Pemetaan politik di DPR akan terlihat lebih jelas setelah KPU menyelesaikan rekapitulasi suara. Sementara itu, sejumlah parpol baru menjadikan capaian kursi di DPRD sebagai batu loncatan.
Oleh
Agnes Theodora, Iksan Mahar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS— Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto meyakini, koalisi partai politik pendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin di DPR tetap akan solid. Golkar juga akan mendukung Jokowi-Amin sampai 2024.
Hasil hitung cepat Litbang Kompas menunjukkan, ada sembilan parpol yang lolos ambang batas parlemen. Sebanyak lima parpol dengan total perolehan suara DPR 53,87 persen kini ada di koalisi pendukung Jokowi-Amin. Empat partai lainnya, dengan gabungan suara 36,26 persen, masuk da-
lam koalisi partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Penghitungan itu memang bukan hasil resmi karena berasal dari hitung cepat. Hasil resmi Pemilu 2019 akan mengacu pada hasil rekapitulasi suara oleh KPU yang sampai saat ini masih berlangsung.
Meski demikian, hasil hitung cepat itu antara lain memberikan gambaran bahwa koalisi Jokowi-Amin akan lebih ”gemuk” karena mendapat kursi lebih banyak di DPR. Koalisi yang ”gemuk” cenderung menghadapi tantangan soliditas akibat banyaknya kepentingan yang harus dikelola,
Terkait hal itu, Airlangga, Rabu (24/4/2019), di Jakarta, meyakini, soliditas koalisi Jokowi-Amin, di mana Golkar menjadi salah satu anggotanya, akan tetap terjaga dengan kekuatan mayoritas di DPR.
Menurut Airlangga, komposisi kekuatan di DPR akan terlihat lebih jelas setelah ada hasil rekapitulasi suara resmi oleh KPU. Capaian suara itu juga masih akan dikonversi ke kursi. Konversi ini bisa membuat pemetaan politik di DPR berdasarkan kursi berbeda dengan capaian suara.
”Karena ini bergantung pada perwilayahan. Ada dapil yang harga kursinya ’mahal’, ada juga yang relatif lebih rendah,” katanya.
Parpol baru
Dari empat parpol baru yang berkontestasi di Pemilu 2019, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Berkarya, dan Partai Garuda, diperkirakan tidak ada yang mendapat suara mencapai ambang batas parlemen 4 persen.
Meski demikian, di tingkat lokal, sejumlah parpol baru itu mampu mendapatkan suara yang signifikan untuk mengamankan kursi, baik di DPRD provinsi maupun kabupaten/kota.
Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengatakan, kegagalan mengirim kader ke DPR menjadi pelajaran untuk mematangkan diri dalam memperjuangkan perubahan di legislatif. PSI akan memaksimalkan kesempatan mewakili rakyat di DPRD.
”Tuhan sayang kepada PSI sehingga kami tidak diberi amanah yang terlalu berat di DPR. Kami akan menyeriusi kepercayaan yang diberikan masyarakat di tingkat daerah sebagai pembelajaran untuk memenuhi janji politik,” kata Raja.
Beberapa daerah yang tercatat berhasil diamankan PSI adalah DPRD Provinsi DKI Jakarta dan Sulawesi Utara, serta beberapa kota, seperti Manado (Sulut), Surabaya (Jatim), Bandung (Jabar), Malang (Jatim), dan Kupang (NTT).
Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, PSI mendapat suara 2,03 persen di tingkat DPR. Sementara berdasarkan hasil hitung cepat CSIS-Cyrus Network, parpol yang didominasi anak muda itu mendapat suara di DKI Jakarta 7,98 persen. Perolehan suara itu di posisi keempat setelah PDI-P, PKS, dan Gerindra. Di beberapa daerah lain, PSI juga diprediksi bisa mendapat kursi DPRD.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, capaian parpolnya di level daerah bisa menjadi modal dasar untuk mengikuti Pemilu 2024. Capaian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota memberi peluang bagi parpol itu untuk memperkuat jaringan dan mendekatkan diri dengan konstituen di basis daerah pemilihan.”
Bagi Perindo, capaian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota memberi peluang partai memperkuat jaringan dan mendekatkan diri ke konstituen. Apalagi, menurut Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq, isu yang ditangani DPRD provinsi dan kabupaten/kota acap kali menyangkut kehidupan sehari-hari masyarakat.
”Dengan begini, lima tahun ke depan, di setiap daerah dan dapil-dapil (daerah pemilihan) tertentu, Perindo punya wajah yang mewakili dan rekam jejak kinerja. Kalau anggota DPRD terpilih kami bisa berkontribusi maksimal bagi masyarakat di daerahnya, tentu pada pemilu berikutnya capaian suara kami bertambah,” kata Rofiq.
Berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas, Perindo mendapat 2,85 persen suara di DPR. Rofiq mengatakan, di beberapa daerah, seperti Sumatera Utara, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, dan beberapa daerah di wilayah Indonesia timur, pihaknya optimistis akan mendapat kursi DPRD.
Persaingan di pemilu serentak kali ini, menurut Rofiq, memang berat bagi parpol baru. Dengan adanya syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen suara, parpol baru harus menghadapi ”perlawanan” yang sengit dari parpol lama yang umumnya memiliki modal kapital dan sosial lebih matang.
”Ini tantangan besar untuk partai baru yang modal kapitalnya masih sangat sedikit serta belum punya modal sosial juga,” katanya.