Maraknya ajang lomba lari jarak jauh diharapkan dapat dimanfaatkan atlet-atlet daerah dan nasional untuk menguji kemampuan. Ajang lari sebagai pariwisata olahraga juga dapat berfungsi untuk memajukan potensi ekonomi daerah yang menjadi tuan rumah.
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Maraknya ajang lomba lari jarak jauh diharapkan dapat dimanfaatkan atlet-atlet daerah dan nasional untuk menguji kemampuan. Ajang lari sebagai pariwisata olahraga juga dapat berfungsi untuk memajukan potensi ekonomi daerah yang menjadi tuan rumah.
Co-founder and Chief Marketing Officer Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan, berkaca dari penyelenggaraan sebelumnya, Tiket.com Kudus Relay Marathon menarik minat pelari-pelari daerah dan nasional. ”Meskipun tidak secara khusus diundang, pelari-pelari nasional dan daerah dari Jawa dan Bali mau bergabung. Mereka bisa mengukir catatan waktu cepat sekali. Ini menunjukkan, ajang ini memang diminati,” katanya pada konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Gaery mengatakan, para pelari tertarik bergabung antara lain karena lokasi lomba tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka. Selain itu, hadiah yang ditawarkan oleh panitia juga menjadi motivasi. Adapun penyelenggaraan lomba lari di Kudus tidak lepas dari keunikan kota yang mempunyai kemajemukan budaya, religi, sejarah, dan kulinernya.
Tiket.com Kudus Relay Marathon akan digelar pada 25 Agustus 2019 di Kudus, Jawa Tengah, dengan format estafet beregu. Setiap kelompok peserta yang terdiri atas empat orang akan menempuh jarak lari maraton 42,195 kilometer.
Format estafet ini terinspirasi dari lomba lari ekiden di Jepang. Lari ekiden menjadi olahraga yang mendunia karena mengandalkan kerja sama dan kekompakan tim. Selain itu, ajang ini juga membuka kategori lomba half marathon (jarak 21,1 kilometer), 10 kilometer, 5 kilometer, dan kids fun run.
Mantan atlet bulu tangkis, seperti Liliyana Natsir, Liem Swie King, Hariyanto Arbi, Hastomo Arbi, Eddy Hartono, Christian Hadinata, dan Debby Susanto, dijadwalkan mengikuti ajang ini.
Rute lomba akan menyusuri jalan-jalan utama di Kota Kudus dan melewati ikon kota, seperti Scuplture Super Smash, Monumen Kretek Indonesia, dan Gerbang Kudus Kota Kretek. Lokasi start dan finis berada di Alun-alun Simpang Tujuh, Kudus.
Sebanyak 6.000 orang ditargetkan berpartisipasi di lomba lari yang menawarkan total hadiah Rp 189 juta ini. Panitia juga menyiapkan hadiah mengikuti lomba lari Standard Chartered Singapore Marathon 2019. ”Tahun lalu terdapat lebih dari 20 UMKM lokal yang ikut memeriahkan acara. Tahun ini, jumlahnya dipastikan meningkat menjadi 40 UMKM,” katanya.
Race Director Didit dari D&D Sport Management menuturkan, untuk mengikuti kategori ekiden, tim peserta terdiri atas empat pelari dengan minimal satu orang berbeda jender. ”Kami menyiapkan water station pada setiap jarak 2 kilometer mengingat Kudus termasuk daerah yang terik. Water station kami siapkan dengan menyesuaikan kenyamanan pelari,” katanya.
Liliyana Natsir mengatakan, dirinya tertarik ikut lomba lari salah satunya karena hadiah yang ditawarkan. Mantan pemain bulu tangkis ganda campuran peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 (bersama Tontowi Ahmad) ini juga suka wisata perdesaan. ”Kudus lengkap karena menawarkan daya tarik wisata perdesaan. Saya juga sangat suka kuliner di sana,” katanya.