CLS Knights Indonesia mengobarkan tanda perang terhadap Singapore Slingers menyambut laga keempat final ASEAN Basketball League, Sabtu (11/5/2019), di Gedung Olahraga Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur. Knights berambisi menang untuk menyamakan skor sementara final dengan format lima laga yang 1-2 untuk keunggulan Slingers. Kemenangan seakan menjadi harga mati sekaligus membalas kekalahan memalukan pada laga ketiga, yakni 60-63, yang diderita di hadapan pendukung, Rabu (8/5/2019) malam.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — CLS Knights Indonesia mengobarkan tanda perang terhadap Singapore Slingers menyambut laga keempat final ASEAN Basketball League, Sabtu (11/5/2019), di Gedung Olahraga Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur.
Knights berambisi menang untuk menyamakan skor sementara final dengan format lima laga yang 1-2 untuk keunggulan Slingers. Kemenangan seakan menjadi harga mati sekaligus membalas kekalahan memalukan pada laga ketiga, yakni 60-63, yang diderita di hadapan pendukung, Rabu (8/5/2019) malam.
Kekalahan tim berjuluk ”Kesatria” dari pengartian lema Knights itu membuat tim menghadapi misi amat sulit. Jika kalah di laga keempat, Knights harus menerima kegagalan mengangkat piala ABL, satu satunya kompetisi yang diikuti tim bola basket kebanggaan Surabaya ini.
Kemenangan menjadi mutlak diraih meski sekadar menyambung napas. Jika menang, Knights masih berkesempatan berebut trofi dengan Slingers di laga pamungkas (kelima) di OCBC Arena, Singapura.
Dengan skor sementara 1-2 untuk Slingers, jelas tekanan berat menjadi beban Knights. Namun, Kesatria Cahaya Lestari Surabaya (CLS) ini tetap dituntut untuk tenang guna menghadapi laga besok. CLS yang saat didirikan berbahasa Mandarin, yakni Chun Lik She yang berarti kumpulan, diminta tidak tegang. Layaknya serdadu yang siap berkorban nyawa dalam peperangan tetap perlu ketenangan dan kewaspadaan untuk memelihara peluang memenangi pertempuran.
Untuk itu, Pelatih Knights Brian Rowsom menunjukkan contoh ketenangan dalam sesi latihan di Kertajaya, Jumat (10/5/2019). Padahal, besok merupakan salah satu hari penentuan apakah napas Kesatria berhenti atau berlanjut. Ketenangan sang panglima berdampak positif terhadap para pebasket yang malah ceria melahap seluruh porsi latihan.
Memperbaiki tembakan
Tim memperbaiki tembakan dengan latihan melesatkan bola basket secara perimeter dari berbagai sudut lapangan. Untuk dicatat, kekalahan di laga ketiga disebabkan buruknya eksekusi tembakan bebas (sukses 6 dari 13 percobaan). Di sisi lain, kesuksesan meraih dua angka dan tiga angka melalui tembakan bola dari berbagai sudut lapangan turut mengantarkan perjalanan Knights dari awal kompetisi hingga ke babak final.
Rowsom dan tim telah melihat rekaman pertandingan laga ketiga serta membuat evaluasi. Di laga ketiga, Knights kehilangan 24 poin akibat gagal mengeksekusi tembakan bebas yang merupakan easy shoot atau tanpa halangan pemain lawan. Selain itu, permainan cepat dan menekan atau fastbreak kurang terlihat dalam laga sebelumnya.
Fastbreak yang ibarat strategi Nazi blietzkrieg dalam Perang Dunia II merupakan taktik umum dalam bola basket, tetapi sulit diterapkan secara kontinu. Taktik ini jelas membuat tim lawan kedodoran dalam bertahan. Mereka tidak sempat membuat formasi pertahanan sehingga kecolongan dua-tiga poin.
Saya tidak ingin Slingers merayakan trofi di sini. Kami wajib merebut gim keempat sekaligus memberi tekanan kepada mereka.
Dalam sepak bola, taktik ini serangan balik cepat. Masalahnya, fastbreak menuntut kondisi fisik prima sekaligus kecermatan untuk meraih poin. Serangan cepat, tetapi gagal menghasilkan poin jelas tidak diinginkan oleh tim mana pun.
”Kita harus finish strong dengan bermain cepat,” kata Rowsom. Maksudnya, mencetak poin terus-menerus sekaligus sukses menahan membuat Slingers tak menambah angka. Jika mampu bermain cepat sekaligus menekan kegagalan mencetak poin, Knights punya peluang menguras energi dan menghabisi Slingers.
”Saya tidak ingin Slingers merayakan trofi di sini. Kami wajib merebut gim keempat sekaligus memberi tekanan kepada mereka,” kata Rowsom, seusai sesi latihan.
Guard Knights Sandy Kurniawan mengatakan, dirinya dan teman-teman masih percaya bisa memenangi laga keempat. Tim benar-benar berambisi mempermalukan Slingers di laga keempat dan kelima. ”Ini pertandingan do or die, hidup mati,” ujarnya dengan nada mantap.
Adapun Knights sempat merebut laga pertama secara gemilang dengan skor 86-67, Jumat (3/5/2019), di OCBC Arena, Singapura. Namun, dua hari kemudian, Slingers membalasnya dengan skor 77-57 di gelanggang yang sama. Slingers kemudian kembali mempermalukan Knights di laga ketiga dengan skor 63-60.