Penerapan teknologi internet (”internet of things”) di sektor industri menjadi salah satu langkah untuk mengembangkan sektor industri. Namun, tetap diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni agar manfaat teknologi menjadi optimal.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penerapan teknologi internet (internet of things) di sektor industri menjadi salah satu langkah untuk mengembangkan sektor industri. Namun, tetap diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni agar manfaat teknologi menjadi optimal.
Dari 84 sektor industri, pemerintah telah memilih lima sektor industri yang pada tahap awal diprioritaskan dalam implementasi Industri 4.0 atau industri yang diwarnai teknologi informasi. Sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil, kimia, elektronika, dan otomotif.
Sementara kontribusi industri di Indonesia terhadap perekonomian nasional sekitar 20 persen. Laporan Kementerian Perindustrian yang mengutip United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Indonesia berada di posisi ke-9 untuk kategori manufacturing value added, sejajar dengan Brasil dan Inggris.
Country Manager Rockwell Automation Indonesia Adi Darmadi, Selasa (30/4/2019), di Jakarta, menyatakan, penerapan teknologi internet di sektor industri lebih spesifik dibandingkan penerapan internet pada umumnya. Sebab, penggunaan internet akan tergabung dengan sistem otomasi pada mesin di sebuah pabrik.
Dengan penerapan internet di industri, data dari mesin produksi atau gabungan beberapa mesin di sebuah pabrik dapat dikumpulkan, dianalisis, serta digambarkan secara lebih jelas melalui grafik. Dari data yang lebih mudah dibaca, keputusan strategis untuk meningkatkan efisiensi suatu pabrik bisa segera diambil.
”Misalnya, bisa dilihat dari satu mesin, dari satu line, atau dari satu plant. Kita ambil data, lalu diolah, dianalisis, dari situ muncul efisiensinya. Satu mesin dengan mesin yang lain bisa dibandingkan. Lalu, analisis itu gunanya untuk memprediksi dan merencanakan,” kata Adi di sela-sela pameran Rockwell Automation on the Move.
Menurut Adi, sejak program Industri 4.0 diluncurkan pemerintah tahun lalu, banyak industri yang kemudian bergerak untuk mengimplementasikannya. Kelima industri yang dipilih pemerintah untuk implementasi Industri 4.0 memang menjadi sektor cukup maju. Namun, Adi menambahkan, selain kelima sektor itu, sektor industri pertambangan juga cukup maju dalam menerapkan teknologi internet.
Meski menjanjikan efisiensi atau performa yang lebih baik, penerapan teknologi internet di sektor industri juga tidak luput dari tantangan. Salah satu ancaman nyata adalah serangan virus yang dapat terjadi melalui hal-hal kecil atau sepele, semisal melalui flash disk.
Selain itu, penerapan internet of things di sektor industri juga memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Sisi positifnya, dengan penerapan itu, tenaga kerja akan ikut terdorong untuk lebih produktif. Meski demikian, diperlukan pelatihan mulai dari tingkat pengambil kebijakan sampai tingkat operator.
”Meski menggunakan teknologi internet, yang memformulasikan atau melakukan analisis tetap orang. Maka, yang penting adalah bagaimana meningkatkan kemampuan SDM ini,” ujar Adi.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Sony Sulaksono mengatakan, pemerintah berupaya agar industri di Indonesia berkembang dalam rangka menuju Making Indonesia 4.0. Untuk itu, peningkatan SDM menjadi prioritas pemerintah.
”Memang perlu disiapkan future skills, terutama karena menghadapi pergeseran karena perkembangan teknologi informasi. Kita perlu melakukan transformasi dengan pelatihan. Urutannya adalah dari tingkat atas dulu baru ke bawah agar transformasi berjalan lebih cepat. Kami akan mengawal,” kata Sony.
Pemerintah tengah menyiapkan super tax deduction bagi perusahaan yang berinvestasi melaksanakan penelitian dan pengembangan serta insentif bagi perusahaan yang berinvestasi pendidikan vokasi. Rancangan peraturannya masih menunggu persetujuan Kementerian Keuangan.
Menurut Sony, industri kecil dan menengah tetap menjadi tulang punggung industri di Indonesia karena menyerap tenaga kerja yang besar. Sementara industri besar dinilai relatif lebih siap untuk menerapkan Industri 4.0.