Wapres: Indonesia Perjuangkan Kepentingan Nasional di Forum BRI
Oleh
ANITA YOSSIHARA, DARI BEIJING, CHINA
·2 menit baca
BEIJING, KOMPAS — Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri pertemuan para pemimpin negara yang tergabung dalam Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) di Beijing, China, pada 25-27 April 2019. Kepentingan nasional menjadi hal yang paling utama untuk diperjuangkan delegasi Indonesia dalam konferensi tersebut.
Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma pada Rabu (24/4/2019) sekitar pukul 10.00. Turut dalam lawatan itu Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi dan M Ikhsan, serta M Awal Chairuddin.
”Tentu dalam rangka One Belt One Road itu tidak semua berarti kita ikuti. Kita tetap mendahulukan kepentingan kita, kepentingan Indonesia,” kata Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Kalla menegaskan, delegasi Indonesia akan memperjuangkan kepentingan nasional dalam kerja sama BRI yang diinisiasi Presiden China Xi Jinping. Hal ini berarti tidak semua usulan atau tawaran kerja sama yang dibicarakan dalam KTT BRI akan diikuti. Hanya tawaran kerja sama yang sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia yang dipertimbangkan untuk diterima.
Kalla menjelaskan, BRI berbeda dengan Indo-Pasifik. Menurut dia, Indo-Pasifik lebih mendahulukan kepentingan yang bersifat politis, sementara BRI merupakan inisiatif yang lebih condong pada kerja sama ekonomi dan pembangunan.
KTT Ke-2 BRI itu akan dihadiri 37 pemimpin negara. Salah satu kesepakatan yang diharapkan muncul dalam pertemuan itu adalah pembiayaan sejumlah proyek pembangunan, promosi pertumbuhan hijau, dan lain-lain.
China menginisiasi BRI untuk menghidupkan kembali jalur sutra perdagangan lintas benua berabad-abad lampau. Saat itu, aktivitas perdagangan sudah terhubung dari Benua Asia, Eropa, hingga Afrika. Jalur perdagangan sepanjang ribuan kilometer itu kemudian dikenal dengan Jalur Sutra.
Penyebutan Jalur Sutra sendiri didasarkan pada komoditas utama yang diperjualbelikan, yakni sutra dari China. Meski begitu, ada pula komoditas lain yang diperjualbelikan di sepanjang jalur sutra.
Presiden Xi Jinping menginginkan jalur perdagangan tersebut kembali diaktifkan. Tak hanya menginisiasi BRI, China juga melakukan investasi besar-besaran di puluhan negara yang dilintasi jalur sutra. Hingga saat ini setidaknya China telah mengucurkan dana hingga 190 miliar dollar AS untuk pembangunan infrastruktur di banyak negara.
Selain menghadiri pertemuan para pemimpin negara anggota BRI, Wapres Kalla juga akan menggelar sejumlah pertemuan bilateral serta menghadiri berbagai forum bisnis. Juru Bicara Wapres Hussein Abdullah menambahkan, Wapres juga akan menyempatkan singgah ke Masjid Dongzhimen untuk menjalankan shalat Jumat.