Kolaborasi Ensambel dan Audio Digital Tutup Festival "Bach in Bali"
Penampilan seluruh musisi menutup rangkaian pelatihan dan pergelaran musik klasik Festival “Bach in Bali”, Minggu (5/5/2019) malam, di Padma Resort Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Mereka memainkan komposisi berjudul “Fantasy” yang memadukan ensambel Bali berupa gender dengan violin, cello, dan biola serta perangkat audio digital pada pementasan terakhir konser “Bachanalia”.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS – Penampilan seluruh musisi menutup rangkaian pelatihan dan pergelaran musik klasik Festival “Bach in Bali”, Minggu (5/5/2019) malam, di Padma Resort Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Mereka memainkan komposisi berjudul “Fantasy” yang memadukan ensambel Bali berupa gender dengan violin, cello, dan biola serta perangkat audio digital pada pementasan terakhir konser “Bachanalia”.
Lebih dari 30 musisi, termasuk Leslie Tan (cello), Michael Hall (viola), dan Nicole Jeong (violin), tampil bersama musisi muda dalam memainkan komposisi "Fantasy”. Musisi muda itu merupakan peserta lokakarya kolaborasi selama festival musik klasik “Bach in Bali”.
Mereka memainkan alat masing-masing untuk merespons permainan ensambel musik tradisional gender yang dimainkan empat pemain ensambel dari Gamelan Yuganada, Bali. Lionel Tan memimpin kolaborasi musisi memainkan komposisi “Fantasy”.
“Perangkat ensambelnya menggunakan gamelan gender namun komposisi gamelannya sudah diperbarui,” kata I Putu Adi Septa Suweca Putra, komponis muda dari Ubud, Gianyar, Bali, yang berkolaborasi dengan Lionel dan Mervin Wong dalam “Fantasy”.
Sebelum penampilan kolaborasi dalam “Fantasy”, konser “Bachanalia” di Padma Resort Legian, Kuta, Minggu, diawali penampilan kolaborasi Leslie Tan yang memainkan cello dengan Mervin Wong yang mengolah suara secara elektronik. Setelah penampilan Leslie, “Bachanalia” yang merupakan konser kedua dalam rangkaian festival musik klasik “Bach in Bali” itu, lalu menampilkan tiga kelompok musik, yakni Reka String Quartet (Bandung), Wage String Quartet (Bali), dan Chen String Quartet (Bangkok).
Fiola Christina Rondonuwu bersama tiga musisi Reka String Quartet memainkan "Quartet No 1 Opus 18" karya Ludwig Van Beethoven. Komposisi berjudul "Gamelan dan Ubud Monkeys" dari Bali Miniatures karya komponis Indonesia, Marissa Sharon Hartanto dimainkan Wage String Quartet. Adapun Chen String Quartet memainkan "Quartet No 8 Opus 110" karya Dimitri Schostakovich.
“Festival musik klasik ini adalah perayaan musik,” kata Leslie Tan, musisi yang juga Direktur Festival “Bach in Bali”, sebelum pertunjukan dimulai.
Penyelenggara festival musik klasik “Bach in Bali” menghadirkan karya tiga komponis besar, yakni Johann Sebastian Bach, Ludwig Van Beethoven, dan Johannes Brahms dalam konser bertajuk “Tri Hita Karana: Bach, Beethoven, Brahms”
Sehari sebelumnya, Sabtu (4/5), penyelenggara festival musik klasik “Bach in Bali” menghadirkan karya tiga komponis besar, yakni Johann Sebastian Bach, Ludwig Van Beethoven, dan Johannes Brahms dalam konser bertajuk “Tri Hita Karana: Bach, Beethoven, Brahms”.
Festival musik klasik “Bach in Bali” diselenggarakann orkestra simfoni Bandung Philharmonic Indonesia, bekerja sama dengan inkubator seni dari Singapura, Project Artitude. Festival ini bertujuan mengenalkan musik klasik kepada masyarakat dan memberikan kesempatan kepada generasi muda di Indonesia dan Asia Tenggara mempelajari musik klasik. Selama festival berlangsung, penyelenggara juga mengadakan seminar dan pelatihan musik klasik.
“Kami menilai festival ini sangat bermanfaat karena selain memberikan kesempatan bagi musik chamber untuk tampil di khalayak di Bali, juga ada kelas pelatihannya,” kata Fiola Christina Rondonuwu dari Reka String Quartet.
Menurut Fiola, yang juga pengajar musik di Bandung, kesempatan dilatih dan dibimbing guru-guru musik klasik seperti Leslie dan Nicole adalah peluang yang sangat bagus karena dipastikan banyak ilmu didapat.