Petualangan pelari Kompas Tambora Challenge 2019 Lintas Sumbawa 320K dimulai. Semua peserta dalam kategori individu dan relay atau estafet sudah berlari dari garis awal. Mereka memulai lari tepat pukul 15.00 pada Rabu (1/5/2019) dari garis awal Lapangan Puskesmas Poto Tano, Sumbawa Barat.
SUMBAWA BARAT, KOMPAS — Petualangan pelari Kompas Tambora Challenge 2019 Lintas Sumbawa 320K dimulai. Semua peserta dalam kategori individu dan relay atau estafet sudah berlari dari garis awal. Mereka memulai lari tepat pukul 15.00 pada Rabu (1/5/2019) dari garis awal Lapangan Puskesmas Poto Tano, Sumbawa Barat.
Sepanjang lomba, peserta akan berlari 320 kilometer (km) menuju garis akhir di Doro Ncanga, Dompu. Tambora Challenge diikuti 55 pelari yang terbagi menjadi 24 pelari individu dan 31 pelari relay. Di antara total pelari terdapat sembilan pelari undangan asal tuan rumah Nusa Tenggara Barat.
Meski akan menempuh jarak ratusan km, para pelari memulai lomba dengan wajah ceria. Setelah aba-aba start, pelari berhamburan keluar dari garis awal. Mereka melambaikan tangan ke arah kamera sambil berlari dengan langkah-langkah kecil.
Hingga pukul 16.00 Wita terlihat sejumlah pelari mulai mencapai titik mobile water station pertama, atau 10 km dari garis awal. Beberapa pelari veteran seperti Alan Maulana dan Eni Rosita tidak berhenti, sedangkan beberapa pelari terlihat beristirahat sejenak.
Para pelari terlihat menikmati rute awal lomba. Mereka berlari dengan pemandangan gunung dan laut. Sementara itu, cuaca mendung cukup bersahabat bagi pelari dengan angin sepoi-sepoi sejak garis awal.
Tepat sebelum lomba, direktur lomba Lexi Rohi berpesan kepada pelari. Dia meminta pelari berjuang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan, bukan karena ingin berlomba-lomba dengan pelari lainnya.
”Yang paling penting jaga stabilitas. Ketahui kapasitas diri sendiri. Dengan itu, kami yakin teman-teman mampu finis dengan selamat. Sampai bertemu di titik pemeriksaan (check point),” kata Lexi.
Sambutan
Pembukaan Tambora Challenge 2019 dihadiri langsung oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaifuddin. Hadir juga perwakilan dari penyelenggara, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo.
Zulkieflimansyah menyambut pergelaran Tamboran Challenge yang sudah kelima kalinya. Menurut dia, kehadiran ajang maraton ultra ini memberikan efek positif kepada psikologis masyarakat NTB. ”Akhirnya event yang tidak mudah ini bisa terselenggara dengan kerja keras semua pihak. Pesan dari ajang ini sangat penting bahwa harus ada daya tahan, pantang menyerah untuk menghadapi kesulitan hingga mencapai akhir. Ini memberikan contoh kepada masyarakat NTB agar bisa cepat pulih akibat bencana besar sebelumnya,” ucapnya.
Zulkieflimansyah juga menyoroti pariwisata Sumbawa yang sangat terbantu melalui pemberitaan Tambora Challenge. ”Pariwisata mulai menggeliat. Ada harapan. Awalnya orang mengenal NTB itu Lombok saja,” ucapnya.
Fud lebih menyoroti tentang pengaruh positif pariwisata di Sumbawa Barat. Potensi besar pariwisata seperti pantai pasir putih dan eksotisme Pulau Kenawa diharapkan terus berkembang.
”Kami senang dengan adanya acara ini. Salah satu bagian promosi wisata. Semoga makin banyak peserta yang ikut. Kami berharap destinasi wisata di sini dapat terpotret,” kata Fud.
Perwakilan penyelenggara, Adi Prinantyo, berharap ajang Tambora Challenge bisa terus ada pada tahun-tahun selanjutnya. Ajang maraton ultra ini sejalan dengan misi Kompas, yaitu ingin memperkenalkan kekayaan Nusantara.
Adi mengapresiasi tekad para pelari yang sudah mendaftar di Lintas Sumbawa. ”Meski belum selesai, 55 pelari ini tangguh karena berani lari dengan jarak yang sangat jauh. Semoga bisa menaklukkan diri sendiri dan lancar sampai finis,” ujarnya.