SKK Migas Luncurkan Lembaga Minyak dan Gas Indonesia
Oleh
Sharon Patricia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Guna memetakan dan membuat pusat data mengenai data hulu minyak dan gas bumi, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi meluncurkan Indonesia Oil and Gas Institute. Lembaga ini juga dibentuk untuk meningkatkan pengelolaan dan investasi di bisnis hulu minyak dan gas bumi.
”Indonesia Oil and Gas Institute adalah suatu lembaga yang dibentuk SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi). Lembaga ini akan menjadikan SKK Migas sebagai pusat kompetensi dan pengetahuan dari industri hulu migas di Indonesia,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Dwi menyampaikan, pekerja SKK Migas juga dapat menginformasikan kepada pemangku kepentingan di industri hulu migas mengenai bisnis dan kecerdasan pemasaran. Para pekerja ini merupakan ahli di bidang pekerjaannya masing-masing.
Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) dibentuk karena Indonesia tidak pernah tuntas dalam membuat penilaian yang komprehensif terhadap proven plays atau cadangan migas yang sudah terbukti. Data terakhir mengenai potensi cadangan sumber daya migas dipublikasikan pada 1980.
”Indonesia memublikasikan potensi cadangan migas terakhir kali pada 1979-1980 yang dilakukan oleh Pertamina GAS Nayoan dan Atik Suardy. Data yang dipublikasikan, terdapat 60 cekungan dengan sekitar 82 miliar barel setara minyak atau billion barrel of equivalent (BBOE),” ucap Dwi.
IOGI dibentuk karena Indonesia tidak pernah tuntas dalam membuat penilaian yang komprehensif terhadap proven plays atau cadangan migas yang sudah terbukti. Data terakhir mengenai potensi cadangan sumber daya migas dipublikasikan pada 1980.
Padahal, potensi cadangan migas di Indonesia masih besar. Untuk itulah dibentuk IOGI agar dapat memetakan cadangan migas secara komprehensif.
Seperti halnya penemuan cadangan gas yang signifikan di Wilayah Kerja Sakakemang, Sumatera Selatan, pada awal 2019. Keberhasilan tersebut merupakan hasil evaluasi SKK Migas dalam memetakan sepuluh area potensial penemuan besar.
”Selain Sumatera Selatan, masih terdapat sembilan area potensial penemuan besar lainnya yang berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Tarakan Offshore, North East Java-Makassar Strait, Kutai Offshore, Buton Offshore, Northern Papua, Bird Body Papua, dan Warim Papua,” ujar Dwi.
Berdasarkan pemetaan tersebut, IOGI mengevaluasi lebih lanjut terhadap 19 cekungan produksi yang memiliki 126 proven plays. Dari 832 area yang ditentukan, terdapat cadangan migas yang mencapai 113 BBOE.
Sementara itu, diperkirakan masih ada sebanyak 8,3 BBOE cadangan migas yang belum ditemukan. Cadangan migas sebesar 4 BBOE diperkirakan terkandung di 59 area dan sebanyak 4,3 BBOE cadangan migas lainnya ada di dua area besar.
Hasil evaluasi menunjukkan, terdapat lima cekungan yang berpotensi menemukan cadangan besar dan signifikan, yaitu Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Timur Laut Jawa, Kutai, dan Pre-Tertiary Passive Margin.
”Indonesia juga masih berpeluang menemukan paling tidak dua area besar dengan masing-masing sumber daya di tempat tersebut sebesar 770 juta BOE,” lanjut Dwi.
Tingkatkan investasi
Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin mengemukakan, selama ini publik, termasuk investor, tidak mengetahui SKK Migas menghasilkan produk-produk pengetahuan tentang data hulu migas secara mandiri. Karena itu, calon investor mencari data hulu migas Indonesia kepada konsultan independen.
”Sayangnya, data yang mereka miliki belum tentu valid dan terkini. Maka, dalam hal ini, IOGI dapat menjadi sumber data yang tepercaya bagi calon investor guna mendorong tumbuhnya investasi di hulu migas Indonesia,” kata Jaffee.
Baca juga: Keterbukaan Data Migas
Sebelum meluncurkan IOGI, SKK Migas sudah mengadakan proyek percontohan. Proyek ini dilaksanakan dengan menggunakan data milik SKK Migas yang dianalisis untuk mengetahui performa migas di Indonesia.
Dengan demikian, hasil laporan dari IOGI juga dapat menjadi sumber dari rencana dan strategi jangka panjang. Khususnya untuk cadangan hidrokarbon, lifting, serta optimasi biaya operasi.
Selain itu, analis juga akan memberikan Tinjauan tentang Hulu Minyak dan Gas Bumi Indonesia Tahunan, publikasi berkala setiap semester, diskusi grup terfokus, dan metode-metode pembanding, yang dapat diberikan kepada pemangku kepentingan.