, dalam pernyataan pada Jumat (10/5/2019), membenarkan anggota Majelis Nasional Americo De Grazia ada Kedutaan Italia di Caracas. Roma dan De Grazia tidak menjelaskan apa status De Grazia, pencari suaka atau pengungsi. Roma hanya menyebut De Grazia diberi izin tinggal.
Politisi keturunan Italia itu salah satu yang kebebalan hukumnya sebagai anggota parlemen dicabut. De Grazia tiba di kedutaan pada Kamis (9/5/2019). Lewat media sosial, ia berterima kasih pada Italia.
Selain De Grazia, anggota kongres Venezuela, Mariela Magallanes, juga ke Kedutaan Italia. Sementara Richard Blanco diketahui ke Kedutaan Argentina. Ada pun mentor Guaido, Leopoldo Lopez, kini berada di Kedutaan Spanyol.
Lopez tinggal di sana selepas menyelesaikan masa tahanannya. Ia ditangkap pada 2014 dan dikenai tahanan rumah sejak 2017 lalu bebas beberapa pekan lalu.
Para politisi itu masuk ke kedutaan asing sehari setelah Wakil Ketua Majelis Nasional Edgar Zambrano ditangkap agen intelijen Venezuela, SEBIN. Kekebalan hukum Zambrano dan sejumlah politisi dicabut. Hal itu membuat mereka bisa ditangkap.
Total 10 anggota parlemen kubu oposisi dituduh terlibat pengkhianatan dan konspirasi oleh Mahkamah Agung Venezuela. Tuduhan itu dikeluarkan setelah kegagalan kudeta yang didorong Presiden Majelis Nasional Juan Guaido pekan lalu.
Perpecahan
"Jelas ini kegagalan perlawanan pekan lalu. Ini menyangkut balik badan sejumlah tokoh garis keras dalam pemerintahan Maduro," kata peneliti di Washington Office on Latin America, David Smilde.
Ia menyebut ada perpecahan di pemerintahan. Hal itu terindikasi dari Ketua Mahkamah Agung Maikel Moreno yang mencoba menunjukkan kesetiaan pada pemerintahan. Sejumlah pejabat intelijen juga mencoba menunjukkan kesetiaan pada Maduro.
Guaido menyatakan, total 29 politisi oposisi dipersekusi. Meskipun demikian, ia menyatakan semua itu tidak akan menyurutkan perlawanan. Kekebalan hukum Guaido sebagai anggota parlemen dicabut sejak April 2019. Namun, ia tidak pernah ditangkap seperti dialami Zambrano dan lainnya.
Amerika Serikat dan sejumlah negara mengkritik penangkapan Zambrano dan para politisi lain. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan, penangkapan Zambrano tidak bisa diterima dan ilegal. Tindakan itu menunjukkan represi oleh Presiden Maduro.
"Serangan pada Majelis Nasional adalah petunjuk jelas bagi kawasan dan dunia bahwa kediktatoran tidak tertarik pada solusi konstitusional bagi masalah Venezueal," ujarnya.
AS bersama sejumlah negara tidak lagi mengakui pemerintahan Maduro. Mereka mengakui pemerintahan sementara yang dideklarasikan Guaido pada Januari 2019. (AP/REUTERS)