Universitas Negeri Surabaya berkomitmen menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman, tanpa kekerasan seksual. Sebagai implementasinya diadakan kampanye dan deklarasi anti kekerasan seksual yang diikuti oleh seluruh elemen kampus. Hal itu diikuti dengan upaya promotif dan preventif terhadap semua bentuk kekerasan seksual.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SURABAYA,KOMPAS-Universitas Negeri Surabaya berkomitmen menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman, tanpa kekerasan seksual. Sebagai implementasinya diadakan kampanye dan deklarasi antikekerasan seksual yang diikuti oleh seluruh elemen kampus. Hal itu diikuti dengan upaya promotif dan preventif terhadap semua bentuk kekerasan seksual.
Ketua Pusat Studi Gender dan Anak Unesa Mutimmatul mengatakan komitmen membangun kampus tanpa kekerasan seksual didasari oleh keprihatinan terhadap banyaknya kasus yang terjadi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hal itu diperparah oleh sikap masyarakat yang belum terbuka dalam membicarakan pelecehan seksual bahkan cenderung mengingkarinya.
“Bersama Badan Eksekutif Mahasiswa, kami mencoba mendobrak hal yang selama ini dianggap tabu dan mendeklarasikan perang secara terbuka terhadap pelecehan seksual,” ujar Mutimmatul pada acara Deklarasi Anti Kekerasan Seksual, Jumat (26/4/2019).
Bersama Badan Eksekutif Mahasiswa, kami mencoba mendobrak hal yang selama ini dianggap tabu dan mendeklarasikan perang secara terbuka terhadap pelecehan seksual
Mutimmatul mengatakan membahas tentang pelecehan seksual bukanlah hal yang mudah dilakukan. Butuh keberanian diri. Oleh karena itulah harus dilakukan upaya promotif dengan membangun lingkungan berwawasan gender. Upaya promotif ini diperkuat dengan upaya preventif dengan melawan kekerasan bahkan sebelum hal itu terjadi.
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM Unesa Titania menambahkan pihaknya berharap kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus lain tidak akan pernah terjadi di kampusnya. Pihaknya siap menjadi garda terdepan dalam menyukseskan gerakan anti kekerasan seksual di kampus.
Dalam kesempatan itu, Unesa juga memperkenalkan PSGA sebagai pusat studi baru yang fokus pada permasalahan pengarusutamaan gender dan perlindungan anak. Komitmen untuk membangun kampus yang aman dan nyaman bagi semua, tanpa kekerasan seksual itu dimulai dengan penggalangan tanda tangan sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye antikekerasan seksual.
Agar kampanye menjadi lebih efektif dan komitmen antikekerasan seksual benar-benar terealisasi dengan baik, dibentuk relawan yang diberi nama ‘sahabat setara’. Para relawan inilah yang akan bergerak mengedukasi mahasiswi maupun mahasiswa yang berpotensi mengalami kekerasan seksual. Mereka berpotensi menjadi korban atau sebagai pelaku.