Tim Patriot-Net dari Telkom University Bandung memasang delapan sensor peringatan dini bencana di Kota Padang, Sumatera Barat. Pemasangan sensor itu hasil kerja sama antara Tim Patriot Net dan Pemerintah Kota Padang.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS-Tim Patriot-Net dari Telkom University Bandung memasang delapan sensor peringatan dini bencana di Kota Padang, Sumatera Barat. Pemasangan sensor itu hasil kerja sama antara Tim Patriot Net dan Pemerintah Kota Padang.
“Sensor yang kita pasang terdiri atas tiga sensor banjir, satu sensor longsor, tiga sensor gempa, dan satu sensor tsunami,” kata ketua tim pemasangan perangkat Muhammad Ary Murti di sela-sela pemasangan sensor tsunami di kawasan Muaro, Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Selasa (30/4/2019) sore.
Menurut Ary, dua sensor banjir sudah dipasang sejak sebulan lalu di jembatan Gunuang Nago, Kecamatan Pauh dan Jembatan Lubuk Minturun, Kecamatan Kuranji. Selasa ini, dipasang satu lagi sensor banjir di jembatan Lubuk Sarik, Kecamatan Lubuk Kilangan dan sensor banjir di Muaro. Pada Rabu (31/4), akan dipasang sensor longsor di Bukit Gado-gado, Kecamatan Padang Selatan. Sementara itu, tiga sensor gempa lainnya belum dipastikan lokasinya.
“Sensor gempa kemungkinan akan dipasang di kantor walikota, kantor kecamatan, ataupun kelurahan yang bersedia dipasangi alat,” kata Ary, yang juga merupakan Director of Tel-U IoT Center Research Center for Internet of Things Telkom University Bandung.
Ary menjelaskan, sensor tersebut merupakan perangkat elektronik yang terhubung dengan internet. Sensor mendeteksi gejala awal dari bencana kemudian mengirimkan informasi ke pusat data. Untuk sensor tsunami, misalnya, mendeteksi penurunan permukaan air laut secara signifikan. Penurunan muka air laut menjadi salah satu indikasi tsunami.
Jika terjadi bencana, sensor segera memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Untuk tahap awal, peringatan disampaikan melalui aplikasi telepon pintar ataupun laman web. Ke depannya, tim Patriot-Net berencana mengintegrasikan sistem peringatan dini dengan sistem sirine milik Pemerintah Kota Padang.
Penelitian
Ary menjelaskan, sensor bencana yang dipasang merupakan program penelitian dari tim Patriot-Net. Tim bekerja sama dengan Pemerintah Kota Padang dan PT Fusi Global Teknologi, perusahaan elektronika yang akan memproduksi produk secara massal. Pendanaannya bersumber dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan.
Dilanjutkan Ary, sensor tersebut masih dalam tahap pengembangan dan uji coba. Rata-rata biaya satu sensor kurang dari Rp 10 juta. Namun, jika sudah diproduksi secara massal, harganya bisa lebih murah.
“Jika penerapannya di sini (Padang) sukses, sensor bencana ini bisa diterapkan di daerah lain,” ujarnya. Ary menambahkan, aplikasi peringatan dini ini akan diluncurkan Kamis (2/5) depan. Saat peluncuran akan diumumkan nama aplikasi dan tempat pengunduhannya.
Membantu
Petugas Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Padang Hariza Riko mengatakan, keberadaan alat itu sangat membantu petugas BPBD Padang dan masyarakat dalam mitigasi bencana. Apalagi, Kota Padang merupakan daerah rawan bencana.
“Alat ini akan sangat membantu petugas menginformasikan kepada masyarakat agar waspada ataupun siaga ketika terjadi bencana,” kata Riko, yang mendampingi tim Patriot-Net dalam pemasangan perangkat.
Riko pun berharap masyarakat ikut serta menjaga keberadaan sensor bencana yang sebagian besar dipasang di tempat terbuka. Jangan sampai ada tangan-tangan jahil yang merusak atau mengambil perangkat tersebut.
"Kerusakan ataupun kehilangan sensor bencana itu justru akan merugikan dan membahayakan masyarakat sendiri," ujar Riko.