Sri Lanka Cabut Jam Malam, Jumlah Korban Tewas Melonjak Jadi 290 Orang
Oleh
Kris Mada
·2 menit baca
COLOMBO, SENIN — Aparat Sri Lanka mencabut jam malam yang diberlakukan selepas serangkaian pengeboman pada Minggu (21/4/2019). Meskipun demikian, aparat tetap meminta semua pihak waspada pada kemungkinan serangan lanjutan.
Sri Lanka diguncang serangkaian pengeboman di beberapa gereja dan hotel. Dalam pengumuman pada Senin (22/4/2019), disebut total 290 orang tewas dan 500 orang lainnya terluka akibat serangan itu. Kementerian Luar Negeri Sri Lanka menyebutkan, di antara korban tewas, sedikitnya terdapat 37 warga asing.
Hingga kini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Polisi mengatakan, hingga Senin, 24 orang ditangkap.
Setelah pengeboman, Minggu kemarin, aparat memberlakukan jam malam dan melarang pihak-pihak yang tidak punya izin atau kewenangan untuk berada di tempat umum selepas pukul 18.00.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena meminta sidang keamanan darurat pada Senin ini. Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe hadir dalam rapat itu. Sirisena membatalkan sejumlah jadwal lawatannya di luar negeri dan langsung pulang. Militer mengamankan bandar udara Colombo untuk mempersiapkan kepulangan Sirisena.
Kala serangan terjadi, Sirisena sedang di luar negeri. Ia tetap pergi ke luar negeri meski beberapa hari kepolisian Sri Lanka sudah memperingatkan kemungkinan serangan bom di negara itu.
Wickremesinghe mengakui, ada informasi soal potensi serangan kemarin. Akan tetapi, kabinet tidak mendapat informasi mendalam tentang hal itu.
Kemungkinan serangan lanjutan dikhawatirkan masih ada. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) meminta warganya menjauhi tempat-tempat umum atau tempat yang berpotensi menjadi lokasi serangan. Sebagian korban serangan kemarin adalah warga AS.
Penjagaan
Meski jam malam dicabut pada Senin pagi, aparat bersenjata masih tersebar di berbagai penjuru Colombo. Tentara berpatroli dengan kendaraan lapis baja. Sebagian lagi berjaga-jaga dengan menyandang senapan mesin.
Penjagaan termasuk di lokasi-lokasi serangan. Selain itu, ada pula penjagaan di kantor-kantor pemerintahan, tempat umum, dan tempat ibadah. Apalagi, sejumlah rumah ibadah dilaporkan terbakar pada Minggu malam. Polisi masih menyelidiki, apakah kebakaran itu terkait dengan serangan pada Minggu siang atau tidak.
Sri Lanka sudah bertahun-tahun tidak mengalami teror. Negara di Samudra Hindia itu pernah mengalami masa bertahun-tahun dilanda kekhawatiran penembakan dan pengeboman akibat perang saudara. Perang itu berakhir setelah pemberontak Macan Tamil setuju berdamai dengan pemerintah. (REUTERS)