ATAMBUA, KOMPAS—Kemajuan pendidikan di Nusa Tenggara Timur menjadi prioritas pemerintah. Tahun ini alokasi dana khusus dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berkisar Rp 3,7 triliun.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dalam kunjungan kerja untuk memantau ujian nasional SMP di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Rabu (24/4/2019), mengatakan bahwa bantuan pendidikan bagi NTT lewat dana alokasi khusus dan bantuan langsung dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terbesar.
Dana alokasi khusus itu Rp 3,7 triliun, terdiri dari nonfisik Rp 2,963 triliun dan fisik Rp 744 miliar. Dana itu di luar dana alokasi umum untuk gaji dan tunjangan profesi guru.
Muhadjir mengatakan, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar NTT jadi perhatian khusus. ”Pemerintah terus memberi afirmasi kepada NTT untuk mengatasi ketertinggalan,” ujarnya saat berdialog dengan guru dan siswa di SMAN 1 Atambua. Acara itu dihadiri antara lain Wakil Gubernur NTT Josef A Nae Soi dan Bupati Belu Willybrodus Lay.
Pemerintah terus memberi afirmasi kepada NTT untuk mengatasi ketertinggalan.
Seiring tingginya minat belajar siswa, pemerintah daerah harus menjamin layanan pendidikan bermutu. Fasilitas sekolah dan guru yang baik mesti disediakan agar kemampuan akademik siswa NTT setara anak-anak di daerah lain. Kemajuan pendidikan di daerah itu juga penting untuk meningkatkan mutu buruh migran. Di Malaysia, misalnya, banyak tenaga kerja indonesia (TKI) yang berasal dari NTT.
[caption id="attachment_10314245" align="alignnone" width="720"] Mendikbud Muhqdjir Effendy (tengah) meninjau pelaksanaan UNBK tingkat SMP di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Rqbu (24/4/2019)[/caption]
Penyelenggaraan ujian
Terkait penyelenggaraan UN Berbasis Komputer (UNBK), Kemdikbud mendorong supaya penyelenggaraan UNBK di daerah bisa 100 persen. Untuk daerah yang belum bisa melaksanakan UNBK, pemda diminta membantu pemenuhan laboratorium Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah-sekolah. "Kemdikbud mendukung digitalisasi laboratorium dalqm rangka mempersiapkan siswa masuk era industri 4.0," kata Muhadjir.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu Marsianus Loe mengatakan, untuk tingkat SMP di Kabupaten Belu, baru tahun ini menyelenggarakan UNBK. Baru 4 sekolah dari total 48 SMP yang menggelar UNBK. Itu pun dengan menumpang di SMA/SMK yang menyelenggarakan UNBK.
"Di SMP masih terkendala sarpras komputer dan jaringan internet. Namun, pemda punya program untuk mendukung TIK di sekolah. Tahun ini ada 11 SMP mendapat bantuan. Selain itu ada bantuan dari Kemdikbud. Tahun depan penyelengaraan UNBK bisa bertambah," ungkap Marsianus.
Kepala SMPN 1 Atambua Agustina Asa menuturkan, sekolah sebenarnya punya komputer, namun sudah rusak. Penyelenggaraan UNBK pertama kali dengan menumpang di SMAN 1 Atambua. Sebanyak 571 siswa ikut UNBK yang digelar tiga sesi di enam ruangan.
Pada acara itu, Kemdikbud menyerahkan bantuan paket TIK yang terdiri dari 20 komputer untuk mendorong penyelenggaraan UNBK dan pembelajaran dengan TIK. Ada tiga SMP negeri dan swasta yang mendapat bantuan.
Wakil Gubernur NTT mengatakan, transformasi semua komponen pendidikan sedang dijalalankan. Kapasitas pendidik, tenaga kependidikan, dan fasilitas pendidikan yang baik diprioritaskan di semua sekolah.