Kereta Api Mulai Melintas di Pasuruan dengan Kecepatan Terbatas
PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional IX Jember, Jawa Timur, merampungkan perbaikan lintasan kereta api yang terkikis. Meski demikian, kereta yang melintas hanya mampu berjalan dengan kecepatan rendah di lokasi bekas lintasan yang terkikis tersebut.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Wakil Kepala Stasiun Banyuwangi Baru Puji Arifianto (kanan) menjelaskan kondisi perjalanan kereta api kepada penumpang di Stasiun Banyuwangi Baru, Senin (29/4/2019). Banjir di Pasuruan menyebabkan pelintasan KA terkikis sehingga mengganggu jalur pelintasan KA.
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Kereta Api Daerah Operasional IX Jember, Jawa Timur, merampungkan perbaikan lintasan kereta api yang terkikis. Meski demikian, kereta yang melintas hanya mampu berjalan dengan kecepatan rendah di lokasi bekas lintasan yang terkikis tersebut.
Sebelumnya hujan deras di Pasuruan menyebabkan lintasan kereta api antara Stasiun Bangil dan Pasuruan di Kilometer 58 terkikis. Beberapa titik rel kereta api di sepanjang 100 meter tergantung karena batuan ballast dan tanah hanyut terbawa air.
”Jalur kereta api di KM 58 2+3 antara Stasiun Pasuruan dan Stasiun Bangil sudah bisa dilewati dengan kecepatan terbatas, yaitu 5 km per jam, pada pukul 02.40, Selasa (30/4/2019). Kereta api pertama yang lewat di jalur yang berada di Kecamatan Kraton tersebut adalah Kereta Luar Biasa (KLB) barang pengangkut batu ballast,” kata Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional (KAI Daop) IX Jember Luqman Arif ketika dihubungi dari Banyuwangi, Selasa (30/4/2019).
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Penumpang membatalkan perjalanan dan menukarkan biaya pembelian tiket di Stasiun Banyuwangi Baru, Senin (29/4/2019). Banjir di Pasuruan menyebabkan pelintasan KA terkikis sehingga mengganggu jalur pelintasan KA.
KA yang melintas hanya mampu berjalan dengan kecepatan rendah karena dikhawatirkan tanah di bawah lintas belum sepenuhnya padat. Kereta hanya diizinkan melintas dengan kecepatan 5 km per jam, padahal biasanya kereta bisa melintas dengan kecepatan 70 km per jam.
Luqman mengatakan, rel yang rusak akibat diterjang banjir sejak Senin dini hari pukul 00.30 akan terus dilakukan perbaikan dengan tenaga manusia ataupun dengan mengerahkan alat multi tie tamper di lokasi tersebut. Harapannya kereta yang melintas di titik tersebut tidak perlu memperlambat laju kecepatannya.
ZULFAN TRI ADJI UNTUK KOMPAS
Situasi di Stasiun Pasuruan, Senin (29/4/2019) pagi. Perjalanan KA Mutiara Timur Malam Banyuwangi-Surabaya terhenti di Stasiun Pasuruan karena banjir mengikis lintasan kereta.
”Di musim hujan ini, semua jajaran Daop IX siaga. Hal ini berkaitan dengan kondisi jalur kereta api di Daop IX yang melewati daerah-daerah yang memiliki curah hujan ekstrem sehingga berpotensi pada gangguan perjalanan kereta, seperti banjir, longsor, atau amblas. Untuk itu PT KAI Daop IX telah siaga 24 jam di beberapa lokasi untuk antisipasi terhadap gangguan perjalanan KA,” tutur Luqman.
Banjir yang terjadi di Pasuruan pada Senin dini hari tersebut menyebabkan sejumlah perjalanan KA jarak menengah dan jarak jauh yang berangkat dari stasiun di wilayah Daop IX Jember mengalami gangguan. Tak sedikit calon penumpang yang akhirnya harus membatalkan perjalanan menggunakan KA.
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Wakil Kepala Stasiun Banyuwangi Baru Puji Arifianto (kiri) membantu sejumlah penumpang yang mencari alternatif moda transportasi di Stasiun Banyuwangi Baru, Senin (29/4/2019). Banjir di Pasuruan menyebabkan pelintasan KA terkikis sehingga mengganggu jalur pelintasan KA.
Edy Farurrahman, warga Banyuwangi, terpaksa naik travel saat hendak pulang ke Banyuwangi dari Surabaya. ”Saya biasa naik kereta eksekutif saat perjalanan Banyuwangi-Surabaya PP. Kali ini terpaksa naik travel. Memang lebih murah, tetapi jelas tidak nyaman,” ujarnya.
Ia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. Edy mendesak PT KAI memastikan jalurnya aman dan bebas dari kendala dengan aneka rekayasa teknik yang ada.