TANGERANG, KOMPAS – Industri padat karya orientasi ekspor masih menjadi prioritas pemerintah untuk mendorong penciptaan lapangan kerja. Untuk itu, pemerintah menjanjikan pembukaan pasar ekspor baru dan sejumlah insentif.
Kebijakan pemerintah yang masih memprioritaskan industri padat karya ini ditunjukkan Presiden Joko Widodo dengan mengunjungi PT KMK Global Sport di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (30/04/2019). Perusahaan tersebut merupakan penanaman modal asal Korea Selatan dan Taiwan yang memproduksi sepatu merk global untuk pasar ekspor.
Presiden hadir bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. CEO PT KMK Global Sport CK Song mendampingi Presiden selama peninjauan.
”Yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas lewat rescalling, upscalling. Sehingga apa? Kalau sudah produktif, perusahaan mampu menggaji tinggi karena produktivitas menyangkut berapa produksi yang dihasilkan. Kalau yang dihasilkan naik, gajinya dinaikkan nggak ada masalah,” kata Presiden menjawab pertanyaan wartawan usai kunjungan.
Secara terpisah, Airlangga, menyatakan, pemerintah akan terus mendorong industri padat karya, terutama yang berorientasi ekspor. Ini penting untuk menyerap tenaga kerja sekaligus meningkatkan devisa negara. ”Kebijakan industri padat karya akan kita dorong. Padat karya orietnasi ekspor tetap menjadi industri prioritas dalam industri 4.0,” kata Airlangga.
Cara konkret dan efektf mendorong industri padat karya orientasi ekspor, menurut Airlangga, adalah melalui pembukaan pasar ekspor baru. Untuk itu, pemerintah terus berupaya menjalin perjanjian kerjasama ekonomi dengan berbagai pihak.
Saat ini, pemerintah menargetkan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia – Uni Eropa. Begitu, perjanjian telah ditandatangani, maka pasar Eropa akan lebih terbuka untuk barang dari Indonesia.
Indonesia juga telah menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi
Komprehensif dengan Australia. ”Australia sudah selesai tinggal ratifikasi dari masing-masing parlemen. Tahun ini bisa selesai. Tapi efektif mungkin tahun depan,” kata Airlangga.
Perjanjian dengan Australia ditandatangani di Jakarta, 04/03/2019 oleh Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan Pariwisata dan Investasi Australia Simon Birmingham. Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan hadir menyaksikan acara tersebut.
Kedua belah pihak menargetkan ratifikasi aturan selesai pada akhir 2019. Dengan demikian, implementasi bisa dilakukan mulai awal 2020.
”Yang utama adalah pasar. Kapasitas tergantung pasar. Kalau kapastias bisa ditingkatkan, sementara kapabilitas sudah ada, kompetensi ada, teknologi sudah dikuasai, lokal konten juga cukup tinggi, maka industri padat karya bisa didorong,” kata Airlangga.
Upaya lain untuk mendorong industri padat karya orientasi ekspor, Airlangga melanjutkan, adalah melalui insentif pajak. Insentif yang sudah diterbitkan adalah pembebasan pajak penghasilan perusahaan dalam periode tertentu.
Insentif lain yang akan diterbitkan beberapa waktu yang akan datang adalah pengurangan pajak penghasilan perusahaan atas fasilitas pelatihan tenaga kerja serta riset dan pengembangan. ”Yang kita tunggu adalah super deduxtion tax untuk pelatihan dan inovasi. Karena indusri padat karya seperti sepatu ini butuh robotic center,” kata Airlangga.
Insentif lain yang akan diterbitkan adalah pengurangan pajak penghasilan perusahaan atas fasilitas pelatihan tenaga kerja serta riset dan pengembangan.
Industri dengan karakter padat karya seperti sepatu, Airlangga menambahkan, telah menerapkan berbagai teknologi mutakhir. Misalny adalah internet of think. Meski demikian, kebutuhan tenaga kerjanya tetap besar.
PT KMK Global Sport misalnya baru saja mengembangkan investasi di Ungaran dan Temanggung, Jawa Tengah. Total nilai investasinya mencapai 170 juta dollar Amerika Serikat. Tenaga kerja yang direkrut mencapai 40.000 orang.
Dari sisi produksi, Indonesia adalah produsen ke-6 terbesar di dunia untuk alas kaki. Dari segi pasar, Indonesia adalah pasar terbesar ke-4 di dunia.