Sangat Rendah, Input Data ke Situng KPU dari Papua
Input data suara Pemilu Presiden 2019 dari TPS di wilayah Papua ke Situng KPU paling rendah dibandingkan provinsi lain. Selain Papua, ada lima provinsi lain yang input datanya di bawah 60 persen. Sejumlah kendala menghadang kerja penyelenggara pemilu.
Oleh
Fajar Ramadhan dan Pradipta Pandu
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga pekan pascapemungutan suara Pemilu 2019, input data suara Pemilu Presiden 2019 dari tempat-tempat pemungutan suara di lima provinsi ke Sistem Informasi Perhitungan Suara Komisi Pemilihan Umum atau Situng KPU masih di bawah 60 persen. Input data suara dari Papua bahkan masih sangat rendah, yaitu hanya 7,3 persen.
Dikutip dari Situng KPU yang ditampilkan melalui laman pemilu2019.kpu.go.id, hingga pukul 17.15, Selasa (7/5/2019), selain Papua yang masih rendah, provinsi lain yang juga masih rendah adalah Papua Barat, yaitu 20,3 persen.
Kemudian, tiga provinsi lain yang berada di bawah 60 persen adalah Jawa Barat 51,8 persen, Maluku 58,9 persen, dan Jawa Timur 59 persen.
Sementara DKI Jakarta yang notabene berada dekat dengan kantor KPU Pusat di Jakarta baru memasuki angka 60 persen pada Selasa siang.
Berbanding terbalik dengan hal tersebut, input data ke Situng KPU dari seluruh tempat pemungutan suara (TPS) di Bengkulu sudah 100 persen. Bengkulu menjadi satu-satunya provinsi yang sudah menuntaskan tugasnya menginput seluruh data hasil suara di TPS ke Situng KPU.
Enam provinsi lain mengejar Bengkulu atau input datanya mendekati 100 persen, yaitu Gorontalo (99,9 persen), Bali (99,8 persen), Sulawesi Tenggara (98,2 persen), Sulawesi Barat (97,5 persen), Kepulauan Bangka Belitung (98 persen), dan Kalimantan Barat (94,7 persen).
Secara keseluruhan, hingga pukul 17.15, Selasa, suara yang masuk ke Situng KPU datang dari 571.099 TPS dari total 813.350 TPS atau mencapai 70,2 persen.
Anggota KPU, Ilham Saputra, mengatakan, proses memasukkan data ke Situng KPU di sejumlah daerah melambat karena fokus penyelenggara pemilu di daerah sudah terbagi dengan tugas melakukan rekapitulasi suara secara manual. Hasil pemilu yang sah, seperti diketahui, akan merujuk pada hasil rekapitulasi manual.
”Teman-teman di DKI Jakarta dan Jawa Barat, misalnya, sedang fokus pada proses rekapitulasi suara secara manual,” katanya.
Meski demikian, dia tetap mengingatkan penyelenggara pemilu di daerah agar tetap memasukkan data ke Situng KPU hingga tuntas.
Sementara khusus Papua, jaringan internet disebut menjadi hambatan utama. Ini membuat penyelenggara pemilu kesulitan memasukkan data ke Situng KPU.
Meski mereka sudah berupaya meminta penyedia jaringan internet untuk mempercepat koneksi, tetap saja masih banyak daerah yang terkendala.
Dihubungi terpisah, Ketua KPU DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos terkejut menanggapi persentase data masuk ke Situng KPU yang belum tembus 60 persen. Sebab, pihaknya merasa persentase data masuk ke Situng KPU sudah sekitar 78 persen.
Ia tidak mengetahui pasti mengapa yang ditampilkan pada situng KPU masih di angka 59,6 persen.
”Terlepas dari itu, kami sudah mendorong KPU kota di wilayah kami untuk melanjutkan proses inputnya,” ujarnya.
Menurut Betty, saat ini seluruh sumber daya manusia di KPU DKI Jakarta sedang fokus mempercepat rekapitulasi secara manual di tingkat kecamatan. Khususnya untuk dua wilayah, yakni Jakarta Utara dan Jakarta Timur, yang masih perlu banyak diselesaikan.
”Dua daerah tersebut jumlah TPS-nya banyak sekali. Selain itu, ada sejumlah perbaikan data di tingkat kecamatan. Jadi kami buka kelas paralel lebih banyak,” ujarnya.
Jokowi unggul
Sementara itu, hingga pukul 17.30, Selasa, dari suara di 517.215 TPS dari total 813.350 TPS atau sekitar 70,2 persen yang masuk ke Situng KPU, calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin masih unggul dengan perolehan 60.546.373 suara atau 56,27 persen.
Adapun calon presiden-wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno meraih 47.048.490 suara atau 43,73 persen.
Jokowi-Amin unggul di 22 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Papua, Papua Barat, Kalimantan Utara, dan luar negeri.
Adapun Prabowo-Sandiaga unggul di 13 daerah, yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Banten, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.