Perjuangan Golden State Warriors semakin berat untuk maju ke final play off NBA Wilayah Barat. Sebab, Stephen Curry dan kawan-kawan harus bangkit dari kekalahan beruntun di gim ketiga dan keempat.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
AFP/ANDREW D BERNSTEIN
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry (30), melesakkan bola ke keranjang Houston Rockets di laga keempat semifinal Wilayah Barat play off 2019 NBA, di Toyota Center, Houston, Texas, Amerika Serikat, Senin (6/5/2019) waktu setempat.
Perjuangan Golden State Warriors semakin berat untuk maju ke final play off NBA Wilayah Barat. Sebab, Stephen Curry dan kawan-kawan harus bangkit dari kekalahan beruntun di gim ketiga dan keempat. Laga kelima yang berlangsung di Oracle Arena, Oakland, California, Amerika Serikat, Rabu (8/5/2019) waktu setempat, menjadi laga yang menentukan.
Pemenang dari laga ini semakin berpeluang maju ke babak final. Sebab, tim pemenang tinggal membutuhkan satu laga lagi menuju babak final play off NBA 2019 Wilayah Barat.
Namun Warriors kalah lagi, maka laga ini merupakan laga terakhir yang digelar di Oracle Arena. Sebab, Warriors sudah menyiapkan lokasi baru yang menjadi markas baru September mendatang di Chase Center, San Francisco, AS.
Salah satu kesulitan yang harus diredam Pelatih Steve Kerr adalah dominasi Kevin Durant atau yang akrab dipanggil KD. Dominasi ini ”bergesekan” dua bersaudara yang disebut dengan ”Splash Brothers”, yaitu Stephen Curry dan Klay Thompson.
Kehadiran KD sejak 4 Juli 2016 membuat keharmonisan di kubu Warriors sedikit terganggu. Sekalipun, dalam dua musim terdahulu KD mampu melebur diri untuk tetap berada di bawah kepemimpinan Stephen Curry sebagai kapten tim Golden State Warriors.
Namun, sekam itu tidak pernah mati. Karena ketidakcocokan itu akhirnya meledak, lewat perseteruan yang dilakukan secara demonstratif oleh Draymond Green, 12 November 2018, ketika Warriors tengah menyelesaikan pertarungan regulernya menghadapi Los Angeles Clipper.
Aksi itu seakan mengingatkan KD bahwa dirinya harus mengikuti permainan yang sudah ada di Golden State Warriors. Karena itu, setelah kalah 116-121 dari Clippers dan disusul dengan kekalahan empat kali berturut-turut, Klay Thompson pun mengeluarkan komentar keras. Menurut Thompson, kekalahan itu merupakan yang pertama kalinya sejak Steve Kerr menakhodai Warriors 2014.
Sekalipun KD memperlihatkan dominasinya, Stephen Curry sudah terbiasa dikecilkan perannya. Sejak masih duduk di sekolah dasar, tetap bisa bermain dengan kemampuan terbaiknya. Curry dikenal sebagai pemain yang memiliki kemampuan lemparan tiga angka yang mendunia.
Sayangnya, permainan Warriors dalam empat pertarungan semifinal play off NBA 2019 ini tidak seperti yang diharapkan. Keinginan untuk menjadikan semua pemain adalah kekuatan tim belum terwujud.
Pelatih Kerr tampak mulai ragu dengan kekuatan pasukannya. KD beberapa kali menjadi pemain yang paling lama berada di lapangan di antara kelima pemain utama. Sementara di jajaran pemain cadangan, hanya tujuh pemain yang dimainkan.
Sementara itu, di laga terakhir, Splash Brothers belum memperlihatkan kemampuan terbaik mereka. Curry hanya menyumbangkan 30 poin, sementara Klay Thompson hanya membuat 11 poin. Splash Brothers hanya bisa menyumbangkan 41 angka di laga itu. Tidak begitu jauh dari 34 poin yang diciptakan KD malam itu.
Bagi pemain Warriors, Draymond Green, timnya belum menunjukkan kemampuan terbaiknya. Menurut Green, tim lain sudah bekerja keras untuk menang di setiap laga. ”Mereka melakukan apa pun untuk menang. Dan kami hanya berguling-guling saja. Tetapi mereka sudah menampar kami lebih dulu,” kata Green.
Namun, Green menyayangkan ketidakharmonisan ini belum dapat diselesaikan pelatih ataupun pengurus Warriors. Pelatih Kerr belum memperlihatkan sikap tegasnya untuk menghindari adanya dua jenderal di lapangan.
Memang kekompakan menjadi salah satu faktor penting, di mana itu bisa dilihat dalam empat tahun belakang ini. Tetapi kali ini moto tim strength in numbres belum terwujud dalam kerja tim.