JAKARTA, KOMPAS - Sejumlah bank kecil menargetkan agar segera naik kelas menjadi bank menengah pada 2019. Beberapa bank yang sedang memantapkan langkah menuju target ini adalah PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, Herry Sidharta, mengatakan, BNI sebagai induk perusahaan berencana agar BNI Syariah segera masuk ke dalam kategori bank menengah atau Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III pada tahun ini.
“Untuk menambah modal, kami menilai BNI Syariah belum perlu melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) tahun ini. IPO hanya akan menjadi langkah alternatif untuk mendapat pendanaan,” kata Herry dalam konferensi pers terkait kinerja BNI kuartal I-2019 di Jakarta, Rabu (24/4/2019).
BUKU adalah tingkat kelompok perusahaan perbankan berdasarkan jumlah modal inti. Bank BUKU III harus memiliki modal minimal dari Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun.
Menurut Herry, BNI akan memperkuat BNI Syariah untuk meningkatkan penerimaan laba. Salah satu strategi adalah mengalihkan aset BNI yang berada di Aceh menjadi milik BNI Syariah. Pengalihan akan dilakukan sebab pemerintah daerah Aceh mengesahkan aturan baru agar seluruh lembaga jasa keuangan yang beroperasi di Aceh menganut prinsip syariah.
BNI akan memperkuat BNI Syariah untuk meningkatkan penerimaan laba. Salah satu strategi adalah mengalihkan aset BNI yang berada di Aceh menjadi milik BNI Syariah
Saat ini, modal inti BNI Syariah sebesar Rp 4,2 triliun. Dengan demikian, BNI Syariah membutuhkan sedikitnya Rp 800 miliar untuk memenuhi ketentuan masuk kategori BUKU III. Dengan pengalihan aset, tutur Herry, BNI Syariah akan memeroleh tambahan Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar.
Target untuk menjadi bank menengah diperkirakan dapat tercapai. Apalagi, BNI Syariah berencana untuk memeroleh laba sekitar Rp 500 miliar pada tahun ini.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama BRI Agro, Agus Noorsanto menyampaikan, BRI Agro berencana untuk menjadi bank menengah pada akhir September 2019. Langkah yang akan dilakukan untuk menambah modal adalah dengan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issues.
“Saat ini, modal inti BRI Agro sebesar Rp 4,5 triliun. Kami membutuhkan sekitar Rp 500 miliar hingga 700 miliar (untuk memenuhi ketentuan),” ucap Agus.
Ia melanjutkan, dengan menjadi bank BUKU III, opsi bisnis bank dapat bertambah. Misalnya, bank dapat bekerja sama dengan asuransi melalui program bancassurance. Selain itu, penilaian kinerja bank akan semakin baik sehingga akses pada sumber pendanaan menjadi lebih terbuka.