Perbaikan Kualitas Kredit Topang Pertumbuhan Laba Mandiri
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat laba bersih triwulan I-2019 sebesar Rp 7,2 triliun, meningkat 23,43 persen dibandingkan triwulan I-2018 yang sebesar Rp 5,9 triliun. Peningkatan laba didorong oleh turunnya pencadangan seiring membaiknya rasio kredit bermasalah.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan pertumbuhan laba bersih ditopang kenaikan pendapatan bunga sebesar 15,05 persen menjadi Rp 22 triliun. Selain itu, pendapatan operasional selain bunga (fee-based income) juga meningkat sebesar 3 persen mencapai Rp 6,2 triliun.
Kenaikan pendapatan bunga, lanjut Siddik, dipengaruhi oleh turunnya angka cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 28,09 persen dari Rp 3,8 triliun pada triwulan I-2018 menjadi Rp 2,8 triliun pada triwulan I-2019
“Penurunan biaya CKPN tersebut mencerminkan progress positif dari perbaikan kualitas kredit, pelaksanaan collection yang efektif, serta kedisiplinan restrukturisasi kredit,” ujarnya di Jakarta, Senin (29/4/2019).
Pemangkasan alokasi biaya pencadangan Bank Mandiri juga merupakan dampak dari penurunan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) dari 3,32 persen pada triwulan I-2018 menjadi 2,68 persen pada triwulan I-2019.
Siddik menuturkan perbaikan rasio NPL Bank Mandiri tidak akan terjadi bila tidak ada perbaikan kualitas kredit di hampir seluruh segmen bisnis, serta penguatan manajemen risiko serta keberhasilan dalam melakukan shifting portfolio kredit.
“Secara keseluruhan, tren penurunan ini mendorong kami semakin dekat dengan kisaran target NPL tahun ini sebesar 2,5-2,7 persen” ungkap Siddik.
Kredit infrastruktur
Sepanjang triwulan I-2019, Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit secara tahunan sebesar 12,4 persen, menjadi Rp 790,5 triliun. Dari total penyaluran kredit tersebut, penyaluran kredit produktif tercatat sebesar Rp 522,6 triliun atau 76,3 persen dari total penyaluran kredit.
Sepanjang triwulan I-2019, Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit secara tahunan sebesar 12,4 persen, menjadi Rp 790,5 triliun
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Heri Gunardi mengatakan dari seluruh penyaluran kredit, alokasi pembiayaan infrastruktur mencapai Rp 177,8 triliun. Nilai ini tumbuh 29,5 persen dibandingkan alokasi pembiayaan infrastruktur triwulan I-2018.
Pembiayaan infrastruktur itu disalurkan untuk berbagai sektor yakni transportasi sebesar Rp 38,9 triliun, tenaga listrik (Rp 35,6 triliun), migas dan energi terbarukan (Rp 27,4 triliun), konstruksi (Rp 20,5 triliun), jalan tol (Rp 17,7 triliun), telematika (Rp 16,8 triliun), perumahan rakyat & fasilitas kota (Rp 9,6 triliun), dan infrastruktur lainnya (Rp11,3 triliun).
“Tak hanya secara individu, komitmen kami dalam mendukung percepatan penyediaan infrastruktur telah direalisasikan melalui kerjasama sindikasi pembiayaan dengan lembaga keuangan lain,” kata Heri.
Dana murah
Di tengah kondisi ketatnya persaingan suku bunga perbankan, pada triwulan I-2019, pengumpulan dana murah Mandiri tercatat tumbuh 3,9 persen mencapai Rp 516,5 triliun. Pertumbuhan ini bertumpu pada kenaikan tabungan menjadi Rp 331,3 triliun, dan giro yang mencapai Rp 185,1 triliun.
Dalam upaya memperkuat permodalan, Bank Mandiri menerbitkan surat utang melalui program Euro Medium Term Notes (EMTN) dalam denominasi dolar AS senilai 750 juta dollar AS.
Siddik mengatakan surat utang bertenor 5 tahun dengan kupon 3,75 persen tersebut merupakan bagian dari rencana program penerbitan surat utang valuta asing (valas) senilai 2 miliar dollar AS.
Dalam upaya memperkuat permodalan, Bank Mandiri menerbitkan surat utang melalui program Euro Medium Term Notes (EMTN) dalam denominasi dolar AS senilai 750 juta dollar AS.
“Penerbitan surat utang ini membuat rasio CAR perseroan berada pada level aman di kisaran 22,47 persen yang diharapkan bisa bertahan hingga akhir tahun ini,” ujarnya.
Penerbitan surat utang ini, dinilai berhasil untuk melonggarkan tekanan rasio kredit dibandingkan simpanan (loan to funding ratio/LFR) Bank Mandiri yang saat ini berada pada kisaran 92,55 persen. Siddik berharap sepanjang tahun LFR bisa terjaga pada kisaran 93 persen.