Hutan Lindung Malang Selatan Ideal untuk Lutung Jawa
Hutan lindung di Malang selatan, Jawa Timur, masih ideal untuk habitat lutung jawa. Selain jumlah pakan yang tersedia mencukupi, minimnya angka perburuan juga menjadi faktor pendukung utama.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Hutan lindung di Malang selatan, Jawa Timur, masih ideal untuk habitat lutung jawa. Selain jumlah pakan yang tersedia mencukupi, minimnya angka perburuan juga menjadi faktor pendukung utama.
Berdasarkan penghitungan awal The Aspinall Foundation Indonesia Program (TAFIP) pada tahun 2010-2014, hanya ada 53 lutung jawa (Trachypithecus auratus) di hutan Malang selatan. Setelah 11 kali pelepasliaran, berdasarkan TAFIP 2018, hidup 143 lutung di kawasan yang sama.
Sejak tahun 2012 hingga saat ini, telah dilepaskan 80 lutung. Masing-masing di hutan Coban Talun, Batu, sebanyak 23 ekor dan Malang selatan 57 ekor.
”Ada kecenderungan populasi lutung bertambah di kawasan tersebut. Sebanyak 25 bayi lutung dilahirkan pasca-pelepasliaran,” kata Manajer Proyek Javan Langur Center (JLC)-TAFIP Iwan Kurniawan, Jumat (26/4/2019).
Menurut Iwan, selain berkembang biak dalam kelompok yang terbentuk mulai dari tempat rehabilitasi, lutung pelepasliaran itu juga bergabung dengan lutung-lutung liar lain.
Dalam perkembangannya, kendati relatif aman dari proses perburuan, menurut Iwan, pihaknya juga tetap menerjunkan pengawas. ”Kami menempatkan orang untuk memonitor secara intensif. Dan, alhamdulillah, sejauh ini hampir tidak terjadi perburuan di kawasan itu. Mungkin pemburunya paham ada petugas yang terus mondar-mandir mengawasi,” tuturnya.
Sabtu (27/4/2019) pagi, JLC-TAFIP akan kembali melepasliarkan empat lutung ke kawasan hutan lindung Malang selatan. Kali ini, hewan-hewan itu bakal dilepaskan di Blok Hutan Rantewulung, Kecamatan Sumbermanjing Kulon.
Iwan mengatakan, satwa-satwa itu telah melalui serangkaian proses rehabilitasi, termasuk pemeriksaan kesehatan. Mereka adalah Luki (5 tahun 3 bulan) dan pasangannya, Ifa (4 tahun 4 bulan), serta Jumadi (4 tahun) dan pasangannya, Wingky (4 tahun 7 bulan).
Luki berasal dari penertiban Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat. Sementara Ifa, Jumadi, dan Wingky berasal dari penyerahan masyarakat di Jombang, Jember, dan Pasuruan, Jawa Timur. Kini, JLC masih merawat 19 lutung.
”Pelepasliaran kali ini menjadi yang terakhir untuk Malang selatan. Populasinya sudah mencukupi. Setelah ini, kami akan memilih kawasan Taman Hutan Raya Raden Suryo di perbatasan Batu dengan Pasuruan (Malang utara),” ujar Iwan.
Ida Junyati Masnur, dokter hewan dari TAFIP Bandung, menjelaskan, Luki dan lutung lainnya telah melalui pemeriksaan kesehatan terakhir sebelum dilepasliarkan. Secara fisik, semua dinyatakan sehat.