Polisi Sempat Menjaga Ketat Kantor Charta Politika
Oleh
Aguido Adri
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Puluhan polisi berjaga di sekitar kantor lembaga survei Charta Politika di Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019), terkait rencana aksi damai sejumlah organisasi massa yang menilai lembaga ini telah mengiring opini publik. Namun, aksi damai yang direncanakan mulai pukul 14.00 tak terjadi.
Sebuah selebaran berisi ajakan aksi damai dari sejumlah organisasi massa (ormas) pendukung pasangan calon presiden 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Unom, membuat aparat keamanan dari Polres Metro Jakarta Selatan berjaga-jaga di sekitar kantor Charta Politika.
Dalam selembaran tertulis, Aksi Damai Lintas Relawan Bersama Ormas, LSM, OKP, Komunitas dan Emak-emak Militan Prabowo-Sandi. Seorang bapak mengenakan jas hijau yang diduga pendukung 02 mondar-mandir kebingungan di depan kantor Charta Politika. Bapak tersebut masuk teras kantor Charta Politika dan bertanya kepada Yunarto Wijaya yang sedang berbincang dengan wartawan.
“Pak mulainya kapan? Ini teman-teman lainnya pada ke mana?” kata bapak tersebut kepada Yunarto, yang kaget lalu balik bertanya kepada pria paruh baya tersebut, “lah, saya enggak tahu pak. Bapak mau ke mana dan mau ngapain?”
Pria yang tampak semakin bingung tersebut mengatakan, disuruh datang ke Charta Politika melalui pesan WhatsApp. Karena tidak melihat ada peserta lainnya yang datang, pria tersebut akhirnya pergi.
Selang 30 menit, seseorang yang juga diduga peserta aksi damai datang ke Charta Politika. Ia juga tampak kebingungan dan sibuk dengan ponsel selularnya.
Nama pria tersebut Sutarso (48), warga Tangerang Selatan dari Gerakan Nasional Cinta Prabowo-Sandi. Ia mengatakan, mendapat undangan terbuka dari grup WhatsApp untuk menghadiri aksi damai di Charta Politika.
“Kami ingin melawan dan menuntut lembaga survei yang telah mengiring opini publik atas kemenangan calon presiden 01. Selain itu kami ingin lembaga survei membuka siapa cukong yang mendanai mereka,” kata Sutarso yang langsung meninggalkan lokasi.
Setidaknya ada lima orang yang datang ke Charta Politika. Namun, mereka langsung pergi karena tidak menemui peserta lainnya yang akan ikut kegiatan aksi damai.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, justru tidak mengetahui akan ada demonstrasi atau aksi damai oleh sejumlah ormas. Ia hanya dapat informasi dari pihak kepolisian jika ada massa yang akan datang ke kantor, sehingga perlu ada pengamanan.
Ia menuturkan, tidak mempermasalahkan jika ada yang mau datang ke Charta Politika untuk berdiskusi. Pun jika ada yang ingin menggugat data, ia mempersilahkan untuk melapor ke Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).
“Kami dianggap menyebarkan berita kebohongan. Mereka bisa buktikan, karena ada Undang-Undang ITE, mereka bisa ke Reskrim polri. Itu aja, semua ada wadahnya. Jika mereka datang dan punya legal standing, meminta apapun yang jadi hak mereka, saya pikir kami akan kasih,” kata Yunarto.
Namun, jika kedatangan ormas untuk demonstrasi karena hasil hitung cepat, Yunarto mengatakan, tidak akan menemui mereka karena tidak sesuai dengan ketentuan.
“Jika saya membiarkan masuk, berarti melangkahi aturan yang ada terkait dengan demo, dan saya membuat preseden buruk buat sistem demo yang sudah disepakati. Selebaran tersebut bukan ijin, tapi pemberitahuan,” ujarnya.
Sampai pukul 19.30, ajakan aksi damai dari sejumlah ormas tidak terlaksana. Meski begitu sekitar 88 aparat masih berjaga di Charta Politika.
Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar, saat datang ke lokasi mengatakan, undangan aksi damai yang tersebar melalui selembar di grup WhatsApp tidak memiliki izin dan tidak sesuai ketentuan karena kantor Charta Politika berada di kompleks perumahan, sehingga aksi damai tidak dibolehkan.
Jafar mengatakan, pihaknya mendapat kabar akan ada aksi damai dan kabar tersebut diterima secara mendadak. Oleh karena itu tugas kepolisian adalah melakukan pengamanan ketika ada informasi dari masyarakat terkait adanya gerakan atau mobilisasi massa, serta bentuk ancaman lainnya.
“Meski sampai saat ini tidak ada aksi, kami tetap berjaga dan antisipasi untuk menjaga keamanan agar lingkungan tetap kondusif,” ujar Jafar.