Investasi Teknologi dan SDM
Di tengah persaingan ketat perbankan di Indonesia, PT Bank CIMB Niaga Tbk siap meluncurkan strategi terbaru untuk memacu pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi. Target yang dibidik tak hanya dari aspek bisnis, tetapi juga kultur perusahaan.
Di tengah persaingan ketat perbankan di Indonesia, PT Bank CIMB Niaga Tbk siap meluncurkan strategi terbaru untuk memacu pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi. Target yang dibidik tak hanya dari aspek bisnis, tetapi juga kultur perusahaan.
Sebagai bagian dari CIMB Group, langkah-langkah korporasi CIMB Niaga tak lepas dari strategi bisnis CIMB Group. Salah satu kuncinya, dengan berinvestasi di bidang teknologi digital dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Berikut petikan perbincangan Kompas dengan CEO Grup sekaligus Direktur Eksekutif CIMB Group, Tengku Dato’ Sri Zafrul Tengku Abdul Aziz, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selamat atas pencapaian program T18. Apa sebenarnya makna pencapaian ini bagi CIMB? Apakah sekadar bisnis atau ada makna lain terhadap nilai-nilai korporasi?
T18 merupakan strategi jangka menengah dalam 4 tahun untuk mendorong pertumbuhan usaha. T18 tak hanya berbicara tentang target bisnis, tetapi juga transformasi budaya perusahaan. Dari aspek bisnis, laba sebelum pajak pada 2018 mencapai 7,2 miliar ringgit Malaysia atau tumbuh 17,9 persen. Adapun laba bersihnya tumbuh 24,8 persen secara tahunan atau senilai 5,58 miliar ringgit Malaysia. Capaian ini melampaui target bisnis. T18 juga memiliki target non-bisnis, yakni menjadi pemain di 10 negara anggota ASEAN, yang terbaru di Filipina dan Vietnam.
Secara keseluruhan T18 berjalan sukses. Menurut saya, kerja sama tim menjadi kunci keberhasilan itu. Kami melakukan transformasi budaya perusahaan dengan mengedepankan kerja sama dalam mengeksekusi target-target T18 agar lebih tepat sasaran. Sebagai perusahaan berbasis grup di banyak negara, CIMB Grup harus menyatukan langkah untuk bergerak bersama mendorong pertumbuhan usaha. Produktivitas juga ditingkatkan agar target T18 dapat terwujud dalam capaian angka-angka nyata.
CIMB mengusung strategi baru Forward 23 yang tak hanya berbicara tentang nasabah, tetapi juga komunitas. Apa dituju CIMB dan bagaimana implementasinya di Indonesia?
Pasca T18, kami akan meluncurkan strategi baru Forward 23. Ada empat area yang jadi fokus utama Forward 23 di Indonesia, yaitu sektor konsumen dan pelaku usaha kecil menengah (UKM), serta syariah dan perbankan digital. Strategi Forward 23 ini akan secara resmi diluncurkan pada Juni 2019.
Terkait Forward 23, CIMB akan berinvestasi lebih besar di bidang teknologi digital dan data, kualitas sumber daya manusia, serta pengalaman pelanggan. Investasi itu akan menghasilkan profit cukup besar, yang hampir 80 persennya bersumber dari Malaysia dan Indonesia. Khusus Indonesia, laba sebelum pajak ditargetkan tumbuh 35 persen pada 2023. Saat ini tumbuh sekitar 21 persen.
Kami juga menggandeng konsultan khusus agar implementasi Forward 23 di Indonesia tepat. Langkah awal dimulai dengan mendorong pertumbuhan konsumen dan UKM. Kami akan meningkatkan komposisi pekerja di bidang teknologi digital, dari 5 persen menjadi 15 persen. Alokasi dananya 20 juta dollar AS untuk pelatihan dan peningkatan kemampuan pekerja selama 3 tahun mendatang. Selain itu, investasi tambahan untuk teknologi digital dan data naik dua kali lipat menjadi sekitar 500 juta dollar AS untuk 3-5 tahun mendatang.
CIMB ada di 10 negara anggota ASEAN. Apalagi target yang dibidik?
Beberapa institusi keuangan mengingatkan, perekonomian global 2019 cukup menantang. Gejolak ekonomi berpotensi muncul dari ketidakpastian negosiasi perang dagang Amerika Serikat-China dan kesepakatan Brexit. Meski demikian, CIMB Grup selalu membuka kesempatan untuk merger atau akuisisi, terutama di Indonesia. Keputusan tak hanya mempertimbangkan aspek valuasi perusahaan, tetapi juga sinergi berkelanjutan. Peluang merger atau akuisisi selalu dimungkinkan selama berpotensi mendorong pertumbuhan usaha. Sejauh ini belum ada rencana merger atau akuisisi.
Bagaimana posisi Indonesia di bisnis CIMB Group? Potensi apa yang masih bisa dikembangkan?
Di tengah ketidakpastian global, fundamen ekonomi Indonesia dinilai cukup kuat. Rupiah menjadi salah satu mata uang terkuat dalam tiga bulan pertama pada 2019. CIMB Group meyakini Indonesia tetap menjadi pemain penting di kawasan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5-5,1 persen pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi akan lebih kencang dalam 5 tahun ke depan sehingga target pertumbuhan laba sebelum pajak 35 persen pada 2023 sangat mungkin tercapai.
Fundamen ekonomi Indonesia dinilai cukup kuat.
Di Indonesia, CIMB Group akan lebih banyak berinvestasi jangka panjang. Investasi jangka panjang terutama di bidang teknologi digital dan sumber daya manusia. Pembangunan infrastruktur ekonomi digital dan ketersediaan tenaga kerja berkualitas jadi perhatian utama. Kebijakan itu sejalan dengan visi Forward 23 yang bukan hanya mengutamakan pengalaman pelanggan, tetapi lingkup komunitas yang lebih luas dan kompleks. Investasi adalah modal penting agar perusahaan tumbuh lebih cepat dan inklusif.
Pasar Indonesia potensial. Bank dan lembaga keuangan dari negara lain berlomba-lomba masuk ke Indonesia untuk merger atau akuisi. Bagaimana CIMB memandang kondisi tersebut?
Kami menanamkan pola pikir, CIMB Niaga tidak bersaing dengan bank-bank asing di Indonesia. Secara sejarah, CIMB Niaga memang bukan bank asing sehingga kami tidak perlu berkompetisi dengan mereka. CIMB Niaga justru bersaing dengan bank-bank lokal. Saat ini CIMB Niaga adalah satu dari tiga bank teratas yang memberikan pinjaman bagi pembangunan infrastruktur strategis pemerintah. Meski demikian, masuknya bank-bank asing ke Indonesia, terutama dari Jepang, baik untuk iklim bisnis. Persaingan di dalam negeri menjadi lebih berkualitas karena bank terdorong untuk terus berinovasi. Di sisi lain, nasabah juga memiliki banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
CIMB Niaga justru bersaing dengan bank-bank lokal.
Perkembangan teknologi digital sudah lama diakomodasi CIMB. Seberapa besar keyakinan CIMB memenangi persaingan dalam perbankan digital di Indonesia dan ASEAN?
Investasi teknologi digital secara konsisten dilakukan. CIMB Group memiliki rekening ponsel, go mobile, dan berbagai produk digital lainnya. Namun, orientasi perusahaan bukan memenangi persaingan antarperbankan karena kami belum cukup jadi bank teratas. Hal terpenting justru seberapa cepat kami memberikan pengalaman yang baik bagi pelanggan sehingga target-target perusahaan bisa tercapai.
Di sisi lain, CIMB Group tidak merasa resah dengan menjamurnya layanan pinjam-meminjam antarpihak berbasis teknologi informasi di Indonesia. Sebab, nilainya masih kecil dibandingkan bank. Secara hukum, bank tetap memberikan jaminan yang lebih aman dan risiko lebih kecil.
Skema bisnis pinjam-meminjam antar pihak berbasis teknologi yang lebih inklusif tengah dipelajari CIMB Group. Teknologi berbasis informasi sangat mungkin diterapkan perbankan dengan beberapa modifikasi. CIMB Group tengah mempertimbangkan untuk berinvestasi di teknologi finansial ini, tetapi bukan di Indonesia. Kami masih harus belajar perkembangan di China, Eropa, dan AS. (Karina Isna Irawan/Dewi Indriastuti)