Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berpeluang besar memilih Puan Maharani sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat untuk periode mendatang. Dengan perolehan suara tinggi dan rekam jejak politik yang cukup, Puan dinilai cocok untuk memegang jabatan yang krusial tersebut.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berpeluang besar memilih Puan Maharani sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat untuk periode mendatang. Dengan perolehan suara tinggi dan rekam jejak politik yang cukup, Puan dinilai cocok untuk memegang jabatan yang krusial tersebut.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) diprediksi akan menjadi partai dengan suara perolehan suara terbesar pada Pemilihan Umum 2019. Berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas dan lembaga survei independen lain, partai dengan nomor urut tiga ini memperoleh suara antara 19–20 persen suara nasional.
Apabila menurut perhitungan Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDI-P, perolehan suara ini dapat dikonversi menjadi 133 dari 575 kursi di DPR. Dengan status partai pemenang ini, PDI-P berhak mendapatkan kursi Ketua DPR sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang revisi Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Eriko Sotarduga, pada Kamis (9/5/2019) di Jakarta, mengungkapkan, dari seluruh rekam jejak caleg di PDI-P saat ini, Puan yang paling lengkap. Eriko mengatakan, Puan sudah pernah menjadi anggota DPR sejak 2009 dan menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI-P pada 2012.
Puan juga berpengalaman menjadi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan selama lima tahun terakhir di Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hal ini dirasa mendukung kualifikasinya untuk memimpin DPR pada periode 2019–2024.
Yang cocok adalah orang yang punya kualifikasi mumpuni, kemampuan komunikasi yang baik, dan juga punya kedekatan dengan pemerintah. Terlebih lagi PDI-P selain menjadi partai pemenang, juga partai pemerintah. Mungkin Mbak Puan punya seluruh kemampuan ini.
Ketua DPR, kata Eriko, menjadi jabatan yang penting dalam pemerintahan Indonesia 2019–2024, khususnya dengan perkiraan terpilihnya pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Mar’uf Amin. Berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas dan lembaga survei independen lainnya, pasangan nomor urut 01 ini unggul dengan persentase 54,45 persen dibandingkan pesaingya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Yang cocok adalah orang yang punya kualifikasi mumpuni, kemampuan komunikasi yang baik, dan juga punya kedekatan dengan pemerintah. Terlebih lagi PDI-P selain menjadi partai pemenang, juga partai pemerintah. Mungkin Mbak Puan punya seluruh kemampuan ini,” kata Eriko.
Suara terbanyak nasional
Status caleg dengan perolehan suara terbanyak yang sangat mungkin diraih Puan juga menjadi faktor penting dalam pertimbangan partai, kata Eriko.
Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno mengatakan, berdasarkan data Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) terakhir, Puan telah mendapat paling sedikit sekitar 400.000 suara di Daerah Pemilihan Jawa Tengah V (Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Solo).
Apabila prediksi ini benar, besar kemungkinan Puan menjadi caleg dengan perolehan suara terbesar pada 2019. Pada Pemilihan Legislatif 2014, perolehan suara sebesar 397.481 suara yang didapatkan caleg PDI-P Karolin Margret Natasha sudah cukup menjadikannya caleg dengan suara terbesar.
“Menjadi caleg yang mendapatkan suara besar itu bukan sembarangan. Ini artinya ada kepercayaan yang besar dari masyarakat,” kata Eriko.
Namun Hendrawan mengatakan, hingga saat ini dalam internal partai belum dibicarakan siapa yang akan dipilih dan mendapat persetujuan Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri. “Tidak bisa dinafikan bahwa kualifikasi Mbak Puan itu paling memadai. Namun ini wilayah otoritas ketua umum,” kata Hendrawan.