BTN CLS Knights Indonesia menatap final ASEAN Basketball League setelah menang 86-77 atas Mono Vampire Thailand, Minggu (21/4/2019) malam, di Gedung Olahraga Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — BTN CLS Knights Indonesia menatap final ASEAN Basketball League setelah menang 86-77 atas Mono Vampire Thailand, Minggu (21/4/2019) malam, di Gedung Olahraga Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur.
Namun, kepastian ke final masih memerlukan satu kemenangan lagi di laga tandang, Rabu (24/4/2019). Jika menang, CLS Knights akan menghadapi Singapore Slingers di partai puncak. Jika kalah di laga tandang, tim ”Kesatria” harus menjalani duel penentuan, Minggu (28/4/2019, di Surabaya.
Kemenangan atas Mono Vampire tak lepas dari kegemilangan penampilan para pemain asing CLS Knights. Maxie Esho mencetak poin tertinggi dengan 21 poin, 7 rebound, 4 asis, dan 2 steal. Brandon Jawato mencetak 18 angka, 5 rebound, dan 2 asis. Pengatur serangan CLS, Douglas Herring Jr, turut cemerlang dengan 13 angka, 6 asis, dan 5 rebound.
Bagi Mono Vampire, kegemilangan penampilan sang kapten Romeo Travis gagal menaklukkan Kesatria di hadapan hampir 4.000 pendukung setia tuan rumah. Romeo menjadi top scorer bagi Mono Vampire di laga itu dengan 16 angka. Selanjutnya, bekas pemain CLS Knights, Frederick Lish, turut menyumbang 15 poin.
Laga berjalan ketat di dua kuarter awal dari empat kuarter. Tim tamu sempat dominan di 10 menit awal laga. Tyler Lamb dan Romeo Travis menjadi motor sukses untuk mengobrak-abrik pertahanan CLS Knights dengan sumbangan 13 poin di kuarter pertama.
Namun, tuan rumah tidak mau dipermalukan. Mereka bangkit di kuarter kedua dan menutupnya dengan skor 40-40. Di kuarter ketiga, Kesatria mendapat momentum dan berbalik unggul. Kelebihan itu mampu dipertahankan di kuarter keempat sampai pertandingan usai.
Pelatih CLS Knights Brian Rowson mengatakan, kemenangan itu mengerek semangat anak asuhnya untuk menghadapi laga tandang. Mereka berani merajut mimpi sebagai juara. ”Saya ingin tim menang di rumah mereka,” katanya dalam jumpa pers seusai laga.
Brian mengatakan, dengan permainan serupa, yaitu tidak memberikan kesempatan kepada lawan, CLS Knights berpeluang kembali menggulung Mono Vampire. Namun, Kesatria harus lebih cerdik sekaligus mematikan jika berambisi ke final, bahkan menjadi juara.
Aif Hidayat, pemain CLS Knights, menambahkan, mereka mampu menang lagi bahkan mungkin menjadi juara jika memberikan segala yang terbaik. ”Seluruh kemampuan harus dikerahkan dan dikeluarkan,” ujar pemain lokal yang mencetak 11 poin di laga tadi.
CLS Knights, satu-satunya tim asal Indonesia di ABL, perlu segera mempersiapkan diri untuk laga tandang. Kemenangan tandang menjadi kebutuhan mutlak jika Kesatria ingin ke final dan bermimpi menjadi juara pada musim kedua mereka di kompetisi bergengsi tersebut.