Sudah bertahun-tahun warga Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melintasi jalan yang rusak. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Bekasi di antaranya dengan memblokade jalan, menanam pisang, dan menggelar unjuk rasa. Namun upaya itu belum berhasil.
Oleh
Stefanus ato
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Sudah bertahun-tahun warga Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melintasi jalan yang rusak. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Bekasi di antaranya dengan memblokade jalan, menanam pisang, dan menggelar unjuk rasa. Namun upaya itu belum berhasil.
Warga setempat belum mendapat kabar tentang perbaikan jalan yang menjadi akses utama warga. Pantauan Kompas, Selasa (7/5/2019) siang, jalan rusak terbentang sekitar lima kilometer (km). Jalan itu merupakan akses utama warga Babelan menuju Kota Bekasi. Dari arah sebaliknya, jalan itu menjadi jalan penghubung ke Kecamtan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi hingga Marunda, Jakarta Utara.
Jalan Raya Babelan diandalkan warga karena di sepanjang jalan itu tersedia fasilitas publik, seperti Kantor Camat Babelan, Kepolisian Sektor Babelan, sejumlah rumah sakit, sekolah, hingga Pasar Babelan. Menurut warga sekitar jalan itu ramai setiap saat.
"Kami sudah bosan. Dari tahun 2017, kami minta ke pemerintah (Kabupaten Bekasi) supaya jalan ini diperbaiki, tetapi sampai hari ini masih seperti ini," kata Arman (40), warga Babelan.
Arman menambahkan, Jalan Raya Babelan sudah rusak sejak tahun 2015. Kerusakan itu dimulai saat jalan itu dilintasi sejumlah truk bertonase berat yang mengangkut bahan bangunan untuk pengerjaan sejumlah proyek perumahan di Desa Kedung Pengawas, Babelan.
Setiap tahun, ketika musim penghujan tiba, ruas jalan yang rusak dan berlubang dengan kedalaman hampir 30 sentimeter (cm) itu terendam air. Akibatnya tak sedikit pengendara sepeda motor yang sering terjatuh atau terlibat kecelakaan lalu lintas dengan pengendara lain ketika berusaha menhindari ruas jalan yang berlubang itu.
Adrian (35), salah satu warga di sekitar Pasar Babelan, mengatakan, warga setempat sejak pertengahan tahun 2018 rutin melakukan aksi protes ke Pemerintah Kabupaten Bekasi, agar jalan yang rusak itu dapat diperbaiki pemerintah. Protes itu dimulai dengan meblokade jalan, menanam pisang di ruas jalan berlubang, hingga mendatangi Kantor Kecamatan Babelan untuk berunjuk rasa.
"Jawaban mereka dari tahun 2018 itu sama saja. Katanya sudah ada anggaran, tinggal tunggu waktu untuk perbaiki, tetapi sampai hari ini belum ada kabar," ucap Adrian.
Dikeluhkan pengendara
Jalan Raya Babelan yang rusak itu dikeluhkan sejumlah pengendara yang setiap hari melintasi jalan itu. Misalnya Andra (25), salah satu tukang ojek yang setiap hari mangkal di dekat Pasar Babelan.
Lelaki itu mengeluh karena kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang itu tidak hanya membahayakan keselamatan pengguna jalan, namun juga menyebabkan nyeri dan pegal pada anggota tubuh. "Jalan kalau rusak itu menguras tenaga," katanya.
Jalan rusak itu juga menjadi lahan basah bagi sejumlah kelompok pemuda untuk melakukan pengutan liar. Praktek itu jamak ditemukan Kompas, di sejumlah titik di Jalan Raya Babelan.
Mereka menutup sebagian ruas jalan yang berlubang menggunakan tanah atau bekas reruntuhan material bangunan. Setelah itu salah satu dari kumpulan pemuda itu menarik pungutan kepada pengendara yang melintas. Bahkan, ada yang diancam jika melintas tanpa membayar pungutan.
Camat Babelan Deni Mulyadi, saat dihubungi terpisah mengatakan, Jalan Raya Babelan sudah dianggarkan Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk diperbaiki pada tahun 2019. Total keseluruhan anggaran untuk pengerjaan jalan itu sekitar Rp 10 miliar.
"Itu respon Pemda Kabupaten Bekasi atas usulan kami bersama masyarakat tahun lalu. Tunggu waktu saja, tetapi pastinya akan dikerjakan tahun ini," katanya.