Platform Digital Jadi Tulang Punggung Ekosistem Bisnis Kalbe Farma
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
Disrupsi digital membuat perusahaan yang sudah lama mapan di bisnis konvensional, mau tidak mau, berusaha jadi penyintas dengan cara beradaptasi. Meski awalnya perusahaan akan terengah-engah ketika menghadapi perubahan model bisnis, beradaptasi adalah satu-satunya cara agar perusahaan bisa selamat dari disrupsi.
Hal inilah yang disadari oleh PT Kalbe Farma Tbk yang sudah teruji memiliki kekuatan di lini bisnis konvensional. Lewat empat lini bisnisnya yakni obat farmasi, obat bebas, produk nutrisi, serta distribusi dan logistik, perusahaan yang berdiri sejak 1966 ini memiliki total pendapatan rata-rata Rp 17 triliun per tahun.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius terang-terangan menyampaikan, agar selamat dari disrupsi, perusahaan perlu berinovasi dengan membangun sebuah ekosistem bisnis, berpondasikan platform digital. “Keberadaan ekosisitem ini ke depannya dapat menopang pertumbuhan dan kinerja Kalbe Farma,” ujarnya saat mengunjungi redaksi Kompas, Jumat (26/4/2019).
Agar selamat dari disrupsi, perusahaan perlu berinovasi dengan membangun sebuah ekosistem bisnis, berpondasikan platform digital (Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius)
Cikal-bakal ekosistem digital yang dibangun Kalbe dimulai dengan peluncuran kalbestore.com pada 2011. Kalbestore.com merupakan sebuah platform e-dagang untuk menjual obat-obatan bebas dan produk makanan-minuman bernutrisi. Platform ini jadi tonggak awal perusahaan dalam melakukan kontak secara langsung dengan end user.
“Sebelumnya, kontak dengan end user dilakukan dengan gerai ritel, toko kelontong, dan sejenisnya. Kami tidak tahu konsumen akhir kami siapa, sebelum muncul platform ini,” kata Vidjongtius.
Di awal kehadirannya posisi Kalbestore masih hanya sebagai pelengkap. Namun, jajaran direksi Kalbe Farma menyadari bahwa dalam transformasi digital, platform digital tidak bisa hanya menjadi sekadar pelengkap. Platform digital harus menjadi penopang ekosistem yang mesti dibangun untuk pertumbuhan bisnis perusahaan.
Keterhubungan layanan
Ekosistem yang dibangun Kalbe Farma adalah sebuah keterhubungan antarlayanan yang membuat konsumen atau pengguna bisa memenuhi kebutuhan melalui layanan terintegrasi.
Membangun ekosistem menjadi jalan keluar bagi perusahaan mapan untuk keluar dari tekanan disrupsi. Ekosistem menyediakan akses data dan memberi peluang monetisasi data, seperti informasi perilaku konsumen. Vidjongtius yakin ekosistem pun memungkinkan peningkatan relasi dengan konsumen dan menjaga konsumen setia dengan produk.
Ekosistem yang dibangun Kalbe Farma adalah sebuah keterhubungan antarlayanan yang membuat konsumen atau pengguna bisa memenuhi kebutuhan melalui layanan terintegrasi.
Untuk menambah kapasitas ekosistem yang tengah dibangun, Kalbe Farma pun mengakuisisi dan memperluas fungsi klikdokter.com yang awalnya hanya merupakan portal berisi konten kesehatan menjadi platform layanan telemedik. Setiap harinya, rata-rata terdapat 2.000 percakapan antara pengunjung situs dengan puluhan dokter dan ahli nutrisi pada layanan live chat yang tersedia di situs ini.
“Pemasukan saat ini masih dari iklan. Tetapi karena endorsement dokter itu jitu, jadi tidak menutup kemungkinan ke depannya layanan ini dimanfaatkan untuk menggenjot penjualan produk kesehatan, tidak hanya produk Kalbe Farma,” ujarnya.
Selain itu pada 2016, lewat anak usahanya PT Karsa Lintas Buana yang berfokus di ranah digital, Kalbe Farma meluncurkan klik-apotek.com sebagai layanan e-dagang untuk produk-produk obat yang penjualannya membutuhkan resep dari dokter.
Pengembangan mitra
Kalbe Farma juga mendorong digitalisasi dengan mitra dan konsumen. Untuk mitra, Vidjongtius menyebutkan perseroan membantu apotek-apotek yang dinilai agak terlambat dalam melakukan transformasi digital, dengan menyiapkan aplikasi untuk mempermudah order dan logistik.
“Dari EMOS (electronic mobile online system) yang kami buat, apotek mitra kami bisa memonitor ketersediaan stok obat-obatan dari suplier, besaran tagihan, dan dapat melakukan order 24 jam,” ujarnya.
Bagi Vidjongtius, ekosistem yang berusaha Kalbe Farma bangun harus menjadi jaringan sehingga konsumen tak hanya mendapat layanan tunggal. Ekosistem tersebut juga harus mengintegrasikan data sehingga perusahaan bisa membuat produk atau layanan yang bernilai tambah serta memberi pengalaman terbaik bagi konsumen.
Vidjongtius yakin, bila fungsi dari ekosistem sesuai dengan visi perusahaan, maka kinerja dari setiap lini bisnis utama Kalbe Farma mulai dari obat farmasi, obat bebas, makanan-minuman nutrisi, serta distribusi dan logistik, akan ikut terangkat.
Belanja modal Kalbe Farma pada tahun 2019 ini mencapai Rp 1,5 triliun. Anggaran tersebut rencananya akan dialirkan ke berbagai proyek yang berlangsung tahun ini hingga beberapa tahun ke depan, seperti contohnya pengembangan pabrik bahan baku obat dan produk biologi di Cikarang, Jawa Barat.
Pabrik tersebut akan memproduksi erythropoietin (EPO) yang sangat dibutuhkan dalam proses pengobatan gagal ginjal dan kanker. Produk ini ditujukan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri dan direncanakan akan diekspor ke pasar regional ASEAN dan beberapa negara lainnya.
Untuk pengembangan teknologi produk baru, Kalbe Farma juga tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi dari sejumlah negara seperti Korea, China, Jepang, India dan beberapa negara Eropa. Bentuk kemitraan atau kerja sama dengan perusahaan-perusahaan farmasi global akan diarahkan ke sisi pemberdayaan melalui transfer teknologi.
Dari total dana belanja modal tersebut, Kalbe Farma tetap konsisten mengganggarkan dana untuk investasi digital yang besarannya ada di kisaran Rp 50 miliar – Rp 100 miliar per tahun. “Di atas Rp 100 miliar juga tidak masalah karena kita tidak tahu potensi ke depan seperti apa. Namun untuk angka itu tentunya akan kita evaluasi terlebih dahulu,” ujarnya.
Kalbe Farma akan memanfaatkan teknologi untuk meletakkan dasar bagi sistem yang siap berkompetisi di pasar, dengan cara membangun platform dan kerja sama digital dengan perusahaan lain.
Ujung-ujungnya, teknologi akan membuat perusahaan efisien di pasar dan mendapat informasi lebih lengkap di dalam ekosistem. Diharapkan melalui ekosistem digital yang tengah dibangun, Kalbe Farma akan menjadi lebih relevan dengan zaman, pasar, dan segmen konsumen baru.