Guru dan pembimbing konseling mempunyai peranan yang penting untuk mengembangkan dan memberikan pemahaman kepada anak didik untuk keberhasilannya di masa depan. Pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh manusia dan tidak dapat digantikan oleh mesin.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru perlu membimbing siswa untuk mengetahui kebutuhannya di masa depan. Bimbingan tersebut akan mendorong siswa agar mau mengembangkan dirinya sehingga kelak mampu beradaptasi saat memasuki dunia kerja.
Research Fellow for Quantitative Data Analysis and Research Unit at the Faculty of Education and Social Work the University of Auckland, Selandia Baru, Mohamed Alansari mengatakan, sistem pendidikan perlu melihat masa depan setelah sekolah. ”Bukan apa yang menjadi persoalan pada masa sekarang,” ujar Mohamed.
Hal tersebut diungkapkan Mohamed dalam temu media kegiatan Education New Zealand’s 4th Annual School Counselors and Leaders Workshop di Jakarta, Selasa (7/5/2019). Kegiatan tersebut merupakan pelatihan guru bimbingan konseling dan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas proses pendampingan belajar di sekolah.
Secara khusus, ia mendorong guru bimbingan konseling untuk menjelaskan peluang-peluang pekerjaan yang ada di masa depan. Hal ini membuat fungsi guru tidak hanya mengajarkan materi yang sifatnya teknis saja, tetapi juga membimbing siswa agar dapat berhasil saat memasuki dunia kerja.
Dalam penelitiannya, dunia kerja di masa depan sangat membutuhkan orang yang memiliki kemampuan di luar teknis dan akademis. Mereka membutuhkan orang yang mampu menyelesaikan suatu persoalan, memiliki cara berkomunikasi yang baik, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
Ia berharap, guru juga melihat perkembangan industri yang terus berubah sehingga cara mendidik siswa perlu menyesuaikan dengan kebutuhan industri pada 5-10 tahun ke depan. ”Sekolah tidak hanya mengajarkan hal-hal teknis saja, tetapi perlu menjawab tantangan industri di masa depan,” ujar Mohamed.
Maree Braningan, Director of Tatai Angitu at the Institute of Education Massey University, mengatakan, perkembangan teknologi terus bertumbuh sehingga terjadi disrupsi. Seorang konselor perlu menjelaskan situasi tersebut kepada siswa.
Guru dan pembimbing konseling mempunyai peranan yang penting untuk mengembangkan dan memberikan pemahaman kepada anak didik untuk keberhasilannya di masa depan. Pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh manusia dan tidak dapat digantikan oleh mesin.
Memahami karier
Tantangan yang ada saat ini, generasi muda lebih memahami perubahan karier pada 10 tahun ke depan daripada guru. Mereka lebih memahami cara menggunakan teknologi dan memiliki pengetahuan terkait teknologi dengan lebih baik daripada guru.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi sangat membutuhkan seseorang yang memiliki kreativitas tinggi, mampu menyelesaikan persoalan, dan berpikir. Dari survei yang dilakukannya pada 200 industri di Selandia Baru, mereka membutuhkan semua kecakapan tersebut, ditambah dengan kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi. Kemampuan tersebut penting dan harus dapat diimplementasikan dalam pekerjaan.
Untuk menguasai kemampuan tersebut, guru perlu mengajarkan siswa terkait kreativitas, kolaborasi, dan berpikir kritis. Selain itu, guru perlu mendampingi siswa agar dapat berkomunikasi dengan baik dan menjelaskan kebutuhan mereka di masa depan.
Pola dua arah
Pada era kemajuan teknologi digital, pengajar harus mengetahui kemampuan siswa dan kebutuhannya. ”Bukan memaksakan apa yang kita mau,” ujar Maree.
Generasi muda dapat menggunakan teknologi secara aktif dan bukan hanya sebagai pengguna. Mereka mampu menciptakan aplikasi sesuai dengan keinginannya. Mereka beranggapan, dunia maya adalah realitas. Mereka dapat beraktivitas di dunia maya seperti yang ada di kehidupan nyata.
Education and Career Specialist Fortrust Gani Djuandi mengatakan, proses pembelajaran di sekolah pada masa sekarang tidak dapat lagi dilakukan secara satu arah. Perlu ada dua arah agar siswa dapat lebih aktif daripada guru.
Regional Manager of East Asia Education New Zealand Ben Burrowes mengatakan, institusi pendidikan perlu berkolaborasi dengan industri. Hal tersebut dibutuhkan agar dapat memberikan pembelajaran bagi siswa sesuai kebutuhannya di masa depan.