logo Kompas.id
UtamaKapal Tuna Ditinggalkan
Iklan

Kapal Tuna Ditinggalkan

Oleh
BM Lukita Grahadyarini
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lO0DbsLA1BQbDyjEPnMB7WbOy4w=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2FIMG_1212SILO.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Ikan tuna sirip kuning dijual di Pasar Mardika, Kota Ambon, Maluku, Kamis (14/2/2019), dengan harga Rp 30.000 per kilogram. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, potensi ikan di Maluku sekitar 3 juta ton per tahun atau 30 persen dari total potensi ikan nasional.

JAKARTA, KOMPAS — Kapal-kapal rawai tuna atau longline mulai ditinggalkan. Regulasi yang dinilai memberatkan membuat usaha penangkapan tuna beralih ke komoditas lain, seperti cumi.

Ketua II Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Dwi Agus mengemukakan, 573 kapal terdaftar di ATLI. Namun, dari jumlah itu, kapal rawai tuna menyusut, yakni dari 278 unit pada 2017 menjadi tinggal 248 unit pada 2018. Sebagian telah beralih ke kapal cumi, yakni dari 236 unit pada 2017 menjadi 240 unit pada 2018.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000