Otomotif Optimistis Meski Masih “Wait and See”
Pemilihan presiden sudah selesai dan publik kini tinggal menunggu kepastian siapa pemenangnya sesuai dengan hasil rekapitulasi perolehan suara yang dihitung oleh Komisi Pemilihan Umum pada Mei mendatang. Riuh-reda politik dalam negeri yang sempat menghangat karena tarik-menarik dukungan dan panasnya kritik melalui media sosial mulai mereda.
Kegemparan itu kini telah jauh berkurang. Kekhawatiran dan keresahan yang dirasakan publik, khususnya dunia usaha dan industri tensinya mulai menurun. Situasi ekonomi dan politik di dalam negeri mulai berjalan normal meski belum sepenuhnya kembali pada format sebelumnya.
Kalangan dunia usaha kembali melihat potensi ekonomi Indonesia masih bergairah meskipun dalam kondisi wait and see. Hal itu pula yang diyakini oleh beberapa kalangan dunia usaha termasuk para pemain di pasar otomotif domestik.
Mereka berharap dengan usainya pilpres dan adanya kepastian pemenang pada Mei mendatang, serta bisa diterima siapa pun pemenangnya oleh semua pihak akan membuat pasar kembali lebih nyaman dan memiliki daya serap yang lebih kuat. Dengan demikian pasar otomotif domestik akan tumbuh lebih baik atau minimal sama dengan angka penjualan tahun 2018 yang totalnya mencapai 1,15 juta unit.
Optimisme itu muncul setelah melihat angka penjualan otomotif periode Januari-Maret 2019 yang tidak terlalu terjun bebas dibandingkan tahun 2018. Pada periode tiga bulan tahun 2019, Agen Pemegang Merek (APM) mampu membukukan penjualan sebesar 253.863 unit, lebih kecil 38.300 unit dibandingkan tahun 2018 mencapai 292.163 unit.
Angka ini memang tidak bisa dikatakan sedikit, namun paling tidak dalam situasi panas di awal tahun 2019 sampai dengan berlangsungnya pilpres 17 April 2019, publik umum, institusi, dan dunia usaha masih menunggu kepastian situasi.
Dengan usainya pilpres, masih panjangnya waktu masa penjualan, serta masih adanya Lebaran dan Natal, diyakini akan mendongkrak pasar. Apalagi dalam sisa waktu delapan bulan tersebut masih ada dua momen besar pameran otomotif di Indonesia, yakni Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 pada 25 April- 5 Mei dan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), yang keduanya akan berlangsung di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Paling tidak angin segar pertama pasca pilpres yang akan dirasakan pelaku otomotif adalah gelaran IIMS. Sebab dalam waktu 11 hari tersebut acara ajang pamer otomotif yang diselnggarakan oleh PT Dyandra Promosindo Tbk akan mengusung serangkaian inovasi dengan tiga pilar, yakni spirit digitalisasi, Electric Vehicle (EV), dan membuka ruang yang lebih luas dan berani bagi karya anak bangsa.
Masih ada dua momen besar pameran otomotif di Indonesia, yakni Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 pada 25 April- 5 Mei dan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS)
Melihat Perkembangan
Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Johnny Darmawan, Rabu (24/4/2019) di Jakarta mengatakan, kondisi saat ini memang sudah lebih reda dari keramaian politik, namun semua pihak tetap harus melihat perkembangan pemerintahan terpilih.
“Setuju atau tidak setuju, perkembangan pasar otomotif ini sangat tergantung dari kebijakan pemerintah. Ada kepastian kebijakan maka potensi pasar pasti terdongkrak,” kata Johnny yang juga Wakil Ketua Kadin Bidang Otomotif.
Meski demikian, Johnny tetap yakin, dengan kondisi geopolitik dan ekonomi seperti saat ini, pasar otomotif nasional masih sangat prospektif. Hal ini bisa dilihat dari rasio kendaraan dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang masih sangat kecil.
Selain itu, otomotif di Indonesia masih diandalkan sebagai alat transportasi karena kondisi transportasi publik di Indonesia yang belum sepenuhnya efisien dan nyaman. Penyebaran populasi kendaraan khususnya mobil masih terpusat di Pulau Jawa sehingga masih terbuka luas potensi pasar di luar Pulau Jawa.
“Yang paling penting GDP per kapita Indonesia masih di sekitar 3.300 dollar AS. Jika bisa didongkrak lebih tinggi lagi, pasar otomotif pasti akan melejit. Sebab optimisme dan kerja keras pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan jadi penentu. Bandingkan dengan China yang GDP-nya sudah 4.000 dollar AS per kapita. Biasanya dengan tingkat GDP diatas 4.000 dollar AS per kapita akan banyak orang membeli mobil,” ujar Johnny yang juga pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia.
Baca juga : Tantangan dan Peluang
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan, pilpres cukup berdampak pada bisnis otomotif. Data menunjukkan pasar dalam tiga bulan pertama sempat tertekan. Sebab ada beberapa konsumen yang melakukan wait and see sampai kondisi yang terjadi mereka rasa sudah stabil betul.
“Namun berapa angka dan wilayahnya, saya belum tahu persis dan masih kita monitor. Meski demikian tren pasar tetap bagus meski agak turun. Sebab jika menilik data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor) penjualan Maret sudah mencapai 90.100 unit, sedangkan Februari 81.684 unit. Data ini kan menunjukkan penjualan sudah lebih baik,” kata Anton.
Selain itu, beberapa produk baru dilepas oleh APM termasuk yang dilakukan PT TAM dengan New Avanza yang diluncurkan pada pertengahan Januari 2019. Dengan demikian belum bisa memenuhi seluruh permintaan konsumen. Oleh sebab itu saat ini produksi terus digenjot bertahap untuk mengejar angka pemesanan yang terus naik.
Fakta ini jelas menunjukkan adanya kegairahan pasar. Sebab pertumbuhan pasar yang masih relatif baik dalam tiga bulan pertama tahun 2019 itu karena dampak pemenuhan dari keinginan konsumen akan model baru. Misalnya dampak dari penjualan Toyota Rush yang dilepas pada akhir 2017, serta beberapa kendaraan multiguna (MPV) dari APM lainnya di semester kedua tahun 2017.
“Dengan akan makin ramainya produk baru di tahun 2019 pasca pilpres, pasar akan lebih bergairah. Ditambah lagi masih banyak momen dan agenda besar yang akan digelar di tahun ini. Saya optimis pasar tetap akan prospektif, meski masih ada prinsip kehati-hatian dari konsumen,” tegas Anton.
Memanfaatkan Pameran
Hal senada disampaikan Director of Sales & Marketing Division PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Iwan Kuncoro. Menurut Iwan, pasar otomotif saat ini sepertinya masih wait and see terkait dengan periode pilpres.
Namun, ia yakin karena di bulan April ini akan ada pameran otomotif IIMS. Dalam ajang itu Mitsubishi juga akan pamerkan produk terbaru untuk merebut ceruk pasar yang masih terbuka lebar. Ditambah lagi masih adanya periode Lebaran.
“Pengalaman selama ini pada momen Lebaran, pasti akan mengalami peningkatan permintaan unit kendaraan. Selain itu masih ada GIIAS yang tetntunya akan kita manfaatkan semaksimal mungkin merangsang konsumen dengan berbagai kejutan produk Mitsubishi,” kata Iwan.
Dengan demikian diharapkan ada peningkatan permintaan di kuartal tersebut. Pihaknya menargetkan penjualan pada tahun 2019 ini sebesar 150.000 unit. Angka tersebut diyakini akan tercapai karena prospek pasar yang cukup baik di sisa waktu tahun 2019.
Bahkan menurut Direktur Pemasaran PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy, prospek pasar otomotif masih sangat cerah. Saat ini, konsumen tetap masih prudent (hati-hati) dengan begitu pasar boleh dibilang moderat. Minimal dalam waktu dekat ini tidak akan terjadi lonjakan pasar.
“Kelihatannya pasar tidak akan terpangkas atau turun jauh lah. Selama ini kan ada semacam gambaran kekhawatiran banyak pihak pasar akan jatuh karena situasi yang berkembang belakangan ini. Faktanya kan tidak, jadi masih positif,” ujarnya
Meski pasar relatif baik, tambah Jonfis, sektor otomotif tetap harus dirangsang dengan insentif. Hal ini untuk menjaga kondisi stok mobil tetap bisa dikendalikan sehingga bisnis bisa berjalan lancar.