Windy Cantika Aisah menjawab tantangan pertama untuk menembus Olimpiade 2020 dengan memecahkan tiga rekor dunia remaja. Ini awal cerah bagi lifter putri 16 tahun itu.
JAKARTA, KOMPAS — Lifter putri berusia 16 tahun Windy Cantika Aisah tampil memukau dengan memecahkan tiga rekor dunia remaja kelas 49 kilogram di Kejuaraan Asia Angkat Besi di Ningbo, China, Minggu (21/4/2019). Ini merupakan penampilan perdana Cantika di kejuaraan senior, yang juga termasuk dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Cantika bersaing dengan lawan-lawan tangguh yang berusia lebih senior darinya dan mengantongi lebih banyak pengalaman. Putri mantan lifter nasional Siti Aisah ini menjadi lifter termuda di kelasnya.
Dia sukses memecahkan rekor untuk angkatan snatch 80 kg, clean and jerk 97 kg, dan angkatan total 177 kg. Cantika melewati standar angkatan yang ditetapkan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), yaitu snatch 77 kg, clean and jerk 96 kg, dan total 172 kg.
Meski berhasil memecahkan rekor dunia remaja, posisi Cantika menempati peringkat ketujuh di Kejuaraan Asia. Lifter tuan rumah China, Huo Zhihui, menempati peringkat teratas dengan total angkatan 208 kg (snatch 92 kg, clean and jerk 116 kg). Ri Song Gum (Korea Utara) berada di peringkat kedua. Menyusul lifter China, Zhang Rong, berada di urutan ketiga.
Pelatih Kepala Tim Angkat Besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, Cantika merupakan harapan Indonesia untuk meneruskan prestasi Sri Wahyuni Agustiani. ”Angkatan Cantika memang belum sedahsyat Sri Wahyuni yang bisa meraih perak Olimpiade 2016 dan Asian Games 2018. Tetapi, dalam waktu empat tahun pembinaan, kami harapkan Cantika bisa menjaga tradisi medali Asian Games,” ujar Dirdja dari Ningbo, China.
Di panggung kejuaraan, Cantika tampil dengan percaya diri. Dia tidak terlihat gugup meskipun ini penampilan perdananya di Kejuaraan Asia.
Dirdja mengatakan, sebelum berlomba, dirinya memotivasi Cantika agar tampil maksimal. ”Saya berjanji akan membelikan Cantika sepatu kalau dia bisa melakukan semua angkatan dengan sempurna. Cara seperti ini biasanya saya gunakan untuk memotivasi atlet muda,” ujarnya.
Di kejuaraan, Cantika berhasil menjawab lima dari enam tantangan angkatan. Dia gagal menjawab angkatan clean and jerk 100 kg. Namun, menurut Dirdja, penampilan Cantika sudah sesuai prediksi tim pelatih. ”Hasil kejuaraan sangat penting untuk memotivasi Cantika. Evaluasinya adalah dia harus membenahi kekuatan dasar untuk angkatan clean and jerk,” ujar Dirdja.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia Alamsyah Wijaya mengapresiasi pencapaian Cantika. ”Dia masih remaja, tetapi mampu bersaing dengan lifter-lifter senior di kualifikasi Olimpiade. Hasil ini membanggakan, di sisi lain penuh tantangan. Kami harus menjaga Cantika agar progres penampilannya sesuai perkembangan usia,” ujarnya di Jakarta, Minggu.
Alamsyah mengatakan, berdasarkan perhitungan, Cantika berpeluang lolos Olimpiade. Setelah ikut di Kejuaraan Asia, Cantika dijadwalkan tampil di Kejuaraan Dunia Yunior di Suva, Kepulauan Fiji, 1-8 Juni 2019. Kejuaraan Asia dan Kejuaraan Dunia Yunior termasuk dalam kualifikasi Olimpiade dengan level emas atau menyediakan poin peringkat dunia tertinggi.
Cantika merupakan salah satu atlet muda yang dipanggil PB PABBSI untuk berlatih di pelatnas. Dia mengisi kelas 49 kg menggantikan Sri Wahyuni Agustiani. Harapan Indonesia mengirimkan lifter putri ke Olimpiade salah satunya dibebankan kepada Cantika sejak Sri Wahyuni cuti dari pelatnas.
Menurut Alamsyah, sebagai lifter muda, Cantika mempunyai motivasi dan semangat besar. Selanjutnya, pembinaan terhadap atlet muda seperti Cantika harus memperhatikan perkembangan postur tubuh dan berat badan. ”Perkembangan postur tubuh dan berat badan akan memengaruhi jenis dan intensitas latihan atlet remaja,” katanya.
Sebelum berangkat ke kejuaraan, Cantika mengatakan, dirinya ingin mempersembahkan yang terbaik untuk Indonesia. Dia berharap bisa melakukan angkatan melewati latihan sehari-hari. ”Ada perasaan gugup bersaing dengan senior-senior. Tetapi, saya jadikan itu sebagai motivasi,” katanya.
Pada Senin (22/4/2019), lifter senior Triyatno akan bermain di kelas 73 kg. Dia berhadapan dengan lawan tangguh ”raksasa” Asia yang mempunyai kekuatan merata, seperti lifter China dua kali juara dunia, peraih emas Olimpiade dan Asian Games, Shi Zhiyong.