Kebutuhan Bahan Pokok Diperkirakan Naik 10-20 Persen
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Berkaca pada kebutuhan puasa dan lebaran 2018, kebutuhan bahan pangan pokok pada 2019 diprediksi bertambah 10-20 persen. Stok bahan pangan di Jakarta masih memadai untuk menutup kebutuhan itu.
Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Kamis (25/4/2019), menjelaskan, dalam memenuhi stok pangan untuk Ramadhan tahun ini, Food Station berkaca pada data serapan selama Ramadhan 2018. Tahun lalu, dengan stok beras mencapai lebih 35.000 ton, harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang stabil cenderung turun.
Dari program pangan murah untuk pemegang kartu Jakarta pintar (KJP), penghuni rusun, pekerja harian lepas (PHL)/petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU), guru honorer, ataupun pekerja, Food Station melihat adanya peningkatan permintaan bahan pangan selama Ramadhan. Beras tercatat naik 8,8 persen, telur naik 19,5 persen, ikan kembung naik 13,2 persen, sementara susu justru turun 7,8 persen. Selain itu, Food Station juga mencatatkan peningkatan penjualan komersial di supermarket naik hingga 27,2 persen.
Artinya, lanjut Arief, perhitungan kenaikan itu menjadi patokan Food Station bersiap di bulan Ramadhan 2019 ini. Beras disiapkan ada di angka 20.000 ton meski pada data di Pasar Induk Beras Cipinang di tiga hari terakhir terdapat stok 41.000 – 42.000 ton.
Telur ayam ditambah 1.000 ton, ikan kembung disiapkan 1.000 ton, susu 1.000.000 karton atau setara 2,4 juta Liter, tepung terigu disiapkan 500 ton, gula pasir disiapkan 600 ton, minyak goreng 1.000 liter, sementara bawang putih masih perlu dikonfirmasikan karena tahun ini Food Station belum mendapatkan rekomendasi impor.
Adapun untuk PD Pasar Jaya, unit usaha ritel milik Pemprov DKI, sejak 2017 memiliki mesin penyimpan dua jenis komoditi yaitu CAS atau controlled atmosphere storage.
Mesin penyimpanan yang ditempatkan di Pasar Induk Kramatjati ini khusus untuk menyimpan komoditas bawang merah dan cabai merah. Mesin ini ditujukan untuk menampung dua komoditas yang sangat dicari itu saat panen melimpah. Kemudian PD Pasar Jaya akan mengeluarkan stok saat harga melambung.
Perkiraan kenaikan kebutuhan juga sudah diantisipasi PD Dharma Jaya. BUMD yang bergerak di bidang pengadaan daging sapi dan daging ayam ini mendata selama bulan Ramadhan, peningkatan kebutuhan daging sapi dan daging ayam sebesar 10 – 15 persen.
Pada kelompok masyarakat yang menjadi sasaran pangan murah, selama Januari – Maret saja sudah menyerap 400 – 450 ton daging per bulannya. “Di bulan Ramadhan Mei dan Juni nanti, serta di April ini saja serapan bisa 500-an ton,” jelas Johan Romadhon, Direktur Utama PD Dharma Jaya.
Adapun serapan dari non pangan murah akan berkisar 20 – 30 ton.
Antisipasi yang disiapkan Dharma Jaya pun tidak jauh dari persiapan dua tahun sebelum ini. Kontrak pengadaan sapi dengan NTT, pada 2019 ini DKI akan mendapat kiriman 13.000 ekor sapi hidup dengan 5.000 ekor di antaranya untuk memenuhi keperluan Idul Adha (idul korban).
Lalu Dharma Jaya juga melakukan pengadaan daging beku dari Australia. Sebanyak 1.400 ton akan datang untuk memenuhi kebutuhan daging sapi.
Selain itu, lanjut Johan, Dharma Jaya juga bekerja sama dengan daerah penghasil ayam pedaging. “Kami bekerja sama dengan Pati, Jawa Tengah; Yogyakarta; Jawa Timur; dan Jawa Barat untuk mendatangkan daging ayam ke Jakarta. Jadi daging sapi tidak perlu khawatir, daging ayam aman,” jelasnya.