Sejumlah terduga pelaku tindak pidana terorisme yang digerebek Tim Detasemen Khusus Antiteror Polri di Desa Kedung Pengawas, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memiliki keterkaitan dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah Lampung. Para pelaku berencana beraksi dengan sasaran anggota Polri saat Pemilu 2019.
Oleh
Stefanus ato
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Sejumlah terduga pelaku tindak pidana terorisme yang digerebek Tim Detasemen Khusus Antiteror Kepolisian Negara Republik Indonesia di Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memiliki keterkaitan dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah Lampung. Para pelaku berencana beraksi dengan sasaran anggota Polri saat Pemilihan Umum 2019.
Hal itu dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/5/2019) malam.
”Polri melakukan upaya paksa dengan menangkap tiga pelaku tindak pidana terorisme. Kelompok tersebut akan melakukan amaliah dengan sasaran anggota Polri saat pemilu,” kata Dedi.
Tiga pelaku yang ditangkap berinisial SL (34), AN (20), dan MC (28). AN, yang ditangkap di Jalan Keramat Kedongdong, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, berperan menyembunyikan pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung.
Sementara itu, SL, yang ditangkap di Jalan Pondok Ungu Permai Sektor V, Babelan, Kabupaten Bekasi, dan MC, yang ditangkap di Tegal Timur, Jawa Tengah, merupakan DPO jaringan JAD Lampung.
”Saat ini, kasus itu dalam pengembangan oleh tim gabungan,” kata Dedi.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Komisaris Besar Candra Sukma Kumara mengatakan, ada penggerebekan terduga teroris di wilayah hukum Polrestro Bekasi, tepatnya di Desa Kedung Pengawas, Babelan, pada Sabtu pagi.
”Dilakukan oleh Densus 88 Polri. Satu tertembak mati di tempat, dua masih buron,” katanya.
Tidak menduga
Daep (50), warga Desa Kedung Pengawas, Babelan, Kabupaten Bekasi, mengatakan, pihaknya tidak menduga ada aktivitas terduga teroris di wilayahnya. Selama ini, tempat yang digerebek polisi itu pada siang hari sepi dan hanya dibuka pada malam hari. Meski demikian, tempat itu pada malam hari selalu ramai dengan aktivitas sejumlah lelaki dan satu perempuan yang datang dan pergi.
Tempat kejadian tersebut sebelumnya merupakan tempat usaha mebel milik warga setempat. Pemiliknya yang sudah uzur kemudian menjual tempat usaha tersebut kepada mereka yang kurang bergaul dengan masyarakat setempat.